4. Gwennis Mau Tante Itu

32 3 0
                                    

Siang itu Gwennis keluar dari kelas dengan wajah murung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu Gwennis keluar dari kelas dengan wajah murung. Akhir-akhir ini, mood bocah itu sedang buruk.

Gwennis melihat neneknya yang menatapnya dengan senyum cerah. Dia menghampiri Gwennis yang tak kunjung melangkah mendekat.

"Ayo pulang Gwen," ajak Nenek Gwennis—Rike Saat sudah berada didepan bocah itu.

"Ayah mana?" Tanya Gwennis.

"Ayah kan lagi kerja," jawab Rike.

Gwennis mencebikkan bibirnya, Rike membungkuk untuk meraih cucunya kedalam gendongannya.

Saat itu muncul Sabil dari dalam kelas, melemparkan senyum pada Rike, "Gwennis belajarnya gak semangat sekali Bu," katanya.

"Iya lagi rewel. Pengasuhnya berhenti kerja karena mau nikah," ucap Rike.

Sabil mengangguk-angguk paham, "Oh pantes ayahnya yang antar Gwennis."

Rike mengangguk, "Bu Sabil kalau punya teman atau kenal pengasuh anak barangkali bisa rekomendasikan ke saya," ujar Rike.

"Ah iya, nanti saya pikir deh Bu," ucap Sabil.

"Kan kalau rekomendasi dari orang yang dikenal saya bisa percaya, soalnya saya susah percaya sama orang baru," ucap Rike.

Sabil mengangguk lalu tersenyum, "Iya Bu, nanti barangkali ada, saya sampaikan," ucapnya.

Rike mengangguk lalu berpamitan untuk pulang. Saat sudah masuk kedalam mobil, Gwennis menepuk-nepuk paha Linda di sampingnya.

"Eyang," panggilnya.

Rike menoleh, menatap Gwennis yang menatapnya dengan mata jernih,"Gwennis gak mau pengasuh baru," ujar Gwennis.

"Kenapa?" Tanya Rike.

"Biar ayah aja yang jaga Gwen," ucap Gwennis polos, "Biar ayah gak kerja terus," lanjutnya. Kali ini sukses membuat neneknya tertawa.

"Gwen... Gwen..." Ucap Rike sambil mengusap-usap pucuk kepala cucunya.

***

"Galau amat neng," ucap Sabil saat melihat Gadis yang duduk diatas kasur sambil menopang dagu menatap layar laptop nya. 

"Eh, Bunda Sabil pulang bawa makan," ujar Gadis, saat melihat sekantung kresek dan dua piring yang dibawa Sabil.

"Yuk makan dulu," ucap Sabil, membuka dua bungkus makanan.

Gadis meraih piring berisi nasi lengkap dengan lauknya yang diberikan Sabil, "Lo kenapa sih?" Tanya Sabil, menyadari raut wajah Gadis yang muram.

"Gak papa sih, cuma lagi kesel aja."

Sabil menaikkan sebelah alisnya, Ya bukan gak apa-apa kalau lagi kesel, "Kenapa?"

Gadis menghentikan makannya, lalu menatap Sabil serius, "Lo kesel gak sih kalau jadi gue, masa ya kemaren Hilal bilang mau ngasih gue modal usaha, eh besoknya malah bilang uangnya di pake temen kosnya."

Namanya Juga UsahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang