16

2.6K 474 32
                                    

"Besok kau bisa kembali ke kantormu sendiri Todoroki-san, terima kasih atas bantuanmu sampai saat ini."

Setelah bosnya berkata seperti itu Todoroki pergi dan mengucapkan terima kasih.

Ia tidak langsung pulang, melainkan pergi ke mejanya dan membereskan barang-barang terlebih dahulu. Tidak banyak memang dan mungkin akan selesai dengan cepat.

Salah satunya sebuah foto dengan bingkai kotak. Foto seorang gadis yang tengah tersenyum ke arahnya, tangannya membawa rangkaian bunga warna-warni dengan rambutnya yang tengah dicepol.

Todoroki mengambil fotonya saat ia berkunjung. Seperti biasa ia datang ke sana untuk membeli bunga.

Tepat saat itu Todoroki sedang membawa kamera temannya, sebenarnya ia berniat mengembalikan kamera tersebut setelah berkunjung ke makam. Lagipula temannya 'tak masalah ia meminjam kamera tersebut.

Saat ia masuk ke toko ia tidak melihat (Name) di meja kasir. Irisnya secara tidak sadar langsung mencari sosok gadis itu.

"Ah, selamat datang Todoroki-san, maaf aku sedang menyirami tanamanku saat ini."

Todoroki hanya mengangguk, wajahnya datar tapi, matanya selalu melihat ke arah (Name). Ia tidak bisa memalingkan wajahnya ke arah lain, ia betah menatapnya. Mungkin akan bagus jika ia yang pertama kali menatapnya saat bangun tidur.

Pipi Todoroki memerah, ia mengigit bibir bawahnya dan menghilangkan pernyataan itu. Jika ia yang menatapnya pertama kali, bukankah itu berarti ia menjadi suaminya? Ah, ia malu!

Namun, jauh di lubuk hatinya. Ia menginginkan itu.

(Name) sedang menuju ke arah Todoroki, tapi pemuda itu tidak memperhatikannya yang membuat ia sedikit tersentak saat (Name) ada di depannya bahkan sedikit memajukan kepalanya untuk melihat kamera yang ada di tangan Todoroki.

Dengan ini Todoroki bisa melihat wajah gadis itu yang bersih, ia tidak bisa tidak memerah saat melihatnya. Dengan kaku ia mundur sedikit untuk menjauhkan jarak di antara mereka.

(Name) yang kembali sadar langsung ikut mundur juga, ia dengan canggung menatap Todoroki.

"Maafkan aku," ujarnya. Todoroki hanya menjawab dengan anggukan singkat.

Kecanggungan masih ada sampai (Name) mengalihkannya ke arah kamera di tangan Todoroki, "Apa itu kamera Todoroki-san?" tanyanya.

Todoroki langsung menepis rona merahnya dan dalam waktu singkat wajahnya sudah berubah seperti normal. Ia menggelengkan kepalanya untuk menanggapi gadis itu.

Dengan demikian suasana canggung muncul kembali.

"Apa .... Apa (Last Name)-san mau menjadi modelku?"

"Eh?" (Name) memasang wajah kaku, ia tidak menyangka bahwa Todoroki akan menawarkannya untuk menjadi model. Ah ia tahu itu hanya untuk foto biasa. Namun, ia merasa sangat senang, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Tidak apa-apa?" tanya (Name) memastikan.

"Tentu."

"Kalau begitu mohon bantuannya!"

Memang Todoroki mengambil lebih dari satu foto, tapi menurutnya foto yang ia bawa inilah paling bagus dari semuanya. Tentu ia menyimpan foto yang lain, dan juga memberikan ke (Name) juga yang lainnya.

Ia tidak sabar untuk bertemu (Name) besok, saat itu ia akan mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.

🍂

Bakugo panik menuju ke arah toko bunga milik (Name), ia tidak bisa dengan henti-hentinya cemas tentang gadis itu.

Saat ia sampai, matanya terbelalak melihat keadaan toko tersebut.

"(NAME)! (NAME) JAWAB AKU JIKA KAU ADA DI SANA BODOH!"

Ia meneriakkan namanya, tapi nihil. Gadis itu bahkan tidak menjawab panggilannya.

- - -

(* ̄︶ ̄*)

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang