13

3.3K 535 42
                                    

Bakugo mengambil semanggi berdaun empat yang ada di sakunya. Ia melihatnya sekali lagi setelah itu memasukkannya ke sakunya kembali. Saat ini ia merasa dadanya dipenuhi dengan rasa senang setelah mendapat semanggi dari (Name).

Ia mengetuk pintu apartemen. Bukannya kembali ke rumahnya ia malah ke apartemen Kirishima, memang ia dan Kirishima dekat. Jadi, Bakugo tidak segan-segan untuk bermain ke apartemennya.

Pintu terbuka menampilkan pria berambut merah rambut yang sedikit berantakan, bahkan ia menguap beberapa kali.

"Ada apa? Sepertinya kau senang sekali," tuturnya kepada Bakugo.

Kirishima baru saja bangun dari tidurnya, saat hendak mengambil minum ia dihentikan oleh bunyi bel yang ternyata temannya sendiri--Bakugo.

"Hah? Siapa yang senang dasar bodoh! Minggir biarkan aku masuk!"

"Oh? Kupikir kau tersenyum tadi, atau mungkin hanya perasaanku karena masih mengantuk?"

"Ah iya mungkin hanya perasaanku saja," lirihnya.

Ia menutup pintu dan menatap Bakugo malas saat melihat empunya itu sudah duduk dengan tenang di sofa layaknya bos.

"Hei, apa kau tidak punya camilan?" tanyanya, matanya itu terus melihat ke segala arah berharap menemukan sesuatu untuk dimakan, ia sedikit lapar. Kirishima menghela napas, ia membuka lemari dan melemparkan beberapa bungkus snack ke arah Bakugo.

"Jadi kenapa kau kemari?"

Bakugo yang membuka bungkus snack langsung menatap ke arahnya, "bukan urusanmu."

"Jelas ini urusanku bodoh! Ini apartemenku!" ujarnya, ia dengan kesal melemparkan tubuhnya ke sofa.

Bakugo hanya diam dan sibuk memakan snack tadi. Sekali lagi Kirishima menghela napas, temannya ini seperti gadis yang tengah 'kedatangan tamu'.

"Jadi, apa ada sesuatu tentangmu dan (Name)?" tanyanya usil.

Bakugo langsung terdiam. Kirishima mematung saat melihat reaksinya karena pertanyaan usil tadi. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Bakugo ada sesuatu dengan (Name).

Kirishima dan (Name) hanya sekedar teman, tidak akrab seperti Bakugo. Ia kenal (Name) karena Midoriya yang mengenalkannya pada gadis itu. Perlu ia akui gadis itu memang cantik.

"Jadi (Name) ya, ada apa dengannya?"

Bakugo mendengus, "apakah setengah-setengah sialan itu sedang di luar kota?"

Kirishima mengernyit, "apakah 'setengah-setengah sialan' yang kau maksudkan itu Todoroki?" tanyanya.

Bakugo hanya mengangguk, sekarang ia bertambah rakus untuk memakan sncak di depannya ini. Rasanya kesal saat membicarakan pemuda itu, bahkan ia sangat sulit saat menyebut namanya.

"Todoroki memang sedang ada di luar kota, ia ditugaskan sampai para villain di sana tenang. Ya, seperti yang kau lihat hanya Todoroki yang ikut, karena pemerintah juga membatasi jumlah hero untuk mencegah dampak yang berlebihan. Lagipula kota itu masih dalam status rawan," jelasnya.

Pemuda itu hanya mendecakkan lidahnya, tapi dilain sisi ia merasa senang, karena Todoroki akan menghilang dalam penglihatannya selama beberapa waktu. Ia juga tidak akan khawatir tentang (Name) dan Todoroki.

"Kau menyukai (Name) ya?" celetuk Kirishima sambil tersenyum.

"TIDAK BODOH!" Bakugo langsung menjawabnya, ia hampir saja tersedak karena pertanyaan Kirishima.

"Oh, ayolah Bakugo kau pasti datang kemari hanya untuk menceritakan (Name) dan juga pesaing cintamu yaitu Todoroki."

Kirishima makin tersenyum lebar, ia tidak menduga bahwa Bakugo suka kepada gadis tersebut, karena interaksi mereka sangat minim daripada interaksi antara Midoriya dan (Name). Yah, mungkin itu yang diketahui olehnya.

"Semangat ya untuk merebut (Name)!" Kirishima memegang pundak Bakugo dan memberinya jempol sebagai tanda semangat untuknya. Namun, Bakugo hanya terdiam wajahnya memerah tidak ia sadari.

"Dan Bakugo, besok ikut aku ke toko bunganya (Name) ya?"

Bakugo yang diam langsung menoleh, ia menyipitkan matanya ke Kirishima, "mau apa kau?"

Kirishima tertawa canggung, "kau tahu aku akan melamar seseorang, jadi aku perlu (Name) untuk membantuku."

Bakugo hanya menganggukkan kepalanya. Namun, ia bahkan tidak tahu reaksi apa yang harus dikeluarkan. Ia hanya memikirkan perkataan Kirishima tadi.

Mungkin memang benar, ia suka pada (Name). Sial. Memikirkannya saja ia sudah malu.

"Bakugo, wajahmu memerah lho."

---

Halo! Akhirnya aku bisa ngalihin perhatian dan nulis cerita ini (╯︵╰,)
Mungkin kedepannya aku bakal jarang update cerita~

Terimakasih sudah baca ceritaku, jangan lupa cek ceritaku yang lainnya ya! (๑و•̀ω•́)و

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang