~~~~

26 6 7
                                    

Untuk apa bertahan jika terus di sakiti?
Untuk apa bertahan jika terus di hina dan di caci maki?

Selalu ingin di hargai, tetapi tak mau menghargai.
Selalu ingin di mengerti, tetapi tak mau mengerti.
Selalu ingin di sayangi, tapi tak ingin menyayangi.

Mungkin jika kalian yang mendapatkan seseorang seperti itu, kalian akan meninggalkannya kan?

Tetapi tidak untuk Erlangga, dia tetap bertahan. Bertahan dengan wanita yang sudah berkali kali menghancurkan hati dan bahkan menjatuhkan harga dirinya di depan orang banyak.

Dia di caki maki, di hina, bahkan main fisik di depan orang banyak pun Erlangga tetap mempertahankan wanitanya.

Siapa yang tidak beruntung jika mendapatkan laki laki sesabar Erlangga?

Dalam hati Erlangga, sedikit pun tak pernah terbesit untuk meninggalkan Kei.

Bahkan sampai di posisi sekarang ini, Erlangga tak pernah marah bahkan membalas apa yang telah di lakukan wanitanya itu. Dia tetap bersabar, mengandalkan rasa cintanya yang dalam untuk Keirana.

"Lo pergi! Janji lo buat gak ngelakuin hal yang gue gasuka mana? Lo tetap ngelanggar! Gue mau putus! Cowo gak guna!" Kei menampar pipi Erlangga, mendorong Erlangga hingga jatuh tersungkur.

Erlangga bangkit, memeluk Kei dengan sepenuh hati. Mengusap rambut Kei dengan penuh sayang walaupun dalam pelukannya Kei merontak minta di lepaskan. "Kei sayang maafin aku, heiii ... dengerin aku dulu sayang. maaf." Erlangga berusaha sabar, sekuat tenaga Erlang mencoba menenangkan Kei yang sangat emosi.

"Gak! Gue gak mau! Gak akan pernah gue maafin lo! Gue mau putus! Pergi lo! Jauh jauh dari hadapan gue, jangan balik lagi, Anjing lo!" Teriak Kei, dia berusaha melepaskan pelukan Erlangga. Nihil, badannya yang mungil tetap akan kalah dengan badan Erlang.

"Kei maafin aku, tadi mama telfon minta tolong aku buat jemp- "

Kei mendorong Erlangga, kali ini pelukan Erlangga terlepas, Kei mendongak menatap Erlangga dengan muka memerah.

Plak!

Untuk kedua kalinya Kei menampar Erlangga.

"Gak akan! Lo pergi aja, enek banget gue liat muka lo! Sampah!"

Erlang memegang pipi bekas tamparan Kei, untuk pertama kalinya dia merasakan sakit yang amat luar biasa dari biasanya. Selama ini dia berusaha sabar, dia mencintai dan menyayangi Kei walaupun Kei selalu seenaknya, rasa sayangnya pada Kei lebih besar dari pada rasa sakit di hatinya.

Tapi untuk terakhir ini, batas kesabaran Erlang habis. Dia tidak mau lagi seperti orang bodoh. Dia sudah meminta maaf, dan jika Kei tak memaafkan tak apa. Dan.. jika Kei meminta Erlangga pergi, baiklah dia akan pergi.

Erlang menatap Kei dalam tersenyum dengan tulus, dia.... sangat mencintai dan menyayangi Keirana, dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri kalau sampai mati dia akan terus menjaga Kei, tapi untuk sekarang Erlang menyerah, dia sadar kalo selama ini Kei dengannya Kei tidak akan pernah bahagia, dia tidak mau bersikap egois dan dia akan membiarkan Kei bahagia tapi -tidak dengannya.

Dengan senyum manis Erlangga yang dia berikan untuk wanita kedua yang amat ia cintai, "Kei, sampah ini bakalan pergi dari hidup kamu. aku ga akan ganggu hidup kamu lagi, maafin aku Kei kalo selama dengan ku kamu ga pernah bahagia maafin aku, maaf bangett." Erlang mengigit pipi bagian dalamnya, berusaha untuk tak terlihat lemah di depan Kei. Ia kembali berujar, "Satu hal yg harus kamu tau, Aku Erlangga, orang ketiga setelah papa dan mama kamu yang paling sayang sama kamu Kei. I love you so much Kei. Don't cry ya sayang? i will be miss u so much. Jangan pernah sekalipun kamu merasa nyesel sama keputusan kamu kali ini, karena selama ini .... aku yang salah. "

I'm Stay Love You Kei.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang