Kring...kring...
suara bel tanda istirahat berbunyi.
"Eh pan, ke kantin yuk! kan lo udah janji kemaren." kata Guntur menangih.
"I...I...iya sabar! Giliran utang aja inget, rese lu."ketus Topan.
"Aelah lu tur, jangan mikirin utang mulu, tuh Safa lo tersayang lo urus tuh!" celoteh Bintang.
setelah mendengar hal itu, mereka bertiga pun sontak tertawa terbahak-bahak kerena...
"Bhuakk..." tawa mereka menggelegar.
"Nanti kalo kalian jadian, panggilan sayangnya SAGU aja!" celetuk Topan.
"Hah, SAGU?" kata Bintang dan Guntur serempak.
"Iyah, SAGU, Safa Guntur!" ujar Topan sambil cengar cengir.
"Wadragadaw!" teriak Bintang.
"Dih! si Safa yang ratu lambe itu? cantik sih cantik, tapi mulut ama gayanya yang pecicilan itu? Ogah gua!" kata Guntur dengan nada jijik.
Tiba-tiba dari belakang...
"ehem...ehem..." Si ratu lambeh berdehem.
"Yah, mak lampir datang!" celetuk Topan.
"Apah? Mak lampir?! sorry, dory, strawberry yah, muka gue udah perawatan, yang perawatannya itu serumit teori kuantum dan rumus fisika serta matematika, jadi ngak mungkinlah muka gue kayak mak lampir!" kata Safa dengan kesal.
"Lu sih! Orang singanya lagi tidur, lo malah bangunin." Kata Bintang.
"Eh... enggak! Maksud gue tuh..."
Belum sempat terjawab, perkataan Topan langsung dipotong oleh Safa.
"Alah, bullshit! kalo lo ngak suka gue, bilang aja langsung ngak usah ngejelek-jelekin di belakang gue!" kata Safa dengan sinis lalu pergi dengan muka masam karena kesal.
"Mungkin dia sedang PMS!" kata Guntur tanpa beban.
"Eh jadi ngak ke kantin? kalo ngak, gue pergi sendiri." Tanya Bintang.
"Jadilah..." kata Guntur sambal melihat ke arah Topan.
"Iya, iya yuk pergi!" kata Topan dengan penuh beban.
Saat di perjalanan ke kantin...
brukk...
suara seseorang menabrak Bintang.
Buku-buku yang beserakan dan kaca mata yang hampir patah terlihat jelas di depan mereka. Seorang siswi terduduk sambil merintih kesakitan.
"ugh... sakit!" suara siswi merintih kesakitan.
"Lo ngak papakan?" Tanya Bintang sambil mengulurkan tangannya ke arah siswi tersebut.
"I I iya, ngak papa kok." jawab si siswi sambil tetap memegang pergelangan kakinya.
"Eh, kayaknya kaki lo terkilir! coba sini gue pijat kaki lo." Kata Bintang sambil mencoba memijat kaki Sang siswi.
"Aw, sakit!" ucap siswi kesakitan.
"Udah kita ke UKS aja! woy lu berdua bantui jangan bengong!" Kata Bintang dengan lantang.
"I I iya." kata mereka serempak.
Dengan terburu-buru mereka pun menggendong si siswi ke UKS. Sementara Topan merapikan barang-barang milik si siswi, lalu berlari ke UKS dengan perut yang keroncongan. Muka mereka pun makin pucat ketika sampai di UKS.
"Kita di luar aja, biar Bu Murni yang atasin." kata Guntur.
Saat telah selesai diberi pertolongan pertama, Bu Murni menghampiri mereka bertiga. Rasa khawatir dan rasa lapar mereka campur aduk karena belum sempat makan.
"Dia ngak papa kok cuma terkilir sedikit, tapi dia butuh lebih banyak istirahat." kata Bu Murni.
kring...kring...kring...
Tanda istirahat telah berakhir.
"Aelah, udah masuk lagi, makan secuil nasi aja belom!" keluh Topan.
"Ya, sudah. Guntur dan topan kalian ibu beri 15 menit untuk istirahat, Bintang jagain dia di sini, ibu mau pergi dulu sebentar sekalian ngasih tau ke guru mata pelajaran kalau ibu memberi kalian waktu istirahat tambahan." kata Bu Murni.
"Makasih buk!" kata mereka serempak.
Selepas Bu Murni pergi...
"Kita pergi duluan ya, laper nih! kata Guntur.
"Mau nitip ngak?" Tanya Topan.
"Ehh... boleh deh, bubur ayam mang jaja satu, kayak biasa!" kata Bintang.
Duo lambung bocor pun pergi meninggalkan Bintang tanpa bilang apa-apa lagi, langsung pergi begitu aja. Mungkin mereka terlalu lapar...
Sementara Bintang, bergegas ke UKS.
•~•~•~•
Pantengin terus ceritanya Bintang!
Maaf kalo updatenya lama🙏!
*

KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR MATA
RomanceBulan dan Bintang dapat bersinar menghiasi gelapnya langit malam, indah. Mereka juga dapat bersinar meski, salah satunya hilang entah kemana dan kembali tanpa pasti. Tetapi, apakah masih sama indahnya? Kisah diantara mereka hanya dapat diresapi dal...