"Kamu itu berlebihan."

377 27 0
                                    

Happy Reading guys📖📖

Hati orang itu tidak bisa ditebak, bisa saja dia terlihat tegar. Tapi, siapa yang tahu dia sedang terluka?

♡Rima Amaya♡

**********************************

Prilly's POV

Ya ampun, jangan sampai Evi melihat ataupun mendengar perkataan Siddharth tadi, kalau sampai Evi mendengar hal tadi bisa saja Evi salah paham dan merusak persahabatan kami.

Tapi, kenapa pula Evi salah paham? Setauku Evi akan bertunangan dengan Ali dan itu berarti Evi tidak menyukai Siddharth bukan? Ia menyukai Ali jadi dia bertunangan dengan Ali. Ah, apa yang aku pikirkan? Kenapa hatiku nyeri membayangkan jika Evilda menyukai Ali.

Aku langung membantu Evilda untuk membereskan pecahan beling tersebut, saat aku ingin membantu Evilda melarang, "Nggak usah Prill, gampang kok. Nanti gue sendiri yang ngeberesin," katanya. Tapi tetap saja rasanya tidak enak membiarkan Evi sendiri yang membereskannya, jadi aku tetap membantunya meskipun sudah dilarang.

Namun ternyata kekeras kepalaanku malah membuatku terluka. Karena kurang berhati-hati kini tanganku yang berdarah, sontak saat aku mengaduh perih semua mata melihat ke arahku dan memanggilku dengan kompak. "Prilly ...."

Author's POV

Saat melihat jari Prilly yang terluka, Ali dengan sigap menuju ke arah Prilly dan melepaskan beling yang menancap cukup dalam di jari mungil tersebut, darah terus menetes dari luka tersebut membuat Ali berinisiatif untuk membalutnya menggunakan dasi–sebelumnya mereka tidak pulang dan langsung ke rumah Evilda dengan seragam sekolah–.

"Ali, loe bawa aja ke klinik atau rumah sakit, lukanya bakal lama kering soalnya Prilly hemofilia," kata Evilda memberitahu.

"SHITT," umpat Ali, ia langsung menggendong Prilly refleks dengan gaya bridal style. Meskipun yang terluka adalah jarinya, ia tidak peduli yang ia tahu adalah secepatnya membawa Prilly ke rumah sakit.

Tindakan Ali tidak hanya mengejutkan Prilly yang berada digendongannya, tetapi juga Evilda dan Siddharth yang terpaku kehilangan kata-kata. Evilda yang tersadar untuk pertama kalinya merasa kikuk, karena ia baru menyadari jika kini hanya tinggal mereka berdua yang berada di rumah, "Kamu mau menyusul mereka?" tanya Siddharth yang menyadari kegelisahan Evilda.

Evilda yang mendengar hal itu untuk beberapa saat melirik ke arah Siddharth sebelum mengangguk.

🍃🍃🍃🍃

Prilly's POV

Tindakan Ali kali ini benar-benar membuat jantungku berdetak tidak terkendali, setelah tadi menggendongku dengan tiba-tiba, saat ia ditanyai oleh suster tentang hubungan kami, jawabannya malah membuat pipiku memanas.

"Dia kekasihku, cepat periksa dia dan jangan sampai ada kesalahan sedikitpun."

Saat ini dia pun masuk ke dalam ruangan tanpa bisa dicegah. "Ka–kamu bisa nunggu di luar aja," kataku gugup karena dia terus saja menatapku. Aku tahu, wajahku saat ini pasti sangat konyol.

"Nggak."

Dia itu apa selalu begitu? Selalu mengucapkan sepatah dua patah kata yang kadang membuat orang tidak mengerti? Dan setelah mengatakan hal itu, aku tidak bisa berkata apa-apa. Ali membuatku bingung dan mati kutu.

A Story About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang