[Lima]

1.1K 190 22
                                    

Renjun dan Lucas duduk di depan TV dengan satu toples besar cookies. Keduanya sedang menyaksikan tayangan variety dari para idol papan atas korea. Lucas sesekali tertawa terbahak-bahak sambil menyemburkan beberapa remah cookies, membuat Renjun kesal.

"Besok kau harus membersihkan semua kekacauan ini," titah Renjun.

Lucas berhenti tertawa, lalu memandang Renjun dengan wajah memelas.

Percuma. Renjun tidak akan mempan dengan wajah menjijikan yang dibuat oleh kekasihnya itu. "Besok aku harus pergi ke perpustakaan kota untuk mengerjakan tugas dari Profesor Liu," kata Renjun.

"Ikut!" seru Lucas. "Aku ikut denganmu."

Renjun menggeleng. "Kau tetap di rumah dan bersihkan semua kekacauan ini," tegasnya.

Lucas mendesah pasrah. Hari sabtunya sungguh menyedihkan. Kalau Renjun pergi, berarti tidak ada makanan juga untuknya. Huh! Payah.

...

...

...

Sementara, Haechan sudah mempersiapkan hari sabtunya dengan begitu baik. Dia belanja banyak sekali bahan makanan dan memutuskan untuk memasak di hari sabtu. Kebetulan Mark juga menghubunginya kalau pemuda itu akan membuat tugas di perpustakaan kota, jadi mereka tidak bisa bertemu.

"Apa yang harus kumasak, ya?" Haechan bergumam. Meski telah membeli begitu banyak bahan, dia tetap belum memutuskan apa yang harus dimasak. Jadilah dia kembali berselancar di internet untuk menentukan pilihan.

Belum lama berselancar, notifikasi LINE mengusiknya. Haechan agak terkejut melihat siapa yang mengiriminya pesan. Dari Lucas. Sepertinya pemuda itu sedang kehabisan ide untuk menghabiskan sabtunya yang berharga.

Haechan tersenyum, lalu membalas lagi pesan dari Lucas. Mengajak pemuda itu datang ke rumahnya dan menemaninya memasak. Dia terkekeh. Seperti dugannya, Lucas membalas pesannya dengan semangat dan bersedia datang tanpa ragu.

Karena daerah rumahnya cukup jauh dari tempat Lucas, Haechan memutuskan untuk mengirim sopirnya ke apartemen pemuda itu.

...

...

...

Lucas hanya bermain-main dengan ponselnya setelah menghabiskan dua bungkus ramyun. Setelah membersihkan semua ruangan seperti yang di perintahkan Renjun, dia tidak tahu lagi mau melakukan apa. Dia bosan sekali hanya sendirian di apartemen. Pada akhirnya dia menyadari, sejak kepindahannya ke Seoul, dia dan Renjun sama sekali tidak punya teman. Mereka selalu asyik dengan dunia mereka sendiri. Melakukan semuanya hanya berdua.

Mata Lucas menemukan nomor Haechan dalam kontaknya. Dengan senyum merekah, dia mengirimkan LINE pada pemuda yang baru-baru ini ditemuinya itu.

Sebuah angin segar dirasanya kala Haechan menawarkan untuk menemani pemuda itu memasak. Tentu saja Lucas yang akan jadi penilainya. Itu ide bagus. Lucas langsung bergegas membersihkan diri dan bersiap sebelum mobil jemputan yang dikirimkan Haechan datang.

Sopir keluarga Haechan adalah orang yang ramah. Karena Lucas juga begitu, jadi mereka dapat akrab dengan mudah. Terus bertukar kata selama perjalanan.

"Apa Haechan memang hobi memasak?" tanya Lucas pada sang sopir.

Lelaki lima puluh tahun itu mengangguk. "Akhir-akhir ini tuan muda jadi lebih sering masuk dapur," jawabnya.

Lucas terkekeh. "Sepertinya dugaanku benar. Dia pasti sedang belajar memasak untuk seseorang, ya?"

Sang sopir kembali mengangguk. Saat itu, mereka sudah memasuki gerbang rumah megah Haechan. Lucas sampai melongo melihat betapa luasnya Mansion keluarga Lee. Rumahnya di cina juga besar, tapi tentu tidak sebesar ini.

AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang