Sudah sehari sejak Todoroki ke luar kota. Kehidupan (Name)pun masih berjalan seperti biasanya. Melayani pelanggan yang datang ke tokonya.
Semanggi berdaun empat itu ia letakkan di wadah, entah darimana Izuku--pemuda berambut hijau itu mendapatkannya. Pagi hari pemuda tersebut mampir sambil membawa semanggi, katanya itu sebagai ucapan terima kasih.
(Name) langsung menerimanya, ia sempat terkejut temannya--Izuku membawa semanggi, dan itu berdaun empat yang berarti keberuntungan, sempat ia tanya bagaimana ia berhasil menemukan semanggi itu. Namun, Izuku hanya tersenyum dan menjawab 'hanya beruntung'.
Ia berterima kasih padanya. Mungkin saja semanggi ini mendatangkan keberuntungan bagi tokonya.
Lonceng di toko berbunyi, seseorang masuk dengan rambut spiky dengan mata merah dan disambut dengan ramah oleh (Name). Bukannya menanggapinya dengan sopan, ia malah mendecakkan lidahnya kesal dan dengan kasar menarik kursi di sekitarnya untuk duduk.
Mata merah itu menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan, alisnya mengkerut ketika melihat yang ia cari tidak ada di sana. (Name) yang kesal karena diabaikan Bakugo sejak ia masuk mulai menatapnya tajam.
"Katsuki! Apa yang kau cari di tokoku?" tanya gadis itu.
Bakugo tersentak, dengan reflek ia menoleh ke arah (Name). Bibir gadis itu dikerucutkan dengan mata yang terus menatap tajam ke arahnya.
'Lucu,' pikir Bakugo. Namun, langsung ia tepis pikirannya tersebut.
"Si sialan itu... apa ia tidak datang?" ujarnya, matanya menghindari mata (Name) yang melihat lurus ke arahnya. Tangannya ia gunakan untuk menumpu dagu sambil menyembunyikan rona merah tipis yang tadi menyerbu pipinya.
"Maksudmu Shouto-kun? Dia sedang bekerja di luar kota."
Bakugo sekarang yang berganti menatap (Name) tajam, "Shouto? Sejak kapan kau menjadi dekat dengan si sialan itu?"
(Name) menundukkan kepalanya, rasa hangat sekarang berada di wajahnya, rasanya ia sangat takut menatap wajah Bakugo, rasanya ia sama seperti gadis yang ketahuan selingkuh dengan orang lain.
Bakugo menghela napas kasar, "kau menyukainya 'kan?"
"T-tidak! Kita hanya pelanggan dan penjual!" sangkalnya.
Entah kenapa saat Bakugo melihat reaksi yang berkebalikan dengan ucapan (Name), rasanya sakit--ia tentu tidak sebodoh itu melihat reaksi gadis itu yang nampaknya menyukai Todoroki.
"Terlihat jelas bodoh kau menyukainya," gumam Bakugo.
Ia kesal. Rasanya ia kalah lagi dengan Todoroki. Tangannya ia benturkan ke meja, yang membuat (Name) kaget dan dengan kebingungan menoleh ke arah Bakugo.
"Katsu-kun?"
"Ck, aku mau pulang."
Ia berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju pintu keluar yang tepat di samping meja (Name). Namun, belum sempat ia memegang gagang pintu, bajunya sudah ditarik oleh gadis tersebut yang membuatnya berhenti dan menoleh.
"Apa maumu sialan?"
(Name) tersenyum, ia melihat daun semanggi yang kini diberi wadah plastik olehnya disela mengamati Bakugo tadi. Tangannya terulur sambil memegang daun semanggi.
"Mungkin kau lebih membutuhkannya!" ujarnya dengan semangat.
"Apa?"
Kini tangan (Name) mengambil tangan Bakugo dan meletakkan daun semanggi itu di telapak tangan, "simpanlah! Itu hadiah dariku."
Bakugo menghela napas, dan langsung keluar dari toko bunga. Ia melirik daun bersemanggi empat yang masih ada di tangannya, setelah itu ia masukkan ke saku bajunya.
"Tch, padahal aku tidak membutuhkannya," cerocosnya.
---
Bakugo in your areaaa1!1!
Makasih yang sudah baca sampai sini, aku sayang kalian 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Florista | todoroki x reader
Fanfiction'Florista tadi cantik.' Mungkin, itu yang pertama kali Todoroki Shouto pikirkan saat melihatmu--(Full Name). [ T o d o r o k i x R e a d e r ] ╰| slight Bakugo x Reader F l o r i s t a » Penjaga toko bunga。 -- All character BnHA © Horikoshi Kohei...