eight - ini mengerikan.

523 29 0
                                    

Aku menyesal...

"Elle-ah, duduklah sini," Yebin menepuk tempat disampingnya.

Dengan berpegangan pada tempat tidur, perlahan lahan aku duduk disana lalu Yebin langsung merangkulku.

"Bagaimana jika mereka tidak menemukan Daehwan? bagaimana jika mereka tidak selamat? dan bagaimana nasib kita nanti?" tanyaku.

Air mataku tidak tahan lagi untuk keluar. Kali ini Narae ikut berpelukan bersama kami dan kami menangis bersama.

"Ayolah girls, kita akan selamat, coba kau dengar pengumuman itu, mereka bilang tim penyelamat akan datang sepuluh menit lagi," aku tau meskipun Robert berusaha menenangkan kami, tapi dari nada suaranya dia juga khawatir.

Lalu kulihat Wallace menelepon seseorang tapi setelahnya dia cuma mendecak.

"Apakah sinyal benar-benar hilang?" tanyanya.

"Yup, aku padahal daritadi mencoba menelpon ibuku, tapi gagal terus," jawab Jaehoon.

Astaga!

Eomma!

Aku belum mengabarinya.

"Teman-teman, jika kalian ingin menyampaikan pesan, sampaikan saja disini, aku akan merekamnya," Hwijae sekarang menyoroti kami satu-satu.

"Aku tau video ini akan ditonton entah kapan yg pasti setelah kapal ini tenggelam, eomma..appa..kau tau kan aku sangat menyayangi kalian berdua? tolong ingat itu, maaf aku tidak bisa menghubungi kalian di saat ini karena handphone milikku entah ada dimana, tolong jaga Nara dengan baik ya," Hyemi tersenyum tulus ke arah kamera.

Jadi Hyemi ke kamar tadi tidak ada mengambil handphone?

"Kenapa kalian seperti ini? jangan putus asa! kita pasti bisa selamat!" teriak Robert.

Satu sisi aku setuju dengannya, tapi keadaan seperti ini membuat sulit untuk mempercayainya sepenuh hati.

Tim penyelamat daritadi belum ada satupun yg datang menyelamatkan kami dan pengumuman terus menyuruh kami untuk berdiam diri, di koridor makin banyak murid yg berbaring di lantai membuat sulit berjalan kesana kemari. Dan keadaan kapal yg semakin miring.

Lagipula jika kami meloncat ke laut itu juga bukan pilihan yg bagus, air laut saat ini pasti sangat dingin, kami akan mati karena hipotermia jika terlambat naik ke daratan dan dihangatkan.

Sekarang listrik di kapal juga mulai mati.

Saat mereka sedang merekam video keputusasaannya, aku cepat-cepat mengetikan pesan kepada eomma.

<Elle>: Eomma? Eomma dimana? aku merindukanmu...

<Eomma>: Eomma sedang ada di rumah bibimu, uuhh aku juga rindu padamu, apakah perjalanannya menyenangkan?

<Elle>: Emm, maaf aku jarang mengucapkan ini, tapi aku sayang padamu eomma dan juga appa...sampaikan salamku pada appa ya nanti, maaf kalau aku tak bisa membawakan jeruk Jeju pesananmu.

<Eomma>: Ada apa? eomma juga menyayangimu, kenapa tidak bisa membawakan jeruk Jeju?

<Elle>: Aku janji akan pulang dengan senyuman paling indah:)

<Eomma>: Apa maksudmu?

<Elle>: Mungkin ini pesan terakhirku, maaf kalau aku tak bisa membalas pesanmu lagi nanti, aku sekarang baik-baik saja, tapi tolong jika bisa selamatkan kami, kapalnya akan tenggelam...dan kru penyelamat belum datang juga, mianhae saranghae eomma..

Always Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang