Bahkan yang liar pun tidak sadar, jika yang tenang berusaha tetap berada dibelakangnya.
-.-
College!AU
Taehyung¡5th semester
Hyera¡3rd semester-.-
Mendadak, seisi lorong kampus menjadi sunyi. Para mahasiswa yang tadinya masih berceloteh ria pun bungkam sepenuhnya. Bukannya tanpa alasan mereka mematung bak patung, sepasang telinga mereka mendapati langkah sepatu yang cukup asing.
Asing, karena suara itu berasal dari ketukan pantofel.
Mahasiswa mana yang memakai sepatu pantofel selain mahasiswa yang mendapat jabatan ketua komisi disiplin?
Tidak, hanya dia, sang ketua yang sangat otoriter.
Kim Taehyung.
Pemuda yang memasuki tahun terakhir, yang masih memegang jabatan ketua komisk disiplin mahasiswa sampai sekarang, berjalan santai namun tidak melunturkan aura dingin nan tegasnya. Nampak sekali, memang. Sekali saja memunculkan diri, orang-orang pasti akan bergidik ngeri ketika merasakan auranya.
Kecuali-
"KIM TAEHYUNG!!!"
-pemuda pendek yang selalu menempel padanya.
Taehyung berhenti melangkah, memejamkan matanya. Dia memilih untuk mempercepat langkahnya lalu berbelok menuju ruangannya. Taehyung juga membiarkan pintu ruangannya terbuka agar pemuda pendek yang memanggilnya juga masuk mengikutinya.
"Ya Tuhan, kau pasti akan mengabaikanku."
"Park Jimin. Aku belum mendaratkan bokongku untuk istirahat sejenak, jadi diamlah dulu."
Jimin hanya menutup mulutnya. "Ups."
Taehyung melepas jas kampusnya sebelum membuka kancing kerahnya. "Sudah tahu, masih saja nekad. Kan sudah kubilang, kalau ada apa-apa, telpon aku. Atau setidaknya, masuk saja ke ruanganku."
"Iya-iya. Aku memegang kunci cadangannya, ngomong-ngomong." Jimin memandang Taehyung yang mulai menyamankan diri di kursi kebanggaannya. "Jadi, kau ikut malam ini?"
Taehyung menaikkan alisnya. "Kau yakin, dia akan muncul hari ini?"
Jimin menaikkan alisnya. "Siapa yang kau maksud?"
Taehyung menatap Jimin dengan tajam, membuat sahabatnya terlonjak dari posisi duduknya.
"Afro child?" Taehyung menghembuskan napasnya dengan kasar. "Pasti! Aku bahkan mencari jadwalnya!"
"Stalker gila."
"Oh, terima kasih. Ini juga untukmu, bung."
Taehyung menyandarkan tubuhnya pada punggung kursinya. Melipat kedua tangannya sebelum menyeringai.
Tidak tahu saja jika Jimin tengah memandangnya ngeri.
"Haruskah aku mewarnai rambutku?"
Jimin mendelik. "Just tonight, Kim."
"Fine~"
Taehyung menelengkan kepalanya sembari menampilkan senyum kotaknya. Pemandangan itu membuat Jimin memeluk lehernya yang mendadak merinding. Jujur, Jimin memang senang jika Taehyung berekspresi selain wajah datar seperti di kampus. Tapi kalau mendadak seperti ini, Jimin serasa nyawanya dicabut.
![](https://img.wattpad.com/cover/188022630-288-k161452.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
FanfictionOneshoot collection between BTS with original characters that have been created. ©pjmmymine, 2019