Tiba-tiba Berpaling

27 0 0
                                    

Aku memadamkan seluruh asa yang melangit pada sebuah doa. Menghentikan namamu dalam setiap doaku yang biasanya kusebut tanpa alpa. Kita yang seharusnya menikah, tapi memilih untuk menerima keadaan bahwa kita harus berpisah. Tiba-tiba saja, kamu merasa tidak nyaman denganku. Tiba-tiba saja, kamu merasa kalau aku ini bukan seseorang yang pantas untukmu. Semua kamu lakukan tiba-tiba, seperti seseorang yang hatinya sedang terkoyak-dilema atas dua pilihan. 

Kasih, kenapa kamu begitu sulit untuk mengambil keputusan? Bukankah aku lebih dulu mengenalmu? Jika aku boleh jujur, jujur saja aku iri dengan dia yang bisa menaklukkan hatimu dalam sekejap. Tidak seperti aku, yang lebih dulu dari dia tapi tetap tidak bisa menaklukkan hatimu-sebab kamu malah berpaling. 

Terima kasih untuk segala kebaikan. Kalau kecewa, pastinya sangat kecewa. Namun, aku tidak akan memarahimu apalagi semesta. Mungkin saja, memang doaku yang belum kuat. Mungkin saja, aku pernah lupa meminta untuk terus bersama sampai ke surga. Sudahlah, selamat berbahagia dengan dia. 

Proses panjang melupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang