five - sewol

426 26 0
                                    

Part kali ini lumayan panjang.


Selama di perjalanan, kami ada mampir ke mini market untuk membeli beberapa camilan.

Dan akhirnya kami sampai di pelabuhan pada pukul 6 sore.

Dan yg sangat parah adalah pengumuman bahwa jadwal keberangkatan kapal ditunda karena kabut tebal.

"Eishh, kapan kabutnya akan hilang?" tanya Jaehoon frustrasi.

"Coba tiup sana, kalau saja mau hilang," cibir Robert.

Robert adalah salah satu anak blasteran di sekolahku, ayahnya inggris dan ibunya korea, dia pindah dari Inggris ke Korea saat umur 5 tahun.

"Ck! hey Elle, tumben kau tidak semangat seperti biasanya?" tanya Jaehoon.

"Ya kan dia tidak suka kegiatan seperti ini," malah Yebin yg menjawab. Aku cuma diam karena jawaban Yebin benar.

"Oh ayolah, Elle yg cerewet ayo keluar," Jaehoon malah seperti memantraiku.

"Ku tenggelamkan kau nanti baru tau rasa!" desisku.

"Hehe mianhae Elle-ah~" dia malah nyengir. Tapi aku mempunyai niat lain. Aku pun tersenyum jahat.

"Dua kotak susu stroberi?" tanyaku dengan senyuman yg kubuat selebar mungkin.

"Call! tapi di Jeju nanti,"

"Ish! yasudah," aku mengalah, yg penting dibelikan.

"Syaratmu terlalu mudah Elle-ah, tapi kalau begitu Jaehoon belikan juga aku susu rasa karamel ya nanti," tiba-tiba Woojae bersuara.

"Tenang,"

"Kenapa kalian jadi main syarat-syaratan begini sih?" tanya Hyemi.

"Chagi kau tidak mau apa-apa? mumpung Jaehoon akan membelikannya nanti," ucap Woojae.

"Untuk apa? Jaehoon tidak bisa dipercaya, bisa-bisa dia membelikan saat kita sudah berumur 80 nanti," cibir Hyemi.

"Wah nona, anda tidak mempercayai saya?!" Jaehoon tak terima.

Setelah sekian banyak ngobrol sana sini akhirnya kapal berangkat pukul 9 malam! bayangkan! 3 jam menunggu bersama para setan-setan ini!

Ahh list kebencianku akan perjalanan ini bertambah satu.
Karna aku lelah, aku lebih baik cepat masuk ke dalam kapal.
.
.
{Kapal Sewol}

Baru saja tadi aku mengutuk perjalanan ini, dan tiba-tiba sekarang rasanya aku ingin sekali meloncat-loncat bahagia.

Bagaimana tidak, ternyata kapal ini sangat nyaman, suhu didalam sini lebih hangat daripada di luar.

Pokoknya kapal ini luar biasa!

Setelah mencari kamar--aku, Yebin, Hyemi, dan Narae--memilih tempat tidur masing-masing karena tempat tidurnya adalah ranjang tingkat.

O iya ternyata satu kamar bisa berdelapan!

Makanya tadi aku dimarahi Yebin dan Hyemi karena mendapat informasi yg tidak benar.

Ih coba saja mereka berdua kalem seperti Narae!

Dan ternyata empat teman sekamar kami yg lain adalah Hyera, Somin, Sohyun, dan Heoyoon.

Mereka berempat juga teman sekelasku sih jadi tidak apa-apa. Kami tidak akan canggung.

Setelah meletakkan barang bawaan, kami berempat pergi ke dek untuk menikmati langit malam.
.
.
{Dek}

"Uwaah pemandangannya tidak terlalu buruk disini!" ucap Yebin bahagia.

"Hmm, tapi udaranya sangat dingin babo!" kulihat Hyemi memeluk dirinya sendiri.

"Hey! coba lihat, mereka sepertinya akan menyalakan kembang api," Narae menunjuk sekumpulan laki-laki dan beberapa perempuan.

"Tunggu, bukankah itu Park Wooyoung yg menyalakan kembang apinya?" tanya Hyemi seraya menyipitkan matanya.

"He eh, itu benar dia, si kecil cabe rawit," Yebin agak tidak percaya juga.

"Tumben dia berani," kataku.

"Benar, dulu saja waktu mendengar letusan balon saat acara ulang tahun sekolah dia menangis," Narae tercengang.

"Hebat!" ucap kami berbarengan.

Sedangkan di bawah sana orang-orang bersorak kesenangan setelah kembang apinya meledak di langit malam penuh bintang.

"Hey guys, aku sedang berada di dek, dan oh coba lihat disana! mereka sedang bermain kembang api!"

Aku menoleh kebelakang dan menemukan seorang Yoon Hwijae dengan kamera barunya yg kemaren dipamerkan ke satu sekolah.

"Kau sedang apa sih tuan?" tanya Yebin yg lebih cepat daripada aku.

"Aku sedang merekam perjalanan kali ini dan mungkin akan aku upload di SNS atau youtube saat pulang nanti," jawab Hwijae.

"Benarkah? kalau begitu annyeong aku Yebin," Yebin melambaikan tangan di depan kamera.

"Aku Lee Estelle," aku ikut bergaya di depan kamera.

"Yoo Narae imnida," Narae menunduk sopan.

"Ah aku pergi sekarang ya soalnya ada Hyemi si galak disini," tiba-tiba Hwijae kabur.

"Yak! kau gila?!" teriak Hyemi.

"Ahh sepertinya Hwijae benar.." lirih Yebin.

"Aku kan belum memperkenalkan diri!" amarah Hyemi ternyata belum selesai.

"Sudahlah, ayo kita ke dalam saja, udara di sini makin dingin," Narae menarik Hyemi ke dalam. Aku dan Yebin mengikutinya dibelakang.
.
.
{Kamar}

"Aaah, aku lapar," ucap Hyemi yg sepertinya sudah agak jinak.

"Di restoran mungkin ada makanan," jawabku.

"Ayo kita kesana!" tiba-tiba Yebin sangat bersemangat, padahal tadi yg lapar adalah Hyemi.

"Kalian bertiga saja kesana, aku malas," kataku seraya membuka handphone.

"Baiklah, tapi jangan nitip macam-macam ya.." ancam Narae.

Lalu mereka bertiga telah hilang entah kemana.

"Eeh tunggu dulu, restoran di sebelah mana ya? wah aku seharusnya ikut mereka saja," gumamku.

"Hm tapi nanti pagi aku bisa minta penjelasan mereka, tempat ini terlalu luas sepertinya," gumamku lagi.

Aku pun mulai mengotak-atik handphoneku lalu mengirim pesan pada seseorang.

<Elle>: Eomma, aku tidak bisa menelponmu sekarang karena sinyalnya yg buruk di tengah laut, jadi aku mengirim pesan saja. Kapal sudah berangkat sejak tadi, dan yahh kapal ini tidak buruk ternyata. Aku bersenang-senang, eomma tidak kesepian kan?

<Eomma>: Baguslah kalau begitu, eomma agak kesepian disini tapi tak apalah kan sebentar lagi appa mu pulang, yg pasti bawakan jeruk Jeju ya saat pulang nanti, appa kan sangat suka jeruk.

<Elle>: Call, aku akan bawakan jeruk Jeju yg banyak nanti.

<Eomma>: Iya iya, kalau begitu istirahatlah ini sudah malam

<Elle>: Okay, haa aku tidak sabar akan esok hari untuk memulai perjalanan yg baru dan menyenangkan di Jeju!

<Eomma>: Kkkkk, baiklah semoga kau bersenang-senang dan tidak ada wajah cemberut saat pulang nanti di rumah ini

<Elle>: Siap! aku akan pulang dengan senyuman indah seorang Lee Estelle, senyum yg sangat lebar!

<Eomma>: Mm sepertinya senyum lebarmu mengerikan, hehe, sudahlah tidur sana

<Elle>: Baik~~

Always Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang