Amaya menarik tinggi-tinggi selimut yang menyelimutinya hingga ia mulai merasa sesak, terasa sebuah kepala terlelap di atas perutnya
"Siapa dia?" Amaya bergumam kecil, gadis itu membuka matanya perlahan menetralisir cahaya matahari dari jendela
Amaya menyadari ia hanya menggunakan pakaian dalamnya dan hanya ada selimut yang menutupinya, Amaya menangis, ada apa semalam?
Tak ada satu pergerakan yang ia ingat jelas, hingga pemilik tubuh yang tadi memeluknya juga terbangun membuka mata dan menyadari bahwa ia yang tadinya memakai jas kini hanya menggunakan celana pendek dan kaus singlet oblong
"Park Chanyeol?" Amaya kaget gadis itu membeku terdiam, "aku memlakukan, eh, bersama dia, Chanyeol? Ini nyata?" Suara Amaya juga membuat Chanyeol kaget
"Kau siapa?" Chanyeol kini dalam posisi duduk di samping Amaya, "aku takut" Amaya menangis, kalimatnya membuat hati Chanyeol luruh. Chanyeol menyadari ia telah membuat masalah
"Aku minta maaf," Chanyeol memegang bahu Amaya yang kini duduk membelakanginya, "aku ingin pergi" Amaya membuka suara bergetar dan menahan tangis
Gadis itu berdiri dengan cepat menggunakan gaunnya, dan mengambil ponsel pintarnya di nakas, gadis itu mengikat rambutnya menjadi satu dan keluar dari kamar Chanyeol
•••
"Amaya? Mengapa kamu telat?" Tanya Soo Yuan sahabatnya "tak apa! Kemarin aku langsung pulang" Amaya menjawab dengan ke bohongannya
"Kim Amaya! Di mana videonya?" Tanya Lee Yoora bertanya dengan nada tak bersahabat "ini!" Amaya memberikan ponselnya "baik! Kirim padaku dan ini uangnya!" Sesudah itu Lee Yoora pergi dan Amaya pun mulai tersenyum
•••
2 bulan kemudian
"Akhirnya aku bisa ikut Olimpiade!" Amaya tersenyum bahagia gadis itu merasa lega sekarang, meski pilu di balik kisah uang tersebut
Tiba-tiba ponsel Amaya bergetar gadis itu menatap layar ponselnya. Ternyata Eomma memberinya pesan
Eomma💚
Pulanglah saja ke rumah, Eomma akan pergi ke Busan untuk merawat nenek, jangan pulang terlalu larut!"Sepertinya membosankan di rumah sendirian! Aku ingin pergi ke Cafe!" Ujar Amaya saat hendak berjalan ke Cafe tiba-tiba saja Amaya merasa ada yang tal beres, kepalanya pusing dan ia merasa sangat mual
"Aku baru saja makan!" Ucap Amaya dalam hati gadis itu mencari toilet umum di sekitar Halte bus tempatnya berdiri. Namun hasilnya nihil, Amaya bingung sehingga ia sembarang masuk ke suatu gedung
Jelas terpampang di gedung itu tulisan nama restoran mahal yang sangat terkenal di Seoul, dikunjungi banyak aktris dan aktor
"Hueekkkkk" Amaya memuntahkan makanan yang baru ia makan, gadis itu membuat toilet restoran yang sepi menjadi bising, hingga ia pun keluar dari toilet dan gedung tersebut
"Ada apa dengan diriku?" Amaya merasa ada yang aneh, namun pikirnya mungkin karena memakan makanan terlalu pedas
"Aku harus bergegas pulang, merapihkan jualan!" tadinya memang Amaya ingin berjalan-jalan dulu, namun sepertinya ia harus pulang sebelum Appa nya membuat onar di rumah sekaligus kedai buah milik Eommanya, karena malam-malam begini pasti Appanya mabuk
"Aku harus minum obat" dalam batinnya Amaya merasa ia kurang enak badan, belum lagi membayangkan betapa berantakannya rumah jika di tinggal Eomma sejak pagi, dan menghadapi kelakuan Appanya
Setelah sampai di rumahnya, dapat dilihat Appa Amaya telah menunggu di depan pintu rumah, Amaya menarik napas dalam-dalam, jelas saat ia melangkah menuju ke arah rumahnya Appa Amaya langsung berdiri dan menampar anaknya, dapat dilihat dari matanya appa mabuk berat
"Mengapa rumahmu di kunci? AKU INGIN ISTIRAHAT!" Appa Amaya menarik paksa tas selempang Amaya, hingga lutut gadis itu terhantuk aspal. "AKU LELAH JANGAN GANGGU!" Ucap Appa Amaya lalu melempar tas itu ke arah Amaya yang menangis
"Aku juga lelah," batin Amaya berteriak, gadis itu pergi menjauh, lelah tanpa tujuan. Ia tak mau pulang, mungkin kondisinya akan lebih parah jika tinggal di rumah malam ini
Amaya duduk di halte bus, gadis itu menangis. "Aku mual" Amaya menutup mulutnya menahan rasa mualnya. Hingga saat Amaya merasakan sesuatu keluar dari hidungnya, darah.
"Aku mimisan?" Amaya mencari tissue di tasnya, namun hasilnya nihil. "Aku lupa bawa tissue!" Gadis itu bingung. Namun ketika sedang sibuk mencari pertolongan pertama, sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti dan dari dalam seorang 'Park Chanyeol' keluar
"Kau kenapa?" Chanyeol bertanya menyadari Amaya mimisan segera Pria tersebut merogoh saku celananya dan memberi Amaya sapu tangan "pakai ini!segera, jangan bodoh!" Amaya mengambil dan segera membersihkan darah yang keluar dari lubang hidungnya
"Aku mual," Amaya terlihat semakin lemas "kau sudah makan?" Chanyeol bertanya dan duduk di samping Amaya "semua yang aku makan, terasa tidak enak dan ingin ku muntahkan!" Amaya mulai jujur "baiklah ayo ke rumah sakit!" Tepat ketika Chanyeol berkata demikian, Amaya pingsan, terpaksa karena Chanyeol menyetir sendiri tanpa supir, ia mengangkat Amaya ke dalam mobil
"Semoga ia baik-baik saja!" Chanyeol merasa sangat takut, dia mengingat kejadian beberapa bulan lalu, dan merasa bersalah setelah pagi itu, dan kini ia berhadapan langsung dengan Amaya, Chanyeol jelas masih mengingat wajah Amaya
Sampai di rumah sakit, Amaya langsung masuk Emeregency Centre, karena takut membuat banyak orang menyadari keberadaannya, Chanyeol langsung meminta untuk Amaya di bawa ke ruang VIP, dan meminta salah seorang petugas dan dokter merahasiakan kehadirannya
Kini infus terpasang di tubuh Amaya, sebuah tabung oksigen pun yang mengalir lewat selang dan berakhir di alat yang masuk ke hidung Amaya
Chanyeol menatap gadis yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Terlihat tas di nakas dekat Chanyeol duduk, pria itu mengambilnya dan membuka tas tersebut. Di lihatnya sebuah kertas bertuliskan nama Amaya beserta sebuah tulisan besar 'peserta lomba Olimpiade matematika' Chanyeol tersenyum "gadis pintar!"
"Park Chanyeol? Anda ada hubungan apa dengan Kim Amaya?" Tanya salah seorang dokter dengan name tag bertuliskan 'Do Shi Min' "aku temannya!" Chanyeol menjawab asal "keadaan Amaya baik! Dia hanya mengalami kurangnya istirahat dan pola makan yang berantakan, Amaya juga butuh banyak istirahat 3 hari ke depan dengan rutin minum vitamin, dan juga Amaya positif hamil usia kandungannya 3 minggu, sampaikan selamat saya kepadanya! Terima kasih!" Sang dokter berlalu
"Hamil?" Chanyeol membeku tak berkutik, kembali ia menatap kertas Olimpiade di tangannya. Chanyeol berkaca-kaca menatap Amaya yang tak berdaya "maaf, aku menghancurkan masa depanmu..." Chanyeol menggenggam tangan Amaya
"Aku harus bertanggung jawab...."
Next????????????
Vomentnya..................Udah bisa bayangin Chanyeol mukanya gimana pas tau hasil ceknyaaaaa??????? Heheh aku sih bisa karena udah sering Nonton drama Chanyeol Oppa 💚
Jangan silent yaaaaaaaaa
Salam
@nadgby
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSEANNE (ChanyeolRose)
FanfictionHidup ini memang sulit di tebak, menerka masa yang akan datang sesulit itu Chanyeol salah satunya, harapannya selalu jadi nyata tapi untuk kali ini ia harus menelan kecewa karena kebodohannya sendiri Amaya masih mencari jalan menentukan identitas da...