Mang Jaja.

76 12 1
                                    

Aroma bumbu dapur sangat mudah tercium saat mendekati area kantin. Gerobak para penjual pun sangat tertata rapi ditambah dengan pernak pernik penghias yang menyempurnakan kantin SMA Bumi Pertiwi seperti kafe-kafe pada zaman milenial sekarang.

"Ya Allah, perut gue? Kayaknya makan segerobak juga bisa!" celoteh Topan.

"Auto pesta pora kita!" seru Guntur dengan muka yang sumbringah karena melihat keadaan kantin yang sudah sepi. Jadi, ngak perlu nunggu lama-lama lagi buat mesan makanan.

Mereka pun menyantap makanan hingga lupa daratan. Untung mereka orang berada, jadi soal bayaran ngak usah dipikirin yang penting, isi perut aja dulu.wkwkwk...

"Wah...wah...wah, liat tuh perut lu pan. Kayak orang hamil aja!" tukas Guntur karena melihat perut Topan yang awalnya sixpack berubah menjadi bulat.

"Gak papalah sekali-kali, kan nanti bisa nge-gym lagi." kata Topan dengan muka songongnya.

Tiba-tiba dari belakang...

"Ehem...ehem..."

Seketika Topan dan Guntur diam tak berkutik karena telah tahu siapa yang telah berdehem dari belakang mereka.

"Ini lagi bukannya ke kelas isi otak, malah ke kantin isi perut. Udah tau ngak ini udah jam berapa?" kata Pak Tono dengan sedikit membentak dan bersiap mengeluarkan jeweran maut, yang sekali jewer langsung takewer kewer...

"Eh!" teriak Guntur sambil menepis jeweran Pak Tono.

"Kok, bapak langsung main jewer!" kata Topan sedikit menatang.

"Berani melawan kamu?!”

"Gini ya Bapak Tono yang baik hati, kita tuh udah di-izinin sama Bu Murni soalnya ada tragedi tadi." kata Guntur dengan sedikit meledek dan meredam emosinya.

"Eh...eih! Masa?" kata Pak Tono Terheran-heran.

Setelah mendengar hal itu, seketika kewibawaan Pak Tono menurun drastis. Sikapnya langsung berubah setelah  mendengar nama 'Bu Murni'.

Sekedar informasi aja kalau, Pak Tono itu suka sama Bu Murni, secara Bu Murni kan masih muda, single lagi dan Pak Tono juga seangkatan dengan Bu Murni. Jadi, ngak ada salahnyakan Pak Tono memperjuangkan cintanya. Eaa....

"Ya sudah habis dari sini, kalian langsung kembali ke kelas. Nih bapak kasih uang, siapa tahu kalian mau tambah!" kata Pak Tono sambil berjalan pergi.

Saat si Pak Iblis itu pergi sontak mereka pun tertawa terbahak-bahak.

"Dih, nih guru bipolar ya? Bisa berubah drastis gitu. Guru yang aneh!" celetuk Topan lalu tertawa kembali.

"Oh iya, mang Jaja bubur ayamnya satu ya, dibungkus!" kata Guntur karena baru mengingat pesanan Bintang.

"Oh iya den, tunggu ya!" balas mang Jaja.

Mang Jaja pun dengan sigap membuatkan bubur ayam yang dipesan Guntur untuk Bintang.

Setelah pesanannya siap, mereka pun bergegas pergi ke UKS.

"Ini den, pesanannya!"

"Makasih ya, mang!" seru Topan.

Baru berapa langkah dari kantin...

"Eh den, kan belum dibayar masa langsung pergi aja!" teriak mang Jaja.

"Oh iya!" kata Topan sambil tersenyum malu. "Ini mang!"

"Nah gitu dong, kalo kamu ngak bayar mah mamang langsung bangkrut atuh."

"Gimana ngak bangrut mang, orang Topan aja makannya lima mangkok!" tukas Guntur sambil tersenyum geli."Liat tuh perutnya udah membesar kek orang hamil aja, mana jadi susah jalan lagi. Parah, parah, parah..."

"E...emang iya sih!" kata Topan sambil cengengesan.

Mendengar hal itu, sontak Guntur dan mang Jaja tertawa kecil.

"Ah udah, ke UKS kita!" seru Topan.

"Ya udah, yang terakhir sampai ke UKS harus traktir bubur ayam mang Jaja selama seminggu!" seru Gintur sambil berlari kencang, meninggalkan Topan yang berjalan saja susah apa lagi berlari.

"Woy! Enak aja, orang gue kagak bisa lari, habis makan oi! Mana gue yang megang pesanan si Bintang lagi." kata Topan meratapi nasibnya.

Begitulah nasib orang yang lapar mata. Nasib-nasib...

~•~•~•~
Pantengin terus cerintanya si Bintang!
*
Jadwal update binar mata
Rabu & sabtu
•~•~•~•


BINAR MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang