6

4.8K 800 84
                                    

(Name) tengah bersiap, ia berulangkali menatap ke arah cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Entah sejak kapan ia menjadi sangat gugup karena menemui Todoroki Shouto--orang yang menjadi pelanggannya itu.

Pada saat kemarin--waktu Todoroki akan pulang, pemuda itu menanyakan sesuatu yang mengejutkannya.

"Apa kau mau berjalan denganku besok?"

Kata-katanya itu terus saja melintas di pikirannya, bahkan saat tidur pun ia masih memikirkannya. Merasa sudah siap ia keluar dari rumah, dan langsung mendapati sosok Todoroki di depan pintu tersebut.

"Shouto-kun, kenapa kau di sini?"

"Hm... ya aku hanya ingin menjemputmu." jawabnya, iris dwiwarna itu melirik ke arah lain mencoba menetralkan rasa gugup yang saat ini dimilikinya.

Wajah (Name) sedikit memerah melihat Todoroki dengan pakaian kasualnya, biasanya ia melihat pemuda itu dengan pakaian kerjanya atau pakaian heronya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah (Name) sedikit memerah melihat Todoroki dengan pakaian kasualnya, biasanya ia melihat pemuda itu dengan pakaian kerjanya atau pakaian heronya. Dia terlihat tampan menggunakan pakaian itu--ralat menggunakan pakaian apapun dia juga tetap tampan.

Begitupula Todoroki, ia gugup saat melihat (Name) keluar dari rumahnya dengan menggunakan pakaian yang manis. Meskipun begitu wajahnya tetap saja terlihat 'tak terkejut dengan itu.

"Bagaimana jika kita berangkat sekarang?" Todoroki membuka suara (Name) hanya menjawabnya dengan anggukan singkat.

˚˙˚˙

Mereka telah sampai di taman bunga. (Name) menatap bunga-bunga itu dengan semangat, sudah lama ia tidak mengunjungi taman bunga, melihat bunga yang beraneka jenis sangat memuaskan hati seorang (Name).

Todoroki menatap tingkah-laku [Name] yang menurutnya lucu, ia menarik kedua sudut bibir sehingga membentuk senyuman kecil.

"Kau suka?"

"Tentu!"

"Syukurlah kalau begitu."

(Name) duduk disalah satu bangku yang berada di dekatnya, ia mengisyaratkan Todoroki untuk duduk di sebelahnya, setelah selesai mengamati bunga-bunga yang di taman itu.

"Kenapa kau mengajakku untuk jalan bersama?" tanya (Name) kepada pemuda itu. Ia hanya terdiam sambil memikirkan jawaban yang tepat untuk diberikan kepadanya.

"Apa itu tidak boleh?"

(Name) menatap sebal Todoroki, bukan dijawab pertanyaan darinya tapi, malah dijawab dengan pertanyaan baru.

"Tidak apa-apa, aku hanya penasaran kenapa Shouto-kun yang seorang pro hero mau mengajak orang biasa sepertiku."

Alis Todoroki terangkat naik mendengar pernyataan dari (Name), memang benar, ini sungguh aneh untuknya. Bahkan otak dan tubuhnya sangat tidak sinkron jika berdekatan dengan (Name), disatu sisi ia hanya menganggapnya sebagai orang biasa, tapi disisi lain dia sangat ingin melindungi [Name] dari apapun.

Ia bahkan sedikit kesal saat (Name) mengatakan seperti itu. Apa ia mencoba untuk merendahkan dirinya sendiri?

"Jangan berkata seperti itu, setiap orang tentu mempunyai kelebihannya masing-masing, yang bahkan tidak bisa dilihat."

"Kau benar, itu seperti Shouto-kun."

"Aku?"

"Kata orang kau adalah hero yang paling dingin, tapi aku bahkan tidak tahu kenapa mereka menyebutmu dingin," (Name) menggenggam tangan Todoroki dan tersenyum ke arahnya, "lihat, mereka hanya tidak tahu jika Shouto-kun mempunyai tangan yang hangat."

Wajah pemuda itu memerah, saat tangannya menyentuh tangan (Name) rasanya seperti ada listrik yang mendengarnya, itu membuat jantungnya berdetak 'tak karuan.

Sial ada apa denganku?

"Hey, (Name)."

"Iya?"

"Bagaimana jika aku mengucapkan bahwa, jantungku selalu berdetak kencang saat berada di dekatmu?"

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang