"Tahanan nomor 127, seseorang ingin menemui anda."
Jaejoong yang belum genap lima menit mendaratkan bokong pada lantai dingin sel nya menghela nafas. Ia menatap sang petugas lalu berucap, "Jika orang yang ingin menemuiku adalah anak tadi, lebih baik suruh ia pulang saja."
"Bukan, anak anda sudah pulang."
Mengerutkan alis, Jaejoong bangkit dari posisinya. Kedua tangannya kembali dipasangi borgol sebelum sang petugas menuntunnya masuk ke ruang besuk bersekat seperti saat Taeyong menjenguknya tadi.
"Kau lagi," ucap Jaejoong malas, "Kenapa kau selalu saja membesuk ku Jung Yunho?"
Seolah tak bosan mendengar ocehan Jaejoong ketika ia datang, lelaki berahang tegas itu hanya mengulas senyum tipis. Matanya tak pernah lepas dari wajah rupawan lelaki dihadapannya yang seolah tak pernah menua dan termakan zaman.
"Sudah kubilang kau prioritasku, Jaejoong-ah."
Berdecih, Jaejoong mengalihkan pandangan dari lelaki yang pernah mengisi hari-harinya dimasa lalu.
"Ternyata Taeyong sudah sembuh," ucap Jung Yunho dengan nada suara bergetar, "Aku sungguh bodoh karena tak pernah mengunjunginya lagi di rumah sakit, hingga tak tahu jika sudah dua bulan sejak Taeyong kembali ke rumah."
"Tak perlu memikirkan anak itu," ucap Jaejoong tenang, "Dia lebih kuat dari yang kau kira."
Jung Yunho mengangguk paham, "Lalu kapan kau akan keluar dari sini?" Tanyanya lalu tersenyum miring, "Aku menunggumu, Jaejoong-ah."
Jaejoong menggeleng lemah, ia tak habis pikir dengan isi kepala lelaki bermarga Jung itu. Padahal ia telah menyakiti perasaannya berkali-kali, namun Yunho masih saja kekeuh untuk terus menunggu dan berharap jika mereka bisa bersama lagi.
"Jangan pernah mengharapkan hal yang tak pasti, Jung Yunho." Ujar Jaejoong pasrah, "Sudah berulang kali aku memberitahumu, hubungan kita sudah berkahir dihari pernikahan ku bersama Ibu Taeyong."
"Aku tahu," Yunho tersenyum kecut, "Tapi bukankah Ibu Taeyong telah tiada? Inilah gunanya aku sebagai opsi kedua, Jaejoong-ah."
Memejamkan mata sejenak, Jaejoong menarik nafas dalam sebelum kembali memandangi Yunho nanar, "Sudah cukup penderitaan yang dialami Taeyong karena melihat Ibunya mati ditangan ku," lirih Jaejoong, "Aku tak ingin melihatnya terluka hingga sakit lagi saat ia tahu jika Ayahnya ini penyuka sesama jenis."
"Tapi aku tulus mencintaimu, Jaejoong-ah. Tak seperti mantan istrimu yang bahkan dihamili lelaki lain."
"Cukup Jung Yunho!" Jaejoong beranjak dari kursinya, menatap lelaki dihadapannya datar lalu berucap, "Setidaknya wanita itu dan anak dari hasil perselingkuhannya sudah sama-sama pergi dari dunia ini."
Jaejoong mendengus, "Aku hanya ingin Taeyong ku bahagia," ucapnya pelan, "Kutitip dia padamu hingga aku bebas dari penjara."
*****
"Joy, apa kau mengenal pelanggan yang membeli mawar biru kemarin?"
Wanita berambut hitam sebahu yang tengah menikmati ayam goreng pedas menatap Taeyong heran, "Iya, memangnya kenapa?" Tanyanya lalu mencondongkan badan kearah sang bos, "Apa kau menyukainya bos?"
"Apa?!"
Joy hampir terjungkal dari kursi mendengar pekikan nyaring Taeyong. Ia mengusap kupingnya sejenak lalu tersenyum jenaka, "Ey, kenapa wajahmu tiba-tiba memerah bos?"
"Astaga, sudahlah. Aku ingin ke halaman belakang saja."
"Namanya Jung Yoon Oh, tapi dia lebih senang dipanggil Jaehyun sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓
Fanfiction❝I hate hers just because I like you and want you❞ M/M | AU | FRAME STORY | MATURE Lee Taeyong, seorang dokter hewan muda nan bersahaja diam-diam menyimpan perasaan pada sosok Jung Jaehyun, lelaki yang notabennya adalah kekasih dari pelanggan di kli...