nine - penyesalan

644 34 2
                                    

"Teman-teman, berhentilah menangis, cobalah untuk tenang dan jangan panik," saran Woojae.

Lalu kami pun berenang di tengah-tengah ruangan yg hampir terisi penuh oleh air ini dengan saling berpegangan tangan.

Setelah beberapa saat tidak ada lagi suara tangisan atau isakan.

Kami bernapas dengan tenang menghadap dinding yg sekarang telah menjadi langit-langit.

"Oh iya, Elle-ah aku minta maaf jika aku belum membelikanmu dua kotak susu stroberi pesananmu, jika saja kita masih bisa selamat maka aku akan langsung membelikannya," ucap Jaehoon.

"Susu karamel pesananku juga ya," balas Woojae yg membuat kami terkekeh.

"Tentu saja,"

"Wah kalau kau berjanji begitu maka aku minta belikan playstation terbaru ya?" pinta Robert.

"Call, tapi selamatkan dulu aku, idiot!" desis Jaehoon.

"Chingu-ya, maaf kalau aku belum bisa menjadi teman yg baik untuk kalian ya?" kata Hyemi.

"Tidak, kau dan yg lain sudah menjadi teman paling sempurna dalam hidupku, hanya saja aku minta maaf karena tak bisa menyelamatkan kalian hari ini, mianhae," Narae mengeratkan pegangan tangannya padaku.

"Hey bisakah kalian tidak berbicara seperti itu dulu, airnya sudah mencapai leher kita! dan kenapa air ini sangat dingin?! badanku rasanya mati rasa," kulihat sebulir air mata keluar dari mata bulat milik Wallace.

"Jika kau ingin air panas maka pergilah ke sauna, tenanglah aku memegangimu kok," balas Robert.

Sekarang kami makin sulit mendapatkan stok udara.

Setidaknya mata, hidung, dan mulut kami masih berada di permukaan meskipun hampir mentok dinding.

"Saranghae Chingu-ya!" teriak kami bersama-sama.

"Hirup udara banyak-banyak dan tahan napas kalian sebisa mungkin! kalau bisa sampai tim penyelamat datang!" ucapan Woojae tadi adalah ucapan terakhir yg kudengar di ruangan ini.

Aku sebisa mungkin menahan napas dan menahan dingin dari air yg menjalar di seluruh tubuhku saat air benar-benar sudah memenuhi ruangan ini.

Aku benar-benar mengutuk perjalanan ini.

Sekarang aku tau kenapa perasaanku tidak enak saat akan berangkat kemaren.

Kenapa kami tidak langsung keluar kapal ini saja tadi ya? dan bertingkah seperti orang bodoh yg akan mati.

Atau memang inikah takdir kami? mati di dalam kapal besar ini?

Kenapa aku mau saja ikut dari awal ya?

Dan juga kenapa harus laut?

Kenapa warna air laut Korea tidak jernih?

Kenapa warnanya gelap?

Aku sangat takut gelap...

Perlahan-lahan pegangan tanganku pada Narae dan juga Wallace terlepas.

Aku tidak bisa menahan napasku lagi, warna gelap itu membuatku takut.

Tapi saat aku menghirup napas, bukanlah udara yg kudapat tapi tentu saja air.

Kini air memenuhi tubuhku, rasanya benar-benar sakit..

Saat kau kemasukan air di hidung saat mandi saja rasanya sakit dan coba kau bayangkan ini...tubuhmu serasa ingin meledak.

Dan perlahan demi perlahan aku merasa ada yg aneh dengan tubuhku, bagaimana dengan yg lain? apakah mereka selamat.

Chingu-ya saranghae, mianhae...
Daehwan-ie saranghae, mianhae...
Eomma Appa saranghae, mianhae...

Saat rasanya nyawaku berada di ujung tanduk, aku langsung teringat janjiku pada eomma.

Dengan tenang aku memasang senyum paling tulus sebelum akhirnya aku merasa nyawaku melayang di udara dan diriku terbangun di tempat yg indah bersama teman-temanku yg lain serta ratusan penumpang lainnya.

🎗🎗🎗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎗🎗🎗

Habis ini cuma bagian buat foto-foto dan beberapa penjelasan aja gais. Jadi klo ga mau liat ya udah stop sampe sini aja, okay👌
Byeeii♥️

Always Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang