16. YAKIN

207K 19.3K 2.2K
                                    

"Seseorang yang membuatku berjuang, tak ingin aku tuk menang."

**

Q : karakter yang paling kalian suka di sini siapa sejauh ini?

**

RAPAT DADAKAN yang diadakan EAGLE di WABAJA akhirnya selesai. Dengan menghasilkan rencana baru, yang sebisa mungkin sudah mereka jaga rapi-rapi agar tidak sampai ketahuan lagi.

"Gue dari kemaren-kemaren tuh ngeliatin Dewa, kayak ada yang pengen gue omongin gitu. Tapi apa, ya?" celetuk Tama seraya menatap ke arah Dewa.

"Kebiasaan lo, kalau ngomong dipendem dulu. Lupa kan lo," hardik Bagus.

"Duh, apa, ya? Padahal gue yakin, nih. Bakal nguntungin gue," ujar Tama. Cowok itu tengah menggali pikirannya agar menemukan jawaban. Ia yakin, bahwa yang ingin diucapkannya itu sangat penting.

"Eh, Wa. Tumben cewek lo nggak muncul mendadak?" tegur Indra. Sudah hampir dua hari ini mereka tidak menjumpai Sheril baik di sekolah ataupun cewek itu ke basecamp.

"Lagi ada pemotretan di luar, kali," sahut Dewa acuh.

"Lo tuh ya, kalau udah nggak sayang mending putusin, kasih ke yang lebih membutuhkan. Jangan ditahan mulu," nasehat Tama. Mereka semua tahu, kalau perasaan Dewa sudah tidak seperti saat pertama ia berpacaran dengan Sheril. Semuanya sudah berubah, semenjak gadis itu mulai memasuki dunia modeling yang kurang Dewa suka.

"Gue nggak mau nyakitin cewek," jawab Dewa, "biar dia aja yang mutusin."

"Loh, kan motto kita itu siapapun, apapun dan di manapun, hajar!" celetuk Bagus.

"Ini kan masalah hati, Gus. Bukan orang-orang yang cari masalah sama kita," sahut Arjuna.

"Ettt, gue baru nyadar ya si Sheril nggak muncul. Instagram story-nya yang biasanya kayak semut, sekarang nggak ada satupun," ujar Indra.

"Nah, itu!" Teriak Tama, membuat seluruh perhatian tertuju ke arahnya, "akhirnya gue inget mau ngomong apa!"

"Apaan? Ngomongin story-nya Sheril?" sahur Bagus.

"Bukan, etdah. Lo pada masih inget 'kan, waktu itu Dewa bilang, dia bakal traktir sebulan kalau dia follow instagramnya Starla?" tanya Indra. Awalnya mereka semua mengernyit, kemudian mengangguk.

"Nah, Dewa follow instagramnya Starla, woi!" Seru Indra, cowok itu menunjuk Dewa, "traktir sebulan, ya. Nggak mau tahu!"

"Kepencet," alibi Dewa.

"Kepencet nggak kepencet bodo amat, yang penting follow. Lagian, kepencet kok bukannya langsung di-unfoll malah dibiarin," ujar Tama men-skak Dewa.

"Ayo, Wa. Tepat janji, dong," seru Indra.

"Iyaiya, ah. Ambil apapun yang lo semua mau, sebulan," kesal Dewa.

Seru kesenangan karena mendapat yang gratisan selama sebulan. Menghemat uang jajan, dan pastinya kenyang sepuasnya.

"Emang bae bener Bos Dewa, mah."

"Kenapa ribut-ribut, sih?" tanya Reonaldo pada Arjuna. Cowok itu baru saja kembali setelah memasak mie di dapur Babeh.

"Dewa mau traktir sebulan katanya," jawab Arjuna.

"Hah? Dalam rangka apaan?"

"Gara-gara Dewa follow instagram-nya Starla."

"Wah, terima kasih untuk instagram dan Starla. Sudah membuat jiwa miskin gue terselamatkan sebulan ke depan," kekeh Reonaldo.

Arjuna hanya ikut tertawa. Apa hanya Arjuna yang tidak begitu peduli dengan traktiran ini?

"Eh, btw, Jun. Mana jaket EAGLE kebanggaan?" tanya Reonaldo ketika sadar Arjuna tidak memakai jaket mereka. Cowok itu kini memakai jaket kulit hitam yang sebelumnya tidak pernah ia pakai.

"Lagi di-laundry," jawab Arjuna asal.

**

Pukul sepuluh pagi, di mana jam istirahat pertama SMA MATAHARI dimulai. Kini semuanya di awali dengan bunyi kenalpot saling bersahutan yang di depan pagar.

Siapa lagi kalau bukan anak EAGLE yang hoby membuat onar? Kali ini mereka baru sampai di sekolah pada jam sepuluh pagi, yang artinya itu sudah sangat terlambat.

Pak Misdi-satpam baru SMA MATAHARI masih belum tahu siapa ketujuh cowok yang menaiki motor besar ini sehingga sejak tadi ia tidak membukakan gerbang untuk mereka.

"Pak, buka!" Teriak Bagus.

"Kalian teh, telat. Pulang aja sana!" usir Satpam itu.

"Etdah, ini satpam baru, kaga tahu kita siapa?" tanya Tama.

"Turun tangan sana, Tam," ujar Bagus.

"Motor gue gimana, dong?"

"Tar gue jaga, lo buruan lari habis itu."

"Oke." Tama kemudian bersiap turun dari motor besarnya, cowok itu berlari ke arah pagar tinggi SMA MATAHARI yang tidak tergembok, kemudian mendorongnya dengan sekali gerakan.

Seperti banteng yang menyerbu kain merah, Dewa dan teman-temannya langsung melajukan motor mereka seraya membunyikan klakson dan menggeber kenalpot seolah itu tanda kemenangan mereka.

Hal itu tidak luput dari perhatian murid SMA MATAHARI yang lain. Terutama Starla yang sedang berada di koridor bersama Natasya dan Larissa.

"Bau-baunya satpam baru bakalan kena pecat lagi, nih," ujar Natasya.

"Kenapa?" sahut Starla.

"Yah, gara-gara ngebiarin Dewa sama geng-gengannya masuk. Ini udah telat banget, harusnya nggak ada toleransi, sih," jelas Natasya.

Cowok-cowok itu berjalan menuju kantin, melewati Starla, Natasya dan Larissa. Starla melirik ke arah Dewa yang menatap lurus ke depan tanpa menoleh.

"Ca," bisik Larissa.

"Apaan?" sahut Natasya tak kalah berbisik.

"Jaket yang dipake Arjuna, kok kayak yang dipakai cowok di foto yang ada di kamar Starla kemaren, ya?"

Natasya mengernyit, memperhatikan Arjuna yang tidak memakai jaket EAGLE. Gadis itu kemudian mengangguk.

"Gue baru ngeh, dari belakang, cowok yang di foto itu emang kayak Arjuna, kan?" ucap Natasya.

"Lo sepemikiran sama gue nggak sih, Ca?" tanya Larissa. Kedua gadis itu saling pandang menatap Starla sekarang.

To be continued

200 komen buat next😚

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang