Suasana ruang rapat yang semula senyap tiba-tiba menjadi gaduh. Pasalnya, sosok yang ditunggu-tunggu oleh beberapa petinggi dari perusahaan mitra tak kunjung datang, padahal mereka telah menunggu sejak tiga puluh menit lalu. Termasuk Jihyo, perempuan berambut hitam panjang itu sudah kehabisan akal untuk menghubungi sang kekasih.
Ponsel Jaehyun mati, baru kali ini lelaki itu hilang tanpa jejak ketika ada rapat penting. Degupan jantung Jihyo semakin berontak ketika sang pimpinan disampingnya mulai berucap, "Apa anak Jung Yunho itu ingin bermain-main?!"
"Sajang-nim," Jihyo menenangkan sang pimpinan, sekali lagi. Ia tahu pria paruh baya itu telah menahan amarahnya sedari tadi. "Aku yakin Jaehyun akan datang, kumohon bersabarlah sebentar."
Pria paruh baya berahang tegas disamping Jihyo itu pun mendelik tajam, "Aku tahu dia kekasihmu, Jihyo. Tapi lihatlah kelakuannya, sangat tak bisa di tolerir!"
"Maaf aku terlambat."
Seketika semua mata di ruang rapat tertuju pada sosok yang sedari tadi ditunggu-tunggu. Jihyo akhirnya bisa menghela nafas lega sebelum melempar tatapan tajam pada sang kekasih. Namun anehnya, Jaehyun justru tersenyum seperti orang bodoh sembari berjalan ke arah podium.
"Ada apa dengan lelaki gila itu?" Bisik sang bos kepada Jihyo, tepat disamping telinganya.
Jihyo tersenyum tak enak lalu kembali menatap Jaehyun yang sudah berdiri disamping layar besar, tersambung dengan proyektor yang menampilkan slide presentasi.
Seolah kehilangan rasa tak tahu diri, Jaehyun kembali tersenyum lebar pada seluruh audience di ruang rapat. Ia bisa melihat tatapan kesal dan penuh amarah dari beberapa pria paruh baya disana. Tapi Jaehyun tak peduli, harinya yang indah tak boleh dirusak oleh siapapun kali ini.
Seketika otaknya kembali memikirkan wajah Taeyong yang memerah, entah karena malu atau menahan amarah. Bayangan lelaki manis itu terus mengganggu Jaehyun, kejadian didepan klinik tadi pun membuat ia kegirangan dalam diam.
"Ikut aku!"
Taeyong mencengkeram kuat lengan Jaehyun, menyeret pria bongsor itu keluar dari klinik lalu menghempaskan tangan pria itu didepan pintu masuk.
"Berikan aku ponselmu." Ucap Taeyong dengan nada dingin yang hanya dituruti oleh Jaehyun sembari tersenyum simpul.
Lelaki berahang tegas itu meraih benda persegi milik pria bodoh dihadapannya, mencari pesan KakaoTalk yang tadi dikirim oleh Jaehyun lalu berniat menghapus kontaknya.
Taeyong berusaha untuk tidak tersenyum ketika membaca nama kontaknya di ponsel Jaehyun.
'Yongie'
"Cih," ia mendelik tajam kearah Jaehyun yang seolah tak pernah bosan memandangi wajahnya, "Menjijikkan." Gumamnya lalu menekan opsi delete disana.
"Untuk apa kau menghapusnya?"
Jaehyun menarik dagu Taeyong, membuat sosok yang semula menunduk sembari menatap ponsel memandangi wajahnya. Senyum Jaehyun merekah melihat ekspresi kesal lelaki itu.
"Agar kau tak lagi mengirimiku pesan menjijikkan seperti tadi."
Taeyong menepis kasar tangan Jaehyun dari dagunya lalu menyerahkan ponsel pria itu kembali, "Sekarang, kau pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi, Jaehyun-ssi." Ucapnya penuh penekanan. Terlebih saat ia menyebutkan nama Jaehyun dengan gaya bahasa formal.
"Percuma kau menghapus kontakmu, Taeyong-ah."
Jaehyun menarik salah satu ujung bibirnya hingga smirk khas favorite Taeyong tergambar jelas.
"Aku sudah menyimpannya disini," ucap Jaehyun sembari mengetuk kepalanya, "Dan disini." Kemudian menepuk dadanya pelan.
Aish! Bagaimana cara mengusir pria tolol ini?!
"Kumohon Jaehyun," pinta Taeyong dengan nada pasrah, "Aku yakin kau memiliki kesibukan lain, tolong jangan buang-buang waktumu untuk menggangguku disini."
Jaehyun mengangkat bahu acuh, "Tapi salah satu kesibukanku adalah mengganggumu, Yongie."
"Apa yang harus kulakukan agar kau pergi dari sini?" Taeyong berucap pasrah, ia sudah kehilangan cara untuk membuat Jaehyun kembali ke kantornya.
Menggeleng pelan, Jaehyun melipat lengan didepan dada, "Aku tak ingin pergi sebelum kau menjawab pertanyaanku semalam."
Oh tuhan, anak ini sangat tidak sabaran.
"Pertanyaan?" Taeyong mengerutkan keningnya, "Pertanyaan apa?"
Jaehyun mendesis, mungkin Taeyong lupa dengan apa yang ia ucapkan semalam karena pengaruh alkohol menguasai kesadaran lelaki itu, pikirnya.
"Maukah kau berkencan denganku?"
Taeyong menganga tak percaya, "Tidak." Jawabnya lalu hendak berbalik namun Jaehyun menahan lengannya.
"Jika kau tak menjawab iya, aku tak melepaskanmu."
Dasar pemaksa.
"Baiklah, terserah!" Teriak Taeyong pasrah, "Sekarang pergilah dari hadapanku, aish!"
Jaehyun tersenyum penuh kemenangan. Ia sudah seperti aktor yang bangga karena memenangkan piala Oscar. Oh, bahkan Taeyong jauh lebih berharga dan membuatnya bahagia.
"Aku menunggu di Heseon Cafe jam sembilan malam," bisik Jaehyun disamping telinga Taeyong.
Ya, dan pergilah sekarang juga bodoh!
Melihat Taeyong tak juga menoleh kearahnya dan memilih untuk menatap kearah lain, Jaehyun pun menangkup pipi tirus sang dokter hewan hingga mau tak mau pandangan mereka akhirnya bertemu, "Kau sangat indah, Lee Taeyong."
Ya, dan lebih indah lagi jika kau pergi dari sini Jung Jaehyun!
Taeyong terbelalak ketika Jaehyun tiba-tiba menarik tengkuknya. Memberinya ciuman singkat dibibir namun lelaki berlesung pipi itu melakukannya berkali-kali dengan jeda kecupan yang minim. Hal itu membuat Taeyong merasa geli, membuatnya harus menahan hasrat untuk tidak tersenyum setengah mati.
Mendorong dada Jaehyun, Taeyong mengangkat lengannya dan bersiap untuk menampar pria ituㅡsekali lagi setelah kemarin. Namun refleks Jaehyun begitu cepat, ia menahan lengan Taeyong lalu berucap, "Kau akan terbiasa dengan hal ini, Taeyong-ah."
"Brengsek!"
"Aku akan pergi," ucap Jaehyun sembari melepas tangan Taeyong, "Jangan lupakan kencan kita, baby."
Taeyong meludah ke sebelah kanannya, sedangkan Jaehyun yang sudah dibutakan oleh janji kencan hanya tertawa lalu mengusap rambut hitam dan lembut lelaki dihadapannya.
"Sampai jumpa, Taeyongie."
Ya, sampai jumpa di rumah calon mertuamu Jaehyunie.
ㅡto be continued
Ada yang pusing? :"D
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓
Fanfiction❝I hate hers just because I like you and want you❞ M/M | AU | FRAME STORY | MATURE Lee Taeyong, seorang dokter hewan muda nan bersahaja diam-diam menyimpan perasaan pada sosok Jung Jaehyun, lelaki yang notabennya adalah kekasih dari pelanggan di kli...