Jenguk

1.1K 56 2
                                    

Happy reading guys📖

Prilly's pov

Saat ini aku, Siddharth, dan Ali sedang berada di depan pintu rumah Evi. Rumah yang tak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil ini di desain minimalis dengan warna peach, di depannya ada taman bunga tulip dan mawar. Prilly yang berdiri di depan mereka berinisiatif untuk mengetuk pintu besar di depannya.

Tok ... tok ... tok ..

Tak lama terbuka pintu tersebut dan menampilkan sosok paruh baya yang tak lain ibunda dari Evilda. "Loh nak Prilly, apa kabar? Jarang kesini lagi, yah?" kata bu Liana –ibunda Evilda– sambil memeluk Prilly. Saat melihat ada 2 pemuda di belakang sahabat putrinya itu ia pun langsung melepaskan pelukannya. "Loh nak Ali kok bisa ada di sini, sih?" tanya Liana yang menimbulkan kernyitan di dahi Prilly, 'Loh kenapa tante Liana bisa kenal sama Ali yah? Padahal kan Ali anak baru,' kata batin Prilly. Ali pun langsung menyalami Liana, "Ini tan, saya mau jenguk Evilda bareng sama Prilly dan Siddharth, kebetulan kami sekelas." kata Ali lumayan panjang. "Oh ya udah, masuk aja. Kebetulan Evi ada di kamarnya lagi istirahat," kata Liana mempersilahkan masuk Prilly dan yang lainnya.

Saat sudah masuk Prilly pun langsung meminta izin untuk ke kamar Evilda, sekaligus ia ingin bertanya kepada Evilda bagaimana ibunya bisa mengenal Ali.

Saat sudah sampai di pintu kamar Evilda yang bertuliskan kamarnya istri Abigiel membuatku tiba-tiba malu mengingat ada Siddharth di belakangku. Diam-diam dalam hati aku merutuki Evi yang memasang tulisan tersebut, aku pun melihat kebelakang dan melihat ekspresi Siddharth yang tersenyum kecil, lalu kembali menatap pintu kamar si putri khayal ini.

Setelah mengetuk dan aku pun langsung masuk. Saat pertama kali masuk aku merasa ada yang aku lupakan, tapi tidak jelas. Ya sudahlah, lebih baik aku tidak memikirkan hal itu, dan saat aku masuk aku menganga melihat keadaan ini.

Bukan, bukan karena kamar Evi yang berantakan, hanya saja aku melupakan fakta kalau di sini banyak sekali foto Siddharth yang diedit bersama Evi. Aku pun langsung meneriakinya tanpa memikirkan ke dua pria itu.

"EVILDA KEARA LAVINA!!!" teriakku yang langsung membuat Evi tersentak dari depan laptopnya dan menutup telinganya karena mendengar suaraku yang nyaring kemudian menatapku tajam tetapi hanya sesaat setelah melihat kebelakangku. Sepertinya aku melupakan sesuatu dan membalikkan badanku.

Oh, mukaku memerah padam menahan malu kepada Siddharth dan Ali yang memberikan tatapan berbeda. Jika Siddharth memberikan tatapan yang ramah seperti biasa, sedangkan Ali memberikan tatapan dengan menaikkan sebelah alisya dan tak lupa ekspresi datar namun terlihat sedikit keterkejutan pada matanya. Oh ini sungguh memalukan aku berteriak di depan mereka? Ah, rasanya pipiku panas sekali.

Author's pov

Evilda yang sedari tadi sedang memainkan laptopnya langsung menoleh kebelakang saat mendengar teriakan sahabatnya dan langsung memberikan tatapan tajamnya karena kesal dengan suara yang memekakan dari Prilly. Ya memang Prilly jarang bicara tetapi sekalinya berteriak suaranya sangat melengking. Tapi tatapannya melembut saat melihat ada Siddharth di belakang Prilly ia pun segera berjalan ke arah Siddharth.

"Eh Siddharth, kok kamu tau rumah aku, sih?" tanya Evilda, "Em sebenarnya aku hanya ingin menjengukmu karna kata prilly kamu lagi sakit jadi tidak salahkan jika aku menjengukmu atau kau merasa keberatan?" ucap Siddharth, "Ah nggak papa kok. Malah aku seneng liat kamu," kata Evilda malu-malu yang membuat Prilly mendelik geli karena merasa bahwa Evilda tak bersikap seperti biasanya. "Ih udah deh Vi, lebih baik kamu turun soalnya tadi tante Liana udah nyuruh kamu makan di bawah," kata Prilly mengalihkan perhatian Evilda dengan makanan karna Evilda memang belum makan dari pagi.

Sebelum beranjak keluar kamarnya, mata Evilda terbelalak seolah baru menyadari sesuatu. Prilly yang menyadari hal itu langsung bertanya, "Kamu kenapa, Vi?" tanyanya, "Gue lupa, gue belum mandi dari tadi pagi," kata Evilda pelan ke Prilly.

Kini Prilly pun menatap tak percaya ke Evilda, "Kamu belum mandi dari tadi pagi, Vi?" tanyanya dengan nada tertahan. Prilly memang bersuara kecil tetapi mampu didengar oleh yang lainnya.

Mendengar suara Prilly yang lumayan keras itu membuat Evilda dengan kurang ajarnya memukul bahu Prilly dengan keras, "Santai dong kalau ngomong. Nggak usah pake pengumuman gitu buat gue tengsin aja," kata Evilda.

Kemudian Evilda melihat kebelakang tepatnya ke Siddharth, pria itu terlihat menatapnya dengan tatapan yang geli dan sedikit senyum geli pun terpatri dibibirnya, "Kamu belum mandi, Vi?" tanya Siddahrth sambil menahan tawanya.

Blushhh

Sontak saja pipi Evilda memerah karena malu. iyalah, siapa sih yang enggak malu saat gebetannya tau kebiasaan jorok kamu? Evilda pun langsung mengalihkan perhatiannya ke arah lain supaya Siddharth tidak melihat pipinya yang memerah.

"Ya, namanya juga orang sakit, jadi rada males buat mandi apalagi keramas," jawab Evilda gugup, "ya udah, kalian tunggu aja diluar. Aku mau mandi dulu kalau mau makan duluan silahkan." Lanjutnya saat mendengar suara tawa kecil dari Siddharth. Ia langsung berlari menuju ke arah kamar mandinya.

Prilly yang merasa bahwa keadaan yang jadi hening langsung mengajak keduanya –Siddharth dan Ali– ke meja makan.

"Ayo kita ke meja makan, pasti Tante Liana udah nungguin kita." Setelah itu, mereka bertiga sampai dimeja makan.

Saat sudah sampai di ruang makan terlihat Liana yg sudah duduk di meja makan. Mereka langsung duduk saat sudah dipersilahkan oleh tuan rumah. "Loh, Evi kemana Prill? Kok nggak turun?" tanya Liana saat melihat kedatangan teman putrinya tanpa Evilda.

"Ya ampun anak itu malasnya minta ampun," kata Liana, "Mama mah suka ngejelekin anaknya di depan gebetannya, jadi malesin deh," Terdengar suara dari belakang seolah menyahuti ucapan Liana.

Kini Evilda nampak jauh lebih fresh dengan kaos bewarna putih dan celana bewarna gelap. "Ya abis kamunya aneh. Udah tau gebetan kamu mau datang kok malah belum mandi, jadinya malu sendiri, kan?" kata Liana. "Ish, iya deh iya, aku yang salah," kata Evilda akhirnya. Ia langsung memilih duduk di kursi dekat Siddharth yang berseberangan langsung dengan Prilly yang duduk di sebelah Ali.

"Loh, Vi kok kamu nggak duduk sama Ali, sih?" tanya Liana yang langsung mendapatkan kernyitan bingung dari Prilly dan Siddharth, sedangkan Evilda menatapnya dengan wajah polosnya, "Loh, emang kenapa Ma?" tanya Evilda, "lagian kan cuman masalah tempat duduk doang kok di permasalahin, Ali nya juga nggak protes kok duduk sama Prilly." jawab Evilda santai. "Iya udah deh, nggak papa. Oh iya nanti ada hal yang mau mama omongin sama kamu," kata Liana memberitahu.

Sedangkan Prilly dan Siddharth mulai bingung karena tak mengerti bagaimana ibunya Evi bisa mengenal Ali 'mungkin Evi udah cerita sama ibunya' ujar batin mereka berdua, sedangkan Ali hanya diam saja tanpa mau ikut campur apa masalah nya.

🍃🍃🍃🍃

Setelah hampir satu jam mereka menjenguk Prilly yang tampak lebih segar itu, mereka langsung memutuskan untuk pulang karena waktu yang sudah menunjukan petang. Evilda sebagai tuan rumah yang baik mengantarkan mereka keluar rumahnya.

Kebetulan hari ini Siddharth dan Ali memakai mobilnya sendiri, jika tadi Prilly kemari menumpang ke mobil Siddharth, kali ini sepertinya ia harus terpaksa menumpang ke mobil Ali karena Evilda sedang memaksa Ali untuk memberi tumpangan.

"Ayolah Li, arah rumah mereka berseberangan loh. Loe tega gitu ngebiarin Siddharth putar balik?" kata Evilda mulai keras kepala. Akhirnya Ali pun setuju karena lelah mendengar ocehan dari Evilda yang tak akan berhenti.

"Oke, ok. Dasar bilang aja cemburu. Dasar cewek." katanya singkat dan menyuruh Prilly cepat-cepat naik karena ia harus pulang secepatnya.

🌱🌱🌱🌱

hai semua nya.👋 boom up lagi nih. Aku itu tadinya mau update tadi malam. Tapi nggak bisa soalnya tadi malam mati lampu dan nyalanya udah jam 23.00 WIB. Jadi aku up nya pagi ini. Semoga kalian suka.

Jangan lupa buat vote dan comment cerita ini untuk buat aku semakin rajin buat up ini cerita. Oh iya jangan lupa mampir ke cerita aku yang lain yah. Jangan lupa buat follow aku juga.

See you in the next part👋👋

A Story About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang