[DUA]

37 8 0
                                    

"Hoi, Roma kelapa!"

"Berisik kau, Antena tipi!"

Kantin yang pagi ini semula sepi dengan siswa yang sibuk dengan sarapan mereka mendadak ribut. Alasannya sederhana, Athena si gadis anti air, gelar yang ia dapatkan delapan bulan yang lallu setelah mulut lemes Roma mengungkap rahasia ketidakmandiannya tiba-tiba saja berteriak heboh di depan kantin dengan mengacungkan sebungkus plastik hitam.

Romario alias pria berhidung tajam membanting sendok aluminium yang sedang ia pegang. Ia merasa terganggu, selain karena suapan nasi gorengnya terhenti mendengar suara cempreng gadis itu, bau badan gadis berjerawat itu juga menguar sampai menusuk indra penciumannya.

Semua yang sedang berada di kantin sontak menatap ke arah mereka berdua.

"Seharusnya aku yang marah di sini." Athena berderap mendekati Roma yang kebetulan dua deret meja dekat posisi Athena. "Maksudmu ini apaan?!"

Kresek hitam itu terbuka, dan seluruh isinya ditumpahkan tepat di kaki Roma. Enam celana dalam berharga 15 ribu per satuan ukuran L dengan bahan dasar cotton meluncur bebas dari sana. Semua berwarna hitam, warna kesukaan Roma.

Alis tebal Roma mendelik, sedang tangannya sedari tadi sudah menutup hidung untuk menahan bau yang tidak ia sukai.

"Kau pasti ga pake parfum 10 rebuan yang aku kasi." Tebak Roma.

"Hoi, kucrit. Ga usah ngalihin pembicaraan. Aku nanya ngapa kau kasi aku celana dalam, mesum?!"

"Kau juga belum pake sampo yang awal bulan aku kirim 'kan? Kau ga tau apa, susah banget nyari alamat rumahmu itu. Abang goceknya aja sampai nyasar ke tanah abang." Sungut Roma.

"AKU NANYA SERIUS, ROMA KELAPA?!" Athena histeris. Rasanya kepalanya mendidih hingga ubun-ubun. Rasa malunya sudah hilang sedari lama sejak mulut lemes Roma mengungkap rahasia yang selama ini ia pendam. Tak dipedulikan lagi tatapan Bu nyem, penjaga kantin yang heran dan beberapa siswa pemalas sarapan di rumah yang sedang tidak sanggup meneruskan makan pagi mereka karena keberadaan Athena tiba-tiba.

"Karena aku mikir, kau pasti ga pernah ganti sempak." Duaaaar... Semua orang di kantin mendadak menghentikan aktivitas mereka. Sedetik kemudian, bisik-bisik mulai terdengar.

"Hei, Roma tau kalau Athena ga pernah ganti kolor."

"Mereka ada hubungan, 'ya? Sampai tau ukuran dalemannya."

"Cewek jorok, iih. Udah ga pernah mandi, daleman juga ga diganti."

"Wiih.. bo**ng Athena besar 'ui. Ukurannya L."

Wss..wss...ws... Bisik-bisik itu terus berlanjut.

Mata almond Athena melotot ke arah mata sipit Roma, tangannya terkepal meremas rok merah kotak hitam selututnya, bibir bawahnya ia gigit untuk menahan rasa geram. Wajahnya sendiri sudah memerah mendengar jawaban asal ceplos cowok itu, belum lagi dengan bisik-bisik tetangga yang mengganggu pendengaran. "Kau gila, 'ya?! Nyesel aku nanya." Gadis itu berderap meninggalkan Roma yang kebingungan.

"Lah, Aku salah apa coba?" Roma menggaruk rambut belakang yang tidak gatal. Kepalannya menggeleng, 'gadis aneh, biasannya kalau pacaran cewek pasti minta traktir terus. Lah ini, pacar bukan temen juga bukan, dikasih barang malah ga mau'. Dia jadi bingung sendiri.

Roma membalikkan badannya dan menghulurkan tangan hendak meraih sendok yang tadi ia hentakkan ke atas meja secara spontan. Namun raut wajahnya berubah, di depannya sudah duduk Raka yang dengan santainya menyuap nasi goreng tersayang Roma ke dalam mulut.

Roma merengut, Teman dekatnya itu melihat ke arah Roma dengan cengiran lebar. "Rak," Suara pria berwajah oppa itu lirih nyaris tidak terdengar namun mampu ditangkap oleh telinga gajah Raka. Pria itu memang memiliki telinga yang cukup lebar meski tidak sebesar raksasa dunia mamalia itu.

Raka mengangkat alisnya. "Kenapa?"

"Nasi gorengnya udah aku ludahin."

Hoeeeeeek.... Radja Aruka Hamnan berusaha mengeluarkan kembali nasi goreng yang sudah masuk ke dalam perutnya. Sedang Roma bersiul kecil seraya berlalu. Ia bohong, Roma tak sejorok itu untuk meludahi nasi gorengnya sendiri. Tapi cukuplah itu sebagai pelajaran bagi temannya,

'Meski kamu berpangkat teman, bukan berarti kamu bisa memiliki semua barang temanmu.'

dari Roma untuk AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang