Chapter 7

190 21 12
                                    

.
.
.
Ruke-chan

"Hallo, Kaachan..." Ucap Naruto pelan. Menanti jawaban dari seberang telepon sana.

"Hallo... Ini kau sayang? Kau sudah sampai di sekolah barumu?" Balas suara wanita dari seberang telepon, Ibu Naruto.

"Hmm... Ya Kaa-chan, begitulah." Balas Naruto ragu. Hey! Bagaimana dia tidak ragu, sekarang dia sedang kabur. Tidak mungkin bukan, dia mengatakan pada Ibunya kalau dia tidak jadi pergi ketempat tujuannya. Dia menghubungi Ibunya, agar Ibunya tidak khawatir disana menunggu kabarnya.

"Syukurlah jika kau sudah sampai. Ingat semua perkataan Kaa-chan dirumah sebelumnya dan jaga kesehatanmu." Ucap Ibu Naruto kembali mengingatkan, sedangkan Naruto hanya bisa menggigit bibir dalamnya, merasa bersalah. Jika Ibunya tau dia kabur, apa yang akan Ibunya perbuat? Semoga Ibunya tidak tau secepatnya tentang hal ini. Kalau perlu, selamanya Ibunya itu tidak perlu mengetahui hal ini.

"Iya, iya... kalau begitu, aku ingin tidur dulu, Kaa-chan. Aku lelah..." Ucap Naruto mengakhiri. Dia tidak bisa lebih lama lagi berbicara dengan Ibunya. Takut kebohongannya terbongkar.

"Baiklah. Jaga kesehatanmu. Kaa-chan menyayangimu..."

"Aku juga menyayangi Kaa-chan." Setelahnya sambungan itu terputus. Naruto melirik kearah belakangnya, melihat seseorang yang sedari tadi menempelinya. Sedangkan orang yang menempelinya hanya terdiam sambil memejamkan matanya.

"Tidurlah kembali di kasur jika kau masih mengantuk. Jangan tidur dipundakku seperti ini." Naruto mulai risih memandang seseorang yang menempelinya, siapa lagi kalau bukan Sasuke. Sedangkan Sasuke merasa masa bodoh dengan perkataan Naruto. Terbukti dari dia yang tidak melepaskan dekapannya dan masih memejamkan mata.

"Haahhh... aku lelah menghadapi bayi besar yang satu ini." Naruto menggumam pelan lalu menyeret langkah kakinya kearah ranjang yang dia tempati tadi malam. Sedangkan Sasuke juga ikut terseret dengan pergerekan Naruto yang berjalan.

Yang sabar Naruto!
.
.
.

Dilain tempat, setelah Naruto memutuskan sambungannya dengan Kushina. Kushina menatap layar hp-nya dengan heran. Dia merasa aneh sedaritadi. Dia harus memastikan hal ini.

"Ada apa Kushi-chan? Apa yang tadi itu Naruto?" Minato menghentikan acara menonton TV-nya, sedikit heran melihat sang istri yang hanya terpaku pada layar hp.

"Bukan apa-apa. Hanya Naruto yang menghubungi kalau dia sudah sampai di sekolah barunya." Jawab Kushina cepat.

"Syukurlah kalau dia selamat sampai sana." Ucap Minato dan kembali melihat kelayar TV. Sedangkan Kushina masih terpaku ditempat semula. Keningnya semakin berkerut melihat keanehan ini.

'Aku harus memastikannya.' Bathinnya.

.
.
.

"Kau sudah menemukan dia ada dimana?" Tanya seorang gadis bersurai pink kepada lelaki di hadapannya. Mereka sedang berada di sebuah caffe pinggiran taman kota.

"Belum. Bersabarlah sedikit, dia tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Kau kira ini sangat mudah." Balas pemuda tadi dengan santai. Dia menarik garis bibirnya, berusaha untuk tersenyum, tapi sang gadis yang ada dihadapannya hanya memutarkan kedua bola matanya.

"Ya, ya... terserahmu. Aku ingin secepatnya dia ditemukan." Ucap gadis bersurai pink tersebut, lalu menyesap sedikit milkshake Strawbery nya.

"Kau yakin Sasuke pergi sendiri? Tidak bersama orang lain?" Tanya pemuda tadi. Dia heran, orang kabur pasti karena menghindari sesuatu dan akan membawa seseorang bersamanya.

This is about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang