Sebuah ikatan hati yang sudah terbentuk harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya saling percaya, tapi juga saling menguatkan satu sama lain.
-.-
College!AU
Jiyeon dkk = 2nd semester.
Trio maknae BTS = 5th semester.
-.-
*Lovely Dad is calling...
Jarinya bergerak untuk menggeser tombol hijau dengan penuh gemetar. "H-halo? Ayah? B-bagaimana kabar Ibu sekarang?"
Terdengar suara tersendat dari seberang sana, membuatnya membekap mulut guna menahan isak tangis. Sebulir cairan bening mulai mengalir dengan deras. Tangannya yang lain terus saja memukul dadanya.
"M-maafkan Ayah, Jiyeon. Ibu... ibu sudah tidak ada lagi di samping Ayah."
Jiyeon langsung menangis sekencang-kencangnya. Tubuhnya bersandar pada pintu lemari, perlahan merosot jatuh ke atas lantai. Panggilan telepon masih saja tersambung, namun tidak membuat Jiyeon fokus.
Gadis itu terus saja meraung, memanggil ibunya yang sudah terpanggil oleh Tuhan. Mungkin, Tuhan sangat merindukan ibunya yang sedang berjuang melawan kanker otak stadium empat. Jiyeon sangat merindukan ibunya, sudah enam bulan beliau tidak ada di rumah bersama sang ayah.
"Ibu sudah berusaha, Nak..."
"Aku butuh Ibu, Ayah!" Jiyeon terbatuk sembari mengusap air matanya. "Ibu mana, Ayah!!!"
"Jiyeon, kumohon, Nak."
Pagi yang suram, bagi Jiyeon.
-.-
"Mana Jiyeon?"
"Aku tidak tahu, sunbae. Dia sulit dihubungi."
Jungkook menggaruk bagian belakang kepalanya. "Aku juga tidak melihatnya bersama Jimin
"Radio time dua puluh menit lagi, kan?" Jaehyun menghela napas. "Jadwalnya hari ini bersama Hyera."
Jungkook menoleh ke arah dua anggota wanita dari klub siaran. "Salah satu dari kalian, coba hubungi Hyera."
"B-baiklah."
Puk!
"What the-" Soojin mendelik. "Yoon Jaehyun, apa yang kau lempar padaku, hah?!"
Soojin semakin mendelik ketika menyadari sesuatu yang dilempar Jaehyun adalah buku sketsanya yang memiliki sampul yang terasa terlalu lembut. Sampai dirinya saja tidak mengenal bukunya sendiri.
Jaehyun yang baru saja duduk sembari membuka minuman kalengnya, langsung merinding. Pemuda itu mendapati Soojin yang sudah siap dengan kepalan tangannya.
"Dari mana kau mendapatkan buku sketsaku, Yoon?" Soojin menampilkan senyumnya. "Kau tahu, kan? Betapa rahasianya buku ini padaku?"
"T-tunggu, aku bisa jelas-" Jaehyun melompat dari duduknya karena Soojin melayangkan kepalannya. "Ampun, Im. Astaga, huwa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Fiksi PenggemarOneshoot collection between BTS with original characters that have been created. ©pjmmymine, 2019