I Love You

610 40 25
                                    

Happy reading guys📖📖

Cinta gue itu egois. Kalau emang loe minta gue ngejauh, loe harus paksa gue sekuatnya. Karena gue nggak akan pernah mau mundur secara sukarela. Cinta gue nggak sedangkal itu.

~Aliand Wicaksana~

*********************************


Author's POV

Hari Prilly terlihat bingung memilih baju yang mana yang akan ia kenakan. Kamar yang biasanya rapi kini malah terlihat seperti kapal pecah. Lemari yang terbuka menampilkan banyak pakaian yang telah berserakan oleh sang pemilik kamar.

"Kenapa aku harus repot, sih? Ini cuman ajakan biasa, Prill. Kamu nggak perlu heboh sampe milihin baju mana yang cocok buat kamu. Lagipula ingat! Ali itu besok udah mau tunangan sama Evi, jadi jangan berharap lebih," kata Prilly menyakinkan dirinya sendiri.

Melihat waktu yang menunjukan pukul 09.30 WIB, ia langsung mengambil gaun selutut dengan motif kotak-kotak berwarna madu yang terlihat cantik. Ia juga mengambil jepit rambut bewarna senada dengan gaunnya dan memakainya di rambut sebelah kanan.

Prilly juga memakai make up yang natural, hanya bedak dan lipgoss untuk melembabkan bibirnya. Setelah semua selesai, terdengar suara Neta yang tengah memanggilnya, "Prilly, ada yang jemput nih," teriaknya.

Prilly yang tidak mau membuat orang yang ia yakini adalah Ali langsung menghampirinya sambil membawa sebuah tas kecil yang senada dengan gaun yang ia kenakan.

Dan benar saja, ia melihat Ali sudah duduk dengan rapi menggunakan kaus dan blazer yang membuatnya tampak formal tetapi santai. Untuk beberapa waktu, keduanya hanya mampu saling memandang dan mengagumi satu sama lain

Mereka baru menghentikan kekaguman mereka ketika mendengar deheman dari Neta. "Ekhem, jadi kalian mau kemana?" tanya Neta basa-basi. "Kami cuman mau jalan-jalan aja kok, Aunty," kata Prilly.

"Ya udah, terserah kamu aja. Tapi jangan lama-lama yah," kata Neta sambil memberikan tatapan mata yang mengerling jahil. Prilly yang mengetahui jika Neta menatapnya dengan pandangan mata jahilnya, ia langsung menunduk, sedangkan Ali ia malah biasa saja dengan raut wajah datar andalannya tapi jika melihat ke matanya, akan terlihat kecanggungan dan kekhawatiran.

"Ya udah yah, Tan. Saya bawa Prilly pergi dulu. Permisi," ucap Ali tanpa basa-basi. Neta hanya mengangguk dan Ali langsung membawa Prilly pergi dari sana.

****

Saat di dalam mobil, tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan mereka saling diam tanpa mau memecah keheningan.

Prilly sekilas melirik ke arah Ali yang fokus menyetir. Dalam hati ia bertanya-tanya ke mana Ali membawanya, tapi melihat sikapnya seperti itu  Prilly lebih memilih untuk mengurungkan niatnya.

Setelah sekitar dua atau tiga jam akhirnya mereka sampai tempat seperti puncak bukit yang kosong. "Kita mau ngapain di sini?" tanya Prilly. Namun ia tak mendapatkan jawaban apa-apa selain lirikan dari Ali. Dan ia bertambah heran ketika melihat Ali keluar dan mengelilingi mobil untuk membukakan pintunya.

"Jangan banyak bertanya, aku akan menjelaskan semuanya ketika kita sudah sampai di tempat yang kita tuju. Sekarang, lebih baik kamu mengikutiku," kata Ali yang langsung berjalan meninggalkan Prilly.

Prilly yang masih bingung tidak bertanya lagi. Ia memilih untuk mengikuti pria yang kini berada di depannya.

Kini mereka berdua bisa dibilang sudah berada di puncak bukit tersebut. Prilly melihat sekeliling yang terasa sejuk dengan dikelilingi oleh rimbunnya pohon pinus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Story About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang