Chapter 10

283 29 13
                                    

Published 4 Juni 2020

Chapter 10

"Bagaimana? Kau sudah menemukan lokasi Sasuke?" Tanya Sakura pada seseorang yang terhubung dengannya melalui telepon.

"Sabarlah. Sasuke menggunakan penerbangan pribadi. Jadi aku belum bisa menemukan dimana tepatnya tujuan penerbangannya. Beri aku waktu beberapa hari lagi."

"Kau kira semudah itu untuk bersabar?! Bajingan Uchiha itu tidak bisa diberi waktu longgar! Atau dia akan berbalik menyerangku terlebih dahulu." Sakura mulai cemas dengan pikirannya sendiri. Dia tidak ingin dirinya kalah sebelum memulai pergerakan. Sakura ingin melihat Sasuke sama menderitanya seperti dia kehilangan Sasori.

"Aku akan menemukannya dengan cepat. Jangan cemas, aku tidak akan memberikan Uchiha itu waktu tenangnya," Terdengar suara helaan napas dari seberang telepon, "Dan ada satu hal lagi yang inginku sampaikan."

"Apa?"

"Namikaze itu juga bersamanya. Aku melihat ulang riwayat penerbangannya, dan Namikaze itu tidak ada dalam penerbangan itu."

"Brengsek! Aku sudah menduganya dari awal." Keluh Sakura.

"Tunggulah sebentar, kali ini aku aku akan menyampaikan padamu posisi mereka."

"Aku percaya padamu, Sai."

.
.
.

Ke-esokan paginya Naruto terbangun dalam  pelukan Sasuke. Mengerjapkan mata biru lautnya, dia mencoba mengingat malam panas yang telah mereka lewatkan. Seketika wajah Naruto memanas, bahkan ujung telinganya telah memerah parah. Dia tidak menyangka bahwa semua hal yang menimpanya akhir-akhir ini adalah kenyataan!

Naruto berusaha menggerakkan badannya, yang menghasilkan ringisan pelan darinya. Pantatnya sangat sakit, dan mungkin akan sembuh dalam dua hari. Mereka berdua sama-sama lelaki dalam masa puncak pergolakan hormon, jadi malam pertama mereka yang seharusnya dipenuhi dengan kelembutan digantikan dengan malam pertama penuh semangat dan kebrutalan. Mengingat setelah ini pantatnya akan lebih sering dianiaya, hanya membuat Naruto kehilangan semangat untuk bangun.

Merasakan sedikit pergerakan dari 'hal' yang dia peluk, Sasuke membuka matanya, dan menatap wajah lesu Naruto. Mengernyitkan kedua alisnya, Sasuke bertanya dengan khawatir, "Ada apa dengan ekspresimu? Apa yang kau pikirkan."

Badan Naruto tersentak sedikit, terkejut mengetahui ternyata Sasuke sudah bangun. Dia menatap Sasuke, dan wajahnya kembali lesu, "Aku ingin mandi..." jawab Naruto lirih.

Sasuke terdiam sejenak, kemudian tawanya pecah.

"Apa yang kau tertawakan brengsek! Berhenti tertawa." Naruto yang kesal dengan tawa Sasuke berusaha menendangnya.

"Tidak, tidak! Oke, aku akan berhenti. Pfft!"

"Masih tertawa?! Aku akan memijak perutmu sampai hancur!"

"Heh? Emangnya kau bisa?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya, bermaksud mengejek Naruto.

"Hahhh... Aku tidak bisa." Jawab Naruto lesu dan dihadiahkan tawa oleh Sasuke kembali. "Kenapa kau tertawa terus? Sasuke yang kukenal sangat dingin, wajah datar, dan pelit kata. Apakah kau masih Uchiha Sasuke?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This is about UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang