Mungkin,maksud kata "tidak" dari mulutmu itu semu.
Tapi aku terlalu menyimpulkannya terburu-buru,hingga aku lupa bahwa aku hanya kau anggap sebagai tamu.Tulisan ini bukan pengakuan tentang
rasa pahit dihatiku.
Karena menurutku,itu terlalu sia-sia untuk
dijadikan sebuah bait lagu.Sekalipun lagu sendu..
Tapi ini tentang kau dan teman perempuanmu itu.Tentang upaya kau bohongiku,tanpa aku tau.
Tentang segala ucapanmu yang awalnya memberikan hawa sejuk,hingga membuatku terlampau berjalan jauh ke jalan yang tak berpetunjuk.
Asalkan kau tahu,
Hatiku remuk saat itu.Melihat kenyataan yang
begitu buruk.Asalkan kau tahu,
Diri ini merasa telah lapuk.Melihat ada hati lain yang
kau peluk.Seperti ada badai yang sedang
berkecamuk,diri ini merajuk.Seperti orang mabuk yang pulang tanpa arah merujuk,diri ini terpuruk.
Seperti jarum rajut dengan benangnya
yang kusut,hati ini kehilangan sang pemeluk.
Selamat,
kau sudah tuhan tunjuk,
...Untuk menjadi nama yang tidak akan lagi ku sebut,dalam sujud.
-Aksarahasta-
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
Poetry"Tahun-tahun bahagia kita sudah tak berarti dalam kata". K I T A Anniyaniyaa©2019