Chapter 8

188 24 6
                                    

Aku sempat kesel buat Chapter ini. Aku udah ngetik 1K word lebih, tapi tiba tiba kehapus. Sistem Wattpad makin hari makin nyebelin. Riwayat Revisi juga buat kesel. Ok, hargain para Author yang udah buat cerita. Gak susah bukan, Cuma tekan gambar bintang dipojok bawah kiri. Kalau gak bisa komen, setidaknya beri Author vote. Sedih tau, aku harus ngulang lagi dari awal. Rasanya mau nyumpahin orang aja.

Di chap ini dan kedepannya aku mau ingetin kalau gak ada adegan Sasunaru. Ini murni Flashbacknya Sasuke pas dia dari umur 6 tahun. So, beri aku bintang kay. Rasanya mau nangis ngetik ulang kata kata yang sama.

Ok, happy reading!

.
.
.
.
.
.
.
.

Ruke-chan

Flashback On.

“Sasuke, kemari nak.” Panggil seorang wanita yang masih tetap cantik diumurnya yang sudah kepala tiga. Wanita tersebut memanggil putra bungsunya yang sedari tadi bersembunyi dibalik kaki kakak laki-lakinya.

Hari ini ada pesta besar-besaran dikediaman Uchiha. Pesta ini diselenggarakan untuk merayakan perusahaan Uchiha yang makin berkembang pesat dan sudah memiliki cabang dibeberapa negara Asia. Karena itu, kali ini kediaman Uchiha terlihat sangat ramai, tidak seperti biasanya.

“Sasuke, Kaa-san memanggilmu. Temui dulu sana.” Kata Itachi, Kakak dari bocah yang bernama Sasuke tersebut. Sedangkan bocah berambut raven yang berumur enam tahun tersebut masih kukuh dengan posisinya yang bersembunyi dibalik kaki kakaknya. Dia benci keramaian. Karena itu dia sedari tadi hanya bersembunyi dibalik kaki Itachi.

“Tapi-“

“Datanglah, Kaa-san sudah menunggu. Atau Aniki tak akan bermain lagi denganmu.” Ancam Itachi kepada adiknya. Adiknya ini sangat amat menempel padanya. Karena itu, dia sudah biasa dengan kebiasaan adiknya yang satu ini.

“Baiklah...” Ucap Sasuke dengan pipi yang digembungkan. Dia hanya bocah kala itu.

Setelahnya Sasuke berjalan menuju ketempat Ibunya berada, yang disana juga ada bocah lelaki bersurai merah cerah dan berwajah sangat imut. Pandangannya sangat kosong, seperti mata boneka yang dipajang ditoko mainan.

Setelah bocah bersurai raven tersebut sampai, tangannya langsung ditarik oleh Ibunya agar lebih mendekat. Ibunya menghadapkannya pada bocah merah tersebut.

“Sasori-kun, perkenalkan ini anak Bibi. Namanya Sasuke.” Ucap Mikoto sambil tersenyum ramah.

“Dan Sasuke, ini Sasori. Anaknya dari sahabat lama Tou-san.”

Sasuke menatap anak lelaki yang ada dihadapannya itu dengan sangat datar, wajah bocah merah itu sangat menyebalkan baginya.

Sedangkan Sasori membalas tatapan tersebut tak kalah menyebalkannya. Ada percikan api permusuhan dari mata mereka.

‘Huh, jadi ini anak yang selalu Tou-san banggakan padaku.’-Sasori

‘Ck, wajahnya sangat menyebalkan.’-Sasuke

Tatapan itu masih berlangsung dengan intens. Sedangkan Mikoto sudah pergi sedaritadi untuk melayani tamu lain yang datang kepesta tersebut.

This is about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang