IRIDESCENT

old house pt. 2

Katakanlah aku pencundang, karena aku bingung memilih satu diantara semua cara agar mendekatimu.

-.-

HighSchool!AU

Soyeon!Class1
Jimin!Class3

-.-

"Hei."

Soyeon memejamkan matanya dengan kuat.

"Jung Soyeon-"

"Ap-"

Soyeon mendadak kelu. Seingatnya tadi, ada sesuatu yang menempel di dahinya dengan hangat dan sedikit... basah. Terdengar suara kekehan, dan Soyeon langsung sadar jika dia masih dalam pelukan seorang vampir si penunggu rumah tua yang dibicarakan teman satu kelasnya.

Pelukan itu perlahan melonggar, namun tak membuat Soyeon bergerak. Sebuah jentikan tepat di depan matanya, berhasil membuat gadis itu mengerjapkan matanya.

"Lucu."

"A-apa?"

"Kau lucu sekali." Jef terkekeh. "Aku jadi tidak tega mengerjaimu tadi."

"Bernapaslah dulu yang benar, aku tidak akan melakukan apa yang kukatakan tadi."

Dugh!

Jef menoleh, mendapati Soyeon yang sudah membalikkan tubuhnya ke hadapan tembok. Gadis itu mengetuk tembok berkali-kali guna mengembalikan kesadarannya. Jef hanya terkekeh, seolah sudah terbiasa melihatnya.

DEMI TUHAN?! APA DAHIKU BARU SAJA DICIUM SEORANG VAMPIR?!

"Hei, berhenti menampar pipimu. Sudah hampir memerah."

Soyeon menghentikan kelakuannya. Dengan cepat, gadis itu membalikkan tubuhnya. "K-katakan padaku, apa yang kau inginkan dariku sekarang?"

"Jujur, tidak ada."

Soyeon menganga.

"Tapi, aku ingin mengungkapkan semuanya. Hanya padamu."

Maksudnya?

Jef memalingkan wajahnya. Kedua jarinya mulai masuk ke dalam mulutnya. Soyeon bisa melihat Jef yang memejamkan matanya dengan tangan kanannya, seperti berusaha mengeluarkan sesuatu.

Alangkah terkejutnya Soyeon, ketika tahu, benda yang ada di dalam mulut Jef adalah-

"Gigi palsu??" Mendadak, Soyeon merasa bahunya lemas. "Dengan taring?!"

"Aku belum selesai..."

DIA BUKAN VAMPIR, KAU SELAMAT JUNG SOYEON!

Aneh, nada suara Jef menjadi lunak, tidak seseram tadi. Soyeon menyipitkan matanya, merasa geli karena Jef berusaha mengeluarkan sesuatu dari balik matanya. Terdengar suara helaan napas yang panjang, dan Soyeon kembali dikejutkan dengan genggaman tangan pemuda itu yang terbuka, menampilkan sepasang lensa mata berwarna merah.