Evilda berubah?

227 17 0
                                    

Happy reading guys📖📖

Hati-hati sama cewek yang tadinya bawel dan pecicilan jadi cewek yang pendiam dan acuh sama keadaan.

▪︎Rima Amaya▪︎

*******************************


Author's POV

Hari ini Prilly merasa ada yang berbeda, tepatnya adalah Evilda. Biasanya Evilda adalah orang yang pertama menyambutnya di kelas tetapi kini ia terlihat lebih kalem, berbeda seperti biasanya.

Bahkan saat Siddharth masuk pun ia tidak bereaksi apa-apa, hanya tersenyum tipis saat disapa oleh Siddharth. Sontak saja bukan hanya Prilly dan Siddharth yang merasa aneh dengan perubahan tiba-tiba dari siswi yang dikenal tidak bisa diam itu.

Beruntung selama seminggu ini Cindy dan Lura sedang tidak ada karena diajak oleh Ayahnya Cindy untuk jalan-jalan ke luar negeri, tentu saja Cindy akan mengajak Lura untuk ia jadikan pembawa barang belanjaannya.

Tak tahan dengan keterdiaman dari Evilda akhirnya Prilly pun bertanya, "Vi, kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Prilly hati-hati.

"Gue nggak papa, kok. Gue cuman lagi butuh waktu buat menyendiri dulu, Prill." kata Evilda dengan senyum yang terlihat sangat terpaksa.

"Oh, oke. Terserah kamu aja. Tapi, kalau butuh sesuatu bilang aja yah ke aku," kata Prilly pasrah tidak mau memaksa.

Siddharth yang melihat interaksi keduanya memberi kode kepada Prilly yang kebetulan sedang melihatnya. Dengan suara pelan bahkan sangat pelan hanya terlihat dari gerakan bibirnya saja ia bertanya, "Evilda kenapa?" Prilly yang memang tidak tau apa yang terjadi hanya menggeleng pelan.

Tiba-tiba Evilda bangkit dan menuju ke arah pintu. Kini seakan kelas sangat sepi karena semua orang terlalu fokus kepada objek yang membuat mereka benar-benar penasaran karena sifatnya yang berbeda dari biasanya. Terutama Prilly yang kini cengo melihat siapa yang Evilda hampiri.

Itu Ali.

🍃🍃🍃🍃

Evilda's POV

Aku tahu, bahwa saat ini ada banyak pertanyaan dari semua orang karena perubahanku menjadi pendiam seperti ini apalagi Prilly dan Siddharth. Tapi saat ini aku tengah benar-benar tidak ingin berbicara terlebih dahulu dengan yang lain. Rasanya sangat malas bahkan hanya untuk mengeluarkan senyuman saja.

Semua ini karena kejadian kemarin. Aku tahu, ini bukan salah Siddharth apalagi Prilly. Aku tidak bisa menyalahkan jika Siddharth menyukai Prilly. Tapi aku tidak bisa jika harus dekat dengan mereka. Aku juga butuh untuk menjaga hatiku sendiri. Apalagi saat aku melihat sekilas bahwa Siddharth dan Prilly saling melempar kode.

Melihat Ali yang baru saja datang aku langsung menghampirinya dan mengajak atau mungkin lebah tepatnya menyeret Ali untuk mengikutiku dengan mengabaikan puluhan pasang mata yang melihatku.

"Mau kemana?" kata Ali dengan nada yang datar.

"Gue mau ngomong sama loe. Berdua!" kataku tanpa menjawab pertanyaan dari Ali dan langsung menuju ke arah gudang belakang yang biasanya kosong.

"Pertunangan bakal dimajukan menjadi minggu ini," kataku to the point. Bahkan aku tidak memperdulikan ekspresi Ali yang menatapku aneh. Aku tahu, perkataanku ini aneh, aku adalah orang pertama yang menolak perjodohan ini tapi kini aku yang menginginkan agar perjodohan ini berlangsung secepatnya. Karena aku tahu, mengharapkan Siddharth akan menjadi hal yang sia-sia, karena ia mencintai sahabatku, bukan diriku.

A Story About HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang