15

2.6K 467 49
                                    

Todoroki menghempaskan dirinya ke kasur. Tubuhnya sangat lelah, mungkin beberapa saat lagi matanya akan tertutup dan ia akan jatuh ke alam mimpi.

Namun, sebelum itu ia menyempatkan diri untuk berbalas pesan dengan (Name). Ah, rasanya ia ingin melihatnya. Andai saja ia tidak diberi pekerjaan di luar kota mungkin ia bisa datang ke toko bunganya setiap hari.

Walaupun itu bermasalah, memangnya siapa yang akan membeli bunga setiap hari dan untuk apa? Tapi Todoroki sangat ingin ke sana, selain untuk membeli bunga ... ia lebih ingin bertemu penjualnya. Cukup memalukan untuk mengatakan itu.

Aku ingin bertemu denganmu.

Ia mengetiknya tanpa sadar dan langsung dihapus olehnya. Wajahnya bahkan terdapat rona merah tipis! Mungkin jika seseorang tidak memperhatikannya dengan fokus ia tidak akan menangkap rona merah tersebut.

Ah, ia beberapa kali bertanya tentang hubungan (Name) dan Bakugo. Jawabannya hanya sama, Bakugo hanyalah teman gadis itu. Namun, ia yakin tidak semudah itu, ia tahu jika Bakugo menyukai (Name) hanya saja pemuda itu saja yang tidak sadar.

Sebenarnya Todoroki dan (Name) beberapa kali berpapasan, tapi ia saat itu tidak mengenalnya dan hanya melewatinya.

Namun, ia ingat (Name) pernah datang ke sekolahnya dulu untuk melihat pertandingan yang diselenggarakan U.A. (Name) tidak melihatnya, pandangannya hanya fokus pada teman masa kecilnya--Bakugo dan Midoriya. Todoroki saat itu juga masa bodoh dengan teman Bakugo.

Tidak ada waktu baginya untuk berkenalan, karena yang ia tahu (Name) langsung pulang setelah menyemangati Bakugo dan Midoriya. Tentu tidak ada waktu bagi Todoroki untuk berkenalan.

Midoriya saat itu tersenyum, berbanding terbalik dengan Bakugo yang berteriak dan tidak suka dengan akhir yang diterima, ia bahkan tidak bersikap sopan dengan (Name). Namun, Saat gadis itu pulang Bakugo lah yang paling lama memerhatikan punggungnya--seolah-olah ia takut (Name) akan tertimpa hal buruk jika tidak ia awasi.

Ah, kenapa ia mengingat ini. Rasanya sangat mengesalkan.

Kalau mungkin ia berkenalan dengannya saat itu, mungkin ia sekarang tidak akan khawatir dengan (Name) dan juga Bakugo.

Ia takut Bakugo mengambil (Name).

Pekerjaanku akan selesai di sini, mungkin aku akan kembali sebentar lagi.
Aku harap kau masih menungguku.

Todoroki.

Ie mengirim pesan tersebut ke (Name), beberapa saat kemudian pesan baru kembali datang. Todoroki tersenyum kecil saat melihat balasannya.

Semangat! Jangan pikirkan pekerjaan terlalu dalam! Pikirkan juga kesehatanmu.
Tenang saja, aku selalu menunggumu!

(Name)♥.

Melihat (Name) yang mengkhawatirkannya, ia merasa sangat bahagia dan (Name) masih menunggunya hingga saat ini. Ia penasaran apakah (Name) memikirkannya setiap hari?

Jika iya, maka sama. Todoroki memikirkan gadis itu setiap harinya.

Perlahan kelopak matanya tertutup, ia sudah tidak tahan menahan kantuk. Karena, Todoroki sudah bekerja keras demi pekerjaannya, sampai mengorbankan jam tidurnya. Oleh karena itu, ia sangat mengantuk sekarang.

Jadi, mari kita ucapkan selamat tidur kepada pangeran tercinta kita.

"Tunggu aku (Name)," lirihnya sebelum ia masuk ke alam mimpi.

- - -

Perubahan rencana! Aku bakal namatin ini terlebih dahulu, mungkin Florista akan tamat di bagian 20-an. Jadi ini semakin mendekati ending!

Hayo, coba tebak endingnya angst atau tidak! (* ̄︶ ̄*) Soalnya aku biasanya suka nulis angst sih.

Sampai jumpa!
Jika berkenan silahkan berkunjung ke ceritaku yang lain.♥

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang