"Tuh kan," ucap Hongjoong. "Akhirnya hyung diliatin juga sama Wooyoung palsu."
"Dia palsu, Wooyoung asli gak tau ada di mana," tambah Seonghwa.
"Yaudah-yaudah, perkara dia asli atau palsu, pikir terakhir. Sekarang kita nyari lagi, kalo masih gak ketemu, kalian pulang dan pencarian dilanjutin sama staff," ucap manager.
ATEEZ dan manager kembali berjalan. Kali ini mereka mengunjungi lantai dua terlebih dahulu karena setelah masalah telepon hantu tadi, mereka ingin meyakinkan sekaligus memastikan kalau-kalau Wooyoung benar-benar ada di lantai tiga.
Delapan orang itu berjalan menaiki tangga dengan posisi bergerombol. Ruangan demi ruangan telah mereka lewati hingga mereka akhirnya sampai di ruangan terakhir.
Jantung tim atas berhasil dibuat berpacu dengan cepat.
"Sumpah tadi tuh di sana ada tangga!" ucap San sambil menunjuk ke ujung ruangan.
Yang mana merupakan sebuah jendela besar yang terbuka.
"Aku juga tadi liatnya di situ tangga," timpal Yeosang.
"Untung kita bisa nahan diri buat gak gegabah," ucap Seonghwa. "Atau, kita bisa tau apa yang bakal terjadi setelahnya."
"Terus lantai tiga gimana? Lewat tangga mana?" tanya Hongjoong.
"Ada tangga kecil di luar bangunan. Harusnya di lantai dua ini ada pintu kecil juga buat ke tangga itu," jawab manager.
Sepersekian detik kemudian, kedelapannya mulai menyisir lantai dua, mencari keberadaan pintu kecil untuk sampai ke roof top. Ternyata, pintu itu terletak di dekat tangga, hanya saja tadi terlalu gelap sehingga mereka tidak dapat melihatnya.
Manager membuka pintu itu dengan hati-hati. Pintu itu memiliki kunci yang diputar agar bisa terbuka. Begitu pintunya terbuka, tangga itu memang kecil sekali dan tanpa lampu.
"Kita gak bisa naik semua, akan buang-buang waktu. Hyung sama Hongjoong bakal naik, sisanya tunggu di sini. Seonghwa, jaga adik-adik kamu," ucap manager.
Seonghwa mengangguk, "Ya, hyung."
Manager dan Hongjoong mulai menapaki tangga itu secara hati-hati dan menyenterinya dengan cahaya seadanya dari flash ponsel mereka. Bahkan jika mereka tidak-tidak hati apalagi jika sampai terpeleset, maka mereka akan terjatuh.
"Emang di atas ada apa sih, hyung?" tanya Hongjoong.
"Roof top biasa, jadi kalo Wooyoung bener-bener ada di sini bakal keliatan," jawab manager.
Mereka pun sampai di lantai atas. Sesuai dengan perkataan manager, tidak ada apa-apa di roof top. Bahkan, roof top ini hanyalah sebuah bidang datar tanpa pagar yang membuatnya sangat membahayakan.
Manager menolehkan kepalanya ke segala arah, "Gak ada apa-apa di sini, ayo turun."
Hongjoong menurut. Kali ini, ia turun terlebih dahulu. Ia mendadak teringat dengan telpon hantu barusan.
"Hyung, gimana kalo ternyata Wooyoung ada di belakang gedung? Di tempat yang ngarah ke jendela besar tadi," ucap Hongjoong.
"Hyung udah nyari ke sana, udah keliling gedung, tapi gak nemu apa-apa," jawab manager. "Kita gak pernah tau kalo itu adalah jendela biasa atau portal buat ke dunia mereka."
Dahi Hongjoong dibuat berkerut karena ucapan manager. Portal apa maksudnya?
Enam anggota ATEEZ yang tersisa menunggu dua hyung mereka dengan wajah pucat. Mereka ingin turun ke lantai satu duluan, tapi mereka takut dan mereka tidak bisa meninggalkan Hongjoong dan manager. Mereka juga tidak bisa menyusul ke roof top karena sangat berbahaya. Situasi mereka benar-benar terdesak.
"Udah dibilangin jangan keluar, bahaya," ucap Hongjoong karena Yunho berdiri di ambang pintu, terlalu dekat dengan tangga.
"Hyung, ayo turun," pinta Mingi.
"Iya, ayo," balas manager.
Mereka turun bersama-sama dalam diam. Belum ada yang berani bercerita.
"Hyung," panggil Yeosang.
"Ya?" jawab Hongjoong.
"Tadi kita liat Wooyoung di jendela," jawab Yeosang lirih.
"Di jendela gimana? Melayang dong?" tanya Hongjoong dalam konteks bercanda, namun siapa sangka jika Yeosang akan menganggukkan kepalanya?
"Hah? Kok bisa gitu? Tapi gak kalian datengin, kan?" tanya Hongjoong.
"Enggak, untungnya enggak," jawab Yunho.
Mereka kembali ke ruang istirahat yang terang benderang dan mendudukkan tubuh mereka. Lelah, ngantuk, takut, merinding, bercampur menjadi satu.
"Hyung mau nganterin Jongho. Kalian istirahat dulu," ucap manager.
Jongho hanya mengangguk. Tenggorokannya sedang tidak terlalu bersahabat baginya.
Jongho dan manager pulang ke hotel menggunakan mobil yang dikemudikan langsung oleh manager. Tidak ada percakapan di antara keduanya. Mereka sama-sama lelah.
Sesampainya di hotel, manager hanya mengantar Jongho sampai ke depan pintu kamar karena harus kembali ke gedung konser.
"Kamu sendirian gapapa kan?" tanya manager yang dibalas anggukan oleh Jongho.
"Yaudah, kalo ada apa-apa, miss call hyung aja, nanti hyung langsung ke sini,"
Berlalulah manager. Jongho menghela nafasnya dan masuk ke dalam kamar sendirian.
Namun siapa sangka jika ia menemukan Wooyoung dengan pakaian merah seperti sebelum mereka berganti kostum hitam, terbaring tak sadarkan diri di lantai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Not ATEEZ [✔]
FanfictionBagaimana jika yang tampil malam itu bukanlah ATEEZ? m/t/h written by Penguanlin, 2019.