0. Prolog

146 16 0
                                    

"Hallo adik." Gadis melambaikan tangan disertai senyum (sok) manisnya.

Anak perempuan yang berdiri didepan pintu itu menatap Gadis penuh tanya, "Siapa ya?"

Gadis tersenyum lagi, mengerahkan senyum terbaiknya untuk meluluhkan anak kecil didepannya yang ia yakini anak yang akan ia asuh.

"Nama kakak Gadis, kakak mau ngelamar pekerjaan, mamanya ada?" Tanya Gadis hati-hati agar anak kecil itu mengerti. Senyumnya lebarnya tidak luntur, padahal giginya sudah terasa kering.

Anak kecil itu mengerucut bibirnya, "Mama gak ada," katanya.

"Hm, Kalau papa?" Tanya Gadis, lagi-lagi dengan senyuman.

Anak kecil itu menggeleng, "Gak ada juga."

"Hm, Nenek ada dong?"

"Gak ada."

"Oh, Yaudah kakek ada?"

"Gaada."

"Kalau Om?"

Anak kecil itu menggeleng.

"Ah, Tante pasti ada kan?"

Lagi, "Gak ada."

"Oh, kakak ada?"

"Aku gak punya kakak."

"Adik?"

"Gak punya."

"Buyut, buyut? Ada kan?!"

"Gaada."

"Terus adanya?"

"Ayah, Bunda, Eyang, Opah, uncle, aunty."

"Itu sama aja bego!" Gadis ingin mengumpat, tapi kalimat barusan malah tertahan didalam hatinya yang sudah mendidih emosi. Senyum lebarnya hilang, tergantikan dengan hidung yang kembang-kempis. Kalau saja Gadis tidak butuh pekerjaan ini, sudah keluar sumpah serapahnya pada gadis kecil yang menjengkelkan itu, yang membuat Gadis mendikte silsilah keluarga.

***

Prolog dulu ya, ini cerita pertamaku, semoga suka❤ ditunggu vote dan komennya

Namanya Juga UsahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang