Evilda berubah (2)

279 19 4
                                    

Happy reading guys📖📖

Tidak selamanya apa yang diucapkan adalah yang kebenaran, tidak selamanya yang terlihat adalah nyata. Terkadang mulut dan mata bisa saja berbohong.

▪︎Rima Amaya▪︎

***********************************


Author's POV

Bel pulang telah berbunyi, tetapi seharian ini Evilda tidak masuk ke kelas dengan alasan sakit. Tadinya guru curiga Evilda berpura‐pura sakit karena Evilda sudah cukup lama berada di UKS.

Namun saat guru tersebut melihat Evilda ia malah menyuruh Evilda untuk pulang, karena rahangnya yang mulai menggelap, mungkin cengkeraman Ali yang berlebihan membuat cengkeraman itu menghitam. Tapi dengan segala kekeras kepalaan Evilda ia menolak sehingga guru tersebut tidak bisa menolak. 

Baru saja guru keluar tiba-tiba Evilda masuk ke kelas tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang penasaran dengan Evilda. Kini ia berdiri dihadapan Ali dengan sorot mata yang tajam.

"Loe emang yah, cewek yang paling nekad dan enggak takut mati. Buat ngedatangin orang yang udah buat loe luka, gue akui itu," kata Ali sambil menyeringai kejam.

Evilda yang melihat seringai itu tidak mau kalah, dengan tatapan mengintimidasi membuat aura yang belum ia tunjukan kini menguar, aura yang membuat orang tunduk atas perkataanya seolah perkataanya adalah kebenaran. "Kenapa gue harus takut sama calon tunangan gue? Karena kalau gue terluka maka itu akan jadi tanggung jawab loe juga kan. Jadi mau seberapapun gue terluka karena loe, loe juga yang wajib buat ngobatin gue," kata Evilda dengan terang-terangan di dalam kelas.

Suara Evilda yang keras seolah memberitahu tentang pertunangannya dengan Ali bukan hanya terdengar oleh teman sekelasnya, bahkan untuk yang di luar kelas yang kepo dengan Evilda yang terkenal galak itu bisa mendengarnya. Dan karena ucapannya itu membuatnya bisa saja jadi bahan gosip terhangat. Tapi ia tidak peduli karena sepertinya itulah yang Evilda inginkan.

"Oh iya, hari ini kita bakal beli cincin pertunangan kita, nyokap loe sekaligus calon mertua loe udah ada di toko itu tinggal nunggu kita aja," kata Evilda santai, "dan loe nggak bisa nolak. Karena saat ini gue yang megang kendali," kata Evilda yang langsung melanjutkan ketika melihat Ali yang ingin menyela.

Evilda langsung berlalu setelah mengambil tasnya tanpa menyapa Prilly maupun Siddhart seolah tak ada orang lain selain dirinya dan Ali.

🍃🍃🍃🍃

Parkiran

Prilly langsung mengejar Evilda karena merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini, ia merasa ada yang salah di sini tapi ia tidak tahu apa itu. Lagian ia harus menegaskan tentang pertunangan Evilda dengan Ali, di sisi lain harusnya ia merasa senang karena Evilda akan memiliki ikatan yang pasti. Tapi kenyataannya hatinya merasa sakit mendengar kabar tentang pertunangan ini.

"Evi tunggu, kamu kenapa, sih? Kok berubah, apa aku ada salah?" tanya Prilly begitu sampai di dekat Evilda. "Berubah gimana? Perasaan gue baik-baik aja kok. Mungkin perasaan loe aja," kata Evilda tanpa melihat ke arah Prilly. Tingkah yang biasa ia lakukan jika tengah berbohong, tidak bisa melihat ke arah lawan bicara.

"Vi, kita udah kenal sejak lama. Kamu nggak bisa bohongi aku. Apa aku punya salah sama kamu?" tanya Prilly dengan suara yang lembut.

A Story About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang