Assalamualaikum, Akhi : 3

1.2K 70 1
                                    

Ages berada di kamarnya. Ia mengambil sebuah kotak kecil yang disimpan di dalam lemarinya dan mengeluarkan isinya.

Sebuah liontin berbentuk hati. Dan sebuah masker hitam.

Ia menemukannya di dalam toilet umum di taman, kemarin siang. Entah punya siapa.

Daripada dibuang, mending gue simpen. Sapa tau pemilik liontin ini ngerasa kehilangan banget. Semoga gue bisa ngembaliin ke orangnya deh.
Batin Ages saat menemukannya kemarin.

Kemarin sebelum pulang dari taman, Ages memang pergi ke kamar mandi umum. Untuk membasuh muka.

Di sana, tak sengaja Ages menemukan sebuah liontin yang tergeletak di lantai.

Mungkin tak sengaja terjatuh oleh sang pemilik. Namun di sekitar kamar mandi tak ada orang selain dirinya.

Jadi, liontin ini milik siapa?

Selain itu, ia juga menemukan sebuah masker berwarna hitam. Ada bentuk seperti beruangnya. Lucu sekali.

Ages tak tahu barang-barang itu milik siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ages tak tahu barang-barang itu milik siapa. Ages pikir, liontin dan masker ini milik satu orang yang sama. Jadi, ia memutuskan untuk membawa keduanya pulang. Dan menyimpannya.

Dan di sinilah liontin dan masker itu berada. Di dalam sebuah kotak kecil di kamarnya.

Ages melihat-lihat liontin itu lagi. Melihat dengan lebih cermat, sebuah liontin berbentuk hati berwarna pink.

 Melihat dengan lebih cermat, sebuah liontin berbentuk hati berwarna pink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sederhana, tapi elegan. Kecil, tapi istimewa. Cantik sekali, bukan?

Ages memang seorang bad girl. Tapi tak selamanya bad girl berperan sebagai antagonis, ya kan?

Ages masih mempunyai hati dan perasaan. Meski terkadang hatinya seperti batu.

Namun ia bisa merasakan bahwa liontin itu sangatlah penting bagi pemiliknya. Bisa jadi sang pemilik khwatir, mencari-cari liontinnya yang hilang entah ke mana.

Ages bisa merasakannya. Karena Ages tak pernah mendapat liontin seperti ini. Baik dari mama atau papanya.

Kalau dari lawan jenis, Ages sering diberi. Tapi tak satu pun yang Ages terima. Ages hanya membutuhkan kasih sayang dan kepedulian dari orang tuanya. Bukan dari mereka.

Sayangnya, Ages tak seberuntung orang di luar sana. Yang selalu mendapat kasih sayang dan kebahagiaan dari orang tuanya.

Tak terasa, Ages menitikkan setetes air mata. Ages benci ini. Ia tak ingin menjadi orang yang lemah.

Cepat-cepat ia menghapus jejak air matanya, dan mengembalikan kotak kecil ke dalam lemarinya.

Ages sengaja tidak memberitahukan tentang liontin dan masker ini kepada sahabatnya. Karena ia tak ingin menambah beban mereka.

~*~

Sementara itu, di sebuah asrama atau lebih tepatnya basecamp milik grup hadroh Syubbanul Muslimin--asuhan pondok Nurul Qodim, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur--Azmi sibuk mengacak-acak lemarinya.

Bukan hanya itu, ia juga mengacak-acak tas, meja, kursi, dan semua benda yang dijangkaunya.

"Nyari apa sih mi?" tanya Ka Aban.

"Iya, mi. Sampe semuanya berantakan gitu." sambung Ka Ahkam.

"Mm... Azmi lagi nyari liontin nih ka. Liontin dari ummik padahal..." jawab Azmi dengan lesu.

"Liontin kayak gimana emang mi?" tanya sahabat syubband yang lain.

"Bentuknya hati, warna pink. Kecil. Ada yang liat ga?" jawab dan tanya Azmi sekaligus.

"Lah lah Azmi punya liontin? Warna pink lagi? Ngakak boleh gaaa." kata Ka Aban sembari menahan ketawa.

Bisa dibayangin kan?:v

"Jangan gitu, Ban. Kan liontin itu pemberian dari ummik. Gimana pun harus dijaga amanahnya." kata Ka Ahkam bijak.

"Ya sudah, kita bantu cari aja yaa mi." sambungnya.

Akhirnya, semua sahabat syubband ikut membantu menyari liontin itu.

Satu jam berlalu. Hasilnya nihil.

Dua jam, tiga jam berlalu. Tetap nihil.

"Kita capek nih mi. Udahan ya nyarinya." seru salah satu sahabat syubband.

"Coba kamu inget-inget deh di mana terakhir ngelihatnya." kata Ka Aban.

"Terakhir Azmi ngelihat, yaa pas di mobil sebelum masuk area shalawatan di Purwokerto kemarin." jelas Azmi

"Sebelum turun dari mobil, aku udah ngecek liontinnya masih ada atau ga di saku. Terus pas di kamar mandi, ga tau." lanjutnya.

"Eh iya, mi. Waktu balik dari kamar mandi, kamu juga ngelupain penyamaranmu, ehm maksud kaka maskermu, kan? Mungkin liontinnya jatuh di sana juga." kata Ka Nur yang kembali mengingat kejadian kemarin.

"Iya, mungkin jatuh di sana." kata Ka Aban menyetujui.

"Yaaahh, terus gimana dong? Liontin itu penting banget. Azmi takut ummik marah." kata Azmi dengan nada sedih dan lesu.

"Ya sudah, jangan sedih gitu dong. Jelasin baik-baik ke ummik. Insyaallah ummik kamu ga marah kok." kata Ka Ahkam menyemangati.

"Kalau masih rezeki, insyaallah ketemu, mi." ujar Ka Aban.

"Insyaallah, semoga." ucap Azmi masih dengan nada lesunya.

Ya Allah, benarkah liontinku jatuh di sana? Jika iya, semoga liontinku ditemukan dan dijaga oleh seseorang. Tolong berilah petunjuk-Mu, di mana dan pada siapa liontinku berada, Ya Rabb?
Curhat Azmi kepada Sang Ilahi.

Maafkan Azmi, ummik. Azmi ga bisa menjaga amanah dari ummik. Liontin itu kini telah hilang.
Batin lirih Azmi.

~*~

Yang satu menemukan, yang satu kehilangan. Saling melengkapi. Apakah ini awal dari takdir mereka?

○○○

Hai tai-yo aku kambek-!

Masi setia sama cerita ini kaaannn?,-

Dear readers, ayolah beri vomment cerita Ages dan Azmi ini.
Share cerita ini ke teman kalian juga, ndee...

Jangan lupa bahagia:")

Jazakumullahu khairan...

○○○

14 Ramadhan 1440 H
12.42 WIB

-maitsagtsn

Assalamualaikum, AkhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang