Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Prolog

437K 18.2K 555
                                    

Sinar matahari yang menyilaukan mata, memaksa Antari bangun lebih awal dari seharusnya. Dia berniat bangun saat jam makan siang. Sayang, keinginan itu harus gagal.

Setelah kelopak matanya yang sayup-sayup terbuka lebar, Antari merasakan tangannya memeluk sesuatu. Bukan guling empuk yang biasa dia peluk setiap malam. Bukan. Akan tetapi, tubuh bosnya!

Antari terbelalak kaget. Dia menarik tangannya dari sosok yang baru saja dilihat, lalu mengintip di balik selimut yang menutupi tubuhnya. Oh, tidak. Dia tidak mengenakan apa pun! Begitu juga dengan bosnya. Dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam.

Bagaimana bisa berakhir di atas ranjang bosnya? Sialnya, Antari tidak dapat mengingat apa pun. Daripada memikirkan banyak hal, lebih baik dia pergi sebelum ketahuan tidur dengan manusia kutub seperti bosnya.

"Aduh... mana sih celana dalam gue?" Antari bermonolog sendiri. Mengedarkan pandangan, dia mencari benda berwarna merah terang yang dipakainya semalam.

Setelah ketemu, Antari mengenakan celana dalam dan bra-nya. Baru akan memakai blouse biru, dia mendengar suara tangisan bayi. Penasaran akan suara itu, Antari keluar dari kamar. Telinganya masih berfungsi dengan baik, jadi dapat mendengar tangisan nyaring dari pintu sebelah.

Antari memberanikan diri membuka pintu, dan setelahnya, dia dikejutkan dengan kamar yang dipenuhi oleh hiasan bayi.

Antari menganga. Bukan hanya mainan dan dekorasi serba pink yang menghiasi kamar, tapi juga seorang bayi yang tidak berhenti menangis.

"Alamak! Anak siapa ini?" tanya Antari di dekat bayi cantik itu. Tubuhnya sedikit membungkuk. "Aduh, pahit pahit pahit. Jangan nangis, dong. Ini anak siapa, sih?"

"Anak saya."

Antari terlonjak kaget, lalu menoleh ke belakang—mendapati bosnya di ambang pintu hanya mengenakan celana bokser. OMG! Antari kembali menganga. Pikiran terkutuknya mendadak muncul ke permukaan; memandangi perut six pack bagai bongkahan cokelat.

Antari mengusir jauh-jauh pikiran sialan itu, karena jawaban bosnya lebih penting dari perut kotak-kotak.

"Kenapa kamu diam aja? Susuin, dong."

"Hah? Susuin Bapak? Astaga... masih pagi, Pak!"

"Bukan. Susuin anak saya. Kalau saya udah semalam."

Antari melotot. "Bapak serius?"

"Apa menurut kamu saya bercanda?"

Antari mati kutu. Dia rasa bosnya sudah gila; memintanya menyusui bayi yang diakui sebagai anaknya. Bahkan, dia bukan ibunya, dan ASI yang dimaksud saja tidak keluar.

Ya Tuhan. Bos dingin itu ternyata lebih mesum dari yang terlihat! Kalau bosnya sudah memiliki anak, tandanya sudah beristri juga? Jadi dia tidur dengan suami orang!?

*****

My Boss's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang