seven - apa yg sebenarnya terjadi?

442 25 9
                                    

Selama di perjalanan menuju kamar, entah kenapa rasanya sulit sekali karena lantai kapal yg miring.

Apalagi setiap kami melangkah rasanya kapal semakin miring.

Para murid yg berada di dalam kamar juga banyak yg langsung keluar dan bertanya-tanya apa yg terjadi.

'Tolong jangan bergerak dari tempat anda berada dan bertahan di tempat anda sekarang ini! jika bergerak akan tambah berbahaya! sebentar lagi kru penyelamat akan datang, jadi berdiamlah di tempat anda berada dan berpegangan pada tempat yang aman!'

Tiba-tiba ada pengumuman seperti itu membuat kami terdiam sebentar tapi kembali melanjutkan perjalanan ke kamar.

Sedangkan para penumpang lain mulai terdiam di tempat.

Akhirnya setelah berjalan dengan sulit kami sampai juga di kamar.

"Kalian darimana saja?" tanya Hyera.

"Restoran, sebaiknya kalian siapkan diri kalian," jawabku yg sibuk mengumpulkan barang-barang penting.

"Mereka kan tidak membolehi kita bergerak," ucap Sohyun.

"Dan kau akan mati kalau begitu," balas Hyemi.

"Aku rasa kapal ini akan baik-baik saja kalau kita berdiam diri, kapten yg memberi perintah seperti itu maka kita harus menurutinya, dia yg paling berpengalaman di kapal ini dan pasti tau cara menyelesaikan masalah seperti ini," jelas Heoyoon yg membuat kami terdiam sebentar.

Dia ada benarnya juga.

"Apakah kalian sudah mengambil semua yg penting? ayo ikuti aku," tiba-tiba Hyemi keluar. Mau tidak mau kami mengikutinya.

"Hey! kembalilah! kalian bisa mati!" teriak Somin. Tapi tak satupun dari kami yg menghiraukannya.

Saat kami keluar kamar, kulihat para penumpang lain sudah banyak yg berada di koridor dan beberapa sedang membagikan pelampung.

Lalu Hyemi membawa kami ke lantai tiga.

Dan saat di koridor lantai tiga, aku bertemu Daehwan.

"Kau kenapa kesini? kau tidak lagi ingin tampil kan?" tanya Daehwan.

"Tidak tau, Hyemi yg membawaku kesini, lagipula bodoh sekali kalau aku ingin tampil dalam keadaan seperti ini," jawabku.

"Pakailah pelampungku," dia langsung melepas pelampung yg dipakainya dan memakaikannya ke aku.

"Lalu kau bagaimana?" tanyaku khawatir.

"Tenang, aku akan dapat lagi atau aku akan mencarinya nanti, semoga kita bertemu hidup-hidup diluar nanti," ucapnya lalu pergi.

Gomawo Daehwan-ie.

Saranghae.

Ya dia namjachinguku, tapi kami tidak seperti pacaran kan? haha kami memang setuju untuk pacaran dengan gaya seperti ini.

Lalu aku masuk ke dalam kamar B-24 yg dimasuki teman-temanku terlebih dahulu tadi.

Disana ternyata ada Jaehoon, Robert, Woojae yg ehm sedang memeluk Hyemi dan ada Hwijae, Kimbum, Wallace, Ginkang, serta Moonjae.

"Ternyata mereka mau pacaran," Yebin berbisik padaku sambil melirik dua orang yg sedang berpelukan.

"Mungkin Hyemi perlu ditenangkan," balasku sambil tersenyum tipis.

"Eh kau sudah dapat pelampung?" tanya Narae.

"Daehwan yg memberikannya,"

"Kalian berdua tidak pacaran seperti pasangan ini?" cibir Robert tiba-tiba.

"Dia sedang sibuk," jawabku.

Kulihat orang di kamar ini yg memakai pelampung hanya aku, Hyemi, Yebin, Narae, Wallace, Hwijae, Kimbum, Ginkang dan Moonjae.

Aku yakin sisanya memberikan pelampungnya pada Hyemi, Yebin, dan Narae.

"Halo, Hwijae disini dan bisa kalian lihat kapal yg kunaiki kemarin, sekarang miring seperti ini," Hwijae tiba-tiba merekam isi kamar ini dari tempat tidurnya.

"Ahh aku tidak tau harus berbuat apa, aku sangat takut sekarang ini, aku tidak mau mati, aku masih ingin mewujudkan cita-citaku tapi bagaimana ini? kau lihat orang-orang diluar sana mulai panik tapi tak bergerak dari tempatnya," aku merasa miris dengan ucapan Hwijae, benarkah kami akan mati hari ini?

"Coba lihat, jika aku berdiri tanpa memegang sesuatu maka aku akan terseret ke bawah! lihat lihat!" Wallace malah menjadikan hal ini lelucon baginya.

"Hey Wall, kau harus berhati-hati," ucap Robert.

"Apakah tidak ada penyelamat yg datang?" tanya Narae seraya melirik ke arah jendela.

"Kau ingin siapa datang? superman? tapi kurasa sebentar lagi tim penyelamat akan datang kok," jawab Ginkang.

"Nona nona sebaiknya anda segera naik ke atas tempat tidur ini, kau akan kesusahan berdiri terus," saran Moonjae yg sepertinya ditujukan padaku, Yebin, dan Narae.

Lalu Yebin dan Narae mengambil tempat.

"Tunggu sebentar, Jaehoon bisakah kau memegangiku agar tidak jatuh di depan pintu ini," pintaku.

"Ayolah, untuk apa?" jawabnya malas.

Ish anak ini benar-benar membuatku gila!

"Cepat! sebentar saja! atau aku akan melemparmu ke laut," ancamku.

Lalu dia memegangiku dengan muka yg amat sangat terpaksa.

Aku kembali mengamati lorong di luar tadi dan mengarahkan pandangan ke arah tempat Daehwan dan teman-temannya tadi.

"Heyyy kalian! Jaehwi, Sungjin! apakah Daehwan tadi ada bilang kepada kalian kemana dia akan pergi?!" teriakku agar dua makhluk tadi mendengarku di tengah-tengah keributan ini serta pengumuman-pengumuman dari pengeras suara.

"Sebelum dia bertemu denganmu, dia bilang ingin menyelamatkan teman-temannya serta dirimu tapi yaa kau datang!" Jaehwi balas teriak.

"Teman-temannya? siapa lagi? kira-kira dimana dia?!" teriakku.

"Junsu dan yg lain! mereka di lantai dua!" kini Sungjin yg menjawab.

Tiba-tiba dari arah ujung lorong ada yg berteriak, "Lantai satu hampir tenggelam! segera pakai pelampung dan siapkan diri kalian!!".

Seketika pikiranku kosong sebentar.

Daehwan? Park Daehwan?!

"Daehwan! dia di lantai dua dan dia tidak tau lantai satu mulai tenggelam!" teriakku yg kelihatan seperti orang gila.

"Hey tenanglah! nanti kita berdua jatuh!" Jaehoon makin menarikku ke dalam.

"Tidak, lepaskan aku! aku harus selamatkan Daehwan!" aku mulai menangis.

"Astaga, jika kita yg di lantai tiga saja dapat pengumuman itu maka dia yg di lantai dua pasti tau juga dan bisa jadi dia sudah selamat sekarang ini,"

Ooh ayolah aku tidak bisa fokus dengan kata-kata Kimbum tadi!
Daehwan dalam bahaya!

Aku cuma bisa makin menangis.

"Baiklah, aku, Kimbum, Ginkang, dan Wall akan mencarinya ke lantai bawah bagaimana?" usul Moonjae.

Aku sudah tak bisa berkata apa-apa sekarang, aku sangat berterima kasih pada mereka.

"Kau gila?! kenapa bawa-bawa aku? tidak, aku disini saja!" tolak Wallace.

"Baiklah tapi kau jaga Hwijae ya? dia sangat ketakutan sekarang," pinta Moonjae.

"Baik,"

"Bagaimana jika nanti kapalnya sudah hampir tenggelam?" tanyaku khawatir.

"Aku kan perenang nasional Korea, tenang saja," Ginkang malah menyombongkan dirinya.

"Gomawo," ucapku.

Lalu mereka bertiga pergi.

Tuhan tolong selamatkan mereka bertiga dan juga Daehwan, ah maksudku semua penumpang di kapal ini.

Tolong selamatkan kami...

Always Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang