22. JANJI

207K 19.6K 2.3K
                                    

"Sepasang orang asing yang bersama tanpa ikatan, kita."

**

Q : cape nggak main tebak-tebakan?

**

DEWA tengah duduk termenung, di balkon kamarnya. Lelaki itu duduk bersandar di sebuah ayunan, seraya menatap lurus ke langit yang dipenuhi bintang dengan pikiran yang menjalar kemana-mana.

Ia masih berpikir keras, bagaimana bisa Starla dekat dengan Arjuna. Lebih tepatnya, kapan? Karena Starla adalah sosok baru, sosok yang sepertinya sangat mustahil untuk bisa sedekat itu dengan Arjuna dengan waktu yang singkat ini.

Ditambah lagi ucapan Arjuna sebelum cowok itu dibawa masuk ke dalam ambulance. Pasal permintaannya untuk Dewa menjaga seseorang.

"Star ... Starla?" gumam Dewa, mengingat Arjuna belum selesai berucap tadi.

"Kenapa lo minta gue jagain dia, Jun?" gumam Dewa pada dirinya sendiri.

**

Hari selasa, hari yang sangat disukai oleh murid kelas dua belas IPS tiga. Karena di hari ini, pelajaran semua terasa sangat mudah. Pagi disambut oleh pelajaran olahraga, lalu menjelang siang sampai pulang akan ditemani oleh pelajaran Agama.

Starla baru saja selesai berganti seragam, lalu berlari menuju ke lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga. Teman-temannya, Natasya dan Larissa sudah lebih dahulu berada di lapangan basket.

"Lama amat, Star," komentar Natasya ketika Starla sampai.

"Ketiduran di wc," sahut Starla asal.

"Lo abis ngapain tadi malem emang?" tanya Larissa.

Starla menggelengkan kepala, tidak ingin menjawab. Sudah cukup ia memikirkan anak EAGLE yang pasti bertanya-tanya apa hubungan Starla dan Arjuna. Ia tidak ingin menambah beban dengan memberitahu teman-temannya juga.

Hampir dua jam berlalu, pelajaran olahraga telah usai. Keringat peluh membasahi tubuh dan pelipis Starla akibat ia yang terlalu bersemangat.

"Kantin, yuk. Telat dikit masuk pelajaran Agama, nggak papa kali," ujar Natasya.

"Telat, telat, ujung-ujungnya juga nggak masuk," sahut Larissa.

"Yaudah yuk, kantin. Haus," ujar Starla.

Ketiga gadis itu kemudian berjalan menuju kantin. Di sepanjang jalan menuju kantin, Starla dapat menyadari kalau tatapan dari adik kelas sedang menghunusnya. Untuk itu, Starla mendongak dan balas menatap sinis.

"Ini lagi ajang tatap-tatapan, ya?" ucap Starla nyaring, sengaja.

Natasya dan Larissa yang juga sadar kalau mereka juga diperhatikan, ikut bersuara. "Make up gue hari ini aneh? Apa luntur gara-gara keringetan?" tanya Natasya.

"Perasaan enggak deh, Ca," ujar Larissa.

"Itu kan, Starla yang katanya deket sama Kak Arjuna?"

"Anak kelas sebelas ada yang ketemu mereka lagi lunch di resto china!"

"Ih, dia deketin kak Dewa biar bisa deket sama kak Juna juga ternyata."

Starla menaikkan sebelah alisnya. Para cecunguk ini dispatch? Atau mata-mata? Darimana mereka bisa tahu kalau Starla dan Arjuna pernah makan di restoran China? Perlu Starla akui, kekuatan Stalker remaja sekerang mengalahkan dispatch.

Di belakang Starla, Natasya dan Larissa yang juga mendengar desas desus itu kini saling bersikutan. Saling tatap seolah mereka baru saja menemukan sebuah fakta.

"Lo denger kan, Ca?" bisik Larissa.

Natasya mengangguk. "Berarti, di foto itu beneran Arjuna?"

"Kalau gitu ... pacar Starla ...," Natasya dan Larissa saling pandang.

"Arjuna?"

**

Starla mendapati keadaan kantin tengah ramai, hampir saja niatnya untuk makan ia urungkan karena melihat penuhnya kantin padahal belum jam istirahat.

Baju Starla tertarik paksa ketika gadis itu hendak melangkah kembali ke kelas, belum sempat ia melihat siapa pelaku yang menarik bajunya, tubuh mungil Starla sudah terduduk. Lebih tepatnya, didudukan dengan paksa.

"Duduk di sini." Starla mendongak, mata gadis itu membulat.

"Heh, lo bisa nggak jangan narik-narik dan merintah gue?!" Protesnya menatak Dewa dengan tajam.

"Harusnya lo berterima kasih, gue udah baik mau ngasih lo kesempatan buat makan sama gue," balas Dewa datar.

"Dih, lo artis?" Cibir Starla.

"Dewa mah, lebih daripada artis, Mba Bintang," celetuk Tama.

Starla menoleh, kemudian baru menyadari kalau di meja itu juga ada anak inti EAGLE yang lain. Kecuali Arjuna, tentu karena saat ini cowok itu sedang berada di rumah sakit.

"Dah, duduk di sini. Nggak ada yang bakal berani ganggu, kita jamin," kata Bagus.

"Itu temen-temen lo juga duduk di sini, kok. Santai aja Mba Bintang," ujar Indra seraya menunjuk Natasya dan Larissa yang diajak Reon untuk duduk juga di sana.

"Cuman disuruh duduk doang, nih?" tanya Starla.

"Lo mau apa lagi?" Sahut Dewa.

"Kalian cowok-cowok gimana, sih? Kalau ngajak cewek duduk bareng, sekalian beliin makanan, dong. Modal," cibir Starla. Membuat Natasya dan Larissa hampir saja kehilangan wajah karena kelakuan teman mereka itu.

"Tau nih, Dewa. Ngajakin cewek ke sini tapi nggak ngasih makanan, beliin dong, Wa," ujar Tama.

"Pesenin sana, Tam," ujar Dewa.

"Kok gu-"

"Pesenin, sekarang," ucap Dewa penuh penekanan. Tama meneguk salivanya kemudian berjalan menuju salah satu bilik kantin.

"Kenapa bukan lo sendiri aja yang jalan?" tanya Starla.

"Janji gue cuman buat jagain lo, bukan buat jadi babu lo," balas Dewa dengan wajah datarnya.

"Janji?" tanya Starla seraya mengernyitkan dahinya.

"Udahlah, lo nggak perlu tahu." Dewa kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Starla diam, dalam hati ia bersorak. Entah janji apa dan kepada siapa, yang jelas hal ini sangat menguntungkan Starla. Karena ia semakin dekat dan mudah untuk mencapai tujuannya.

To be continued

1 KATA UNTUK PART INI!

ABSEN DULU

#STARLAJUNA

#STARLADEWA

SPEKULASI APA YANG MASIH BERTAHAN DI PIKIRAN KALIAN?

KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA UNTUK SEGERA NEXT (MIN-500)

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang