Perut mereka sudah terisi penuh, semilir angin malam menyapu setiap inci dari tubuh mereka saat menuju mobil.
Melihat kendaraan yang lalu lalang juga cukup menghibur Wulan atas kejadian selepas pulang sekolah tadi.
Di dalam mobil menjadi sangat hening, tidak ada dari mereka yang melontarkan sepatah kata pun. Bahkan, suara rintik hujan yang mengenai kaca jendela dapat terdengar dengan jelas.
Tak terasa, Mobil Honda Jazz merah yang mereka kendarai dengan perlahan telah sampai di halaman depan rumah Wulan.
"Em... Ga makasih yah udah dianter dan ditraktir makan" kata Wulan sambil membuka pintu mobil.
"Iya, gue balik dulu ya!"
"Nggak mau masuk dulu?"
"Oh nggak usah, udah malem juga soalnya. Titip salam aja buat mamahmu!"
"Oh... Yaudah, sekali lagi makasih ya!"
Selepas Angga pulang, dengan sangat terburu-buru Wulan masuk ke dalam rumah. Bahkan, sampai lupa untuk mengucap salam.
Bruk!
Suara pintu yang Wulan tutup mengagetkan seluruh penghuni rumah yang cukup besar itu."Ya ampun Wulan! Kamu dari mana saja nak? Kok sampai basah kuyup gini?" kata Maya, mamah Wulan.
Wulan hanya bisa tersenyum cengengesan meniru senyum khas Topan.
"Uh... Kamu tuh ya lain kali jangan pulang ke maleman!"
"Bi! Bi! Masakin Wulan air panas buat mandi ya Bi, sama buatin susu hangat!" kata Wulan dengan lantang.
"Iya, non!" balas Bi Inem.
Selepas mandi, Wulan hanya duduk di jendela kamarnya melamunkan dan memikirkan sebenarnya apa yg terjadi sehingga, Bintang tidak datang tadi.
"Lan! Sini ke dapur dulu!" panggil Maya.
"Iya, bentar!"
Anak tangga demi anak tangga ia lalui untuk menuju dapur. Kakinya yang cukup mungil mulai terasa keram karena terlalu malas untuk ke sana. Sedangkan, kata hantinya menyuruhnya ke sana demi sang mamah tercinta.
(bentrok kaki dan kata hati)"Ini brownies mamah baru buat, spesial buat anak mamah satu-satunya yang sangat cantik seperti mamahnya!"
"Ah mamah jangan lebay deh!"
"Ih ya Allah, anak mamah kan emang cantik kayak mamahnya masa kamu nggak percaya!" kata Maya sambil tersenyum licik.
"Iya-iya aku percaya. Oh iya! Mamah dapet salam tadi dari Angga."
"Hah, Angga yang mana? Yang anaknya Pak Rusdi itu ya?"
"Iya, ih kok mamah tau?!" kata Wulan terheran heran
"Orang Pak Rusdi itu sepupu mamah!"
"Ah masa? Jadi, Angga itu sepupu aku juga dong."
"Iya"
Pantes aja tadi dia mau nganterin dan ngasih salam buat mamah, batin Wulan.
"Nih! Susunya diminum, terus kamu langsung tidur. Browniesnya mamah taro di kulkas aja ya."
"Iya!" kata Wulan sambil berjalan menaiki tangga.
~•~•~
Setelah turun dari mobil, Wulan melangkah mantap menuju gerbang sekolah.
Sekitar 5 meter dari gerbang, isi kepalanya mulai penuh dengan pikiran-pikiran aneh untuk mengurungkan niat.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR MATA
RomanceBulan dan Bintang dapat bersinar menghiasi gelapnya langit malam, indah. Mereka juga dapat bersinar meski, salah satunya hilang entah kemana dan kembali tanpa pasti. Tetapi, apakah masih sama indahnya? Kisah diantara mereka hanya dapat diresapi dal...