Tinggal Kenangan

27 7 1
                                    

Aku bangun dengan malas. Terbangun di sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar Jin. Kami kelelahan lalu tertidur di rumahnya.

Pandanganku mengarah ke suatu tempat. Sofa. Disana ada Namjoon yang tidur dengan nyenyak. Dan disampingku ada Haura. Sedangkan Jin,Taehyung,Hesosok,Jimin dan Yoongi tidur di kasur satunya lagi. Dan...ah ya,Jungkook. Dia tidur disamping Namjoon.

Mereka terlihat lelah. Sekarang sudah pukul delapan pagi. Namun,mereka semua belum bangun. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamar. Dia nyonya Fuuji. Ibu KimSeokjin.

"Apakah kau sudah bangun?" Tanya nyonya Fuuji padaku. Ia menghampiriku dan duduk di sampingku.

"I..iya..aku sudah bangun" Aku mengusap mataku dan menatap nyonya Fuuji.

"Bangunlah dan bersihkan dirimu. Itu akan membuatmu lebih baik" Ucap nyonya Fuuji sambil beranjak meninggalkanku.

"Terimakasih..." Balasku lagi.

Tidak lama kemudian,Haura bangun. Ia menatapku dengan wajah bantalnya.

"Mhhhh jam berapa sekarang?" Tanya Haura padaku.

"Uhh...hampir jam sembilan" Jawabku santai.

"APA?JAM SEMBILAN?? KALIANNN!!BANGUNN SUDAH SIANGG!!!!"Tiba tiba Haura berteriak histeris.

Membuat semua orang terbangun dengan wajah terkejut. Begitu juga Namjoon dan Taehyung.

"Sstttt Haura,berhentilah berteriak seperti itu..kau menganggu mereka" Ucapku setengah tertawa.

"Apa?menganggu?sekarang sudah jam sembilan dan mereka masih tidur..aku membangunkan mereka dan kau bilang menganggu?menyebalkan!" Jawab Haura.

"S...sayang,ayolah..aku biasa bangun jam sepuluh jika hari libur.." Jawab Taehyung seenaknya.

"Apa?jam sepuluh?kenapa tidak jam dua belas sekalian?" Balas Haura kesal.

"Uhh...jika aku lelah..aku bangun bisa sekitar jam dua" Ucap Taehyung sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

Semua terkejut dan menatap Taehyung.

"Wae?ada yang salah?" Tanya Taehyung.

"Aku..aku ingin ke bawah" Ucap Yoongi lalu pergi.

Namjoon menatap Taehyung tidak percaya. Bahkan,selama ini ia tidur paling lama hanya sampai jam sembilan. Tidak lebih.
Namjoon menatapku. Ia menunjukan smirk khas nya. Itulah yang ia lakukan jika ia sedang memberikan kode agar aku mendekat padanya.

"Akhh akhh:v" Teriak Namjoon sambil memegangi perutnya.

"Namjoon-ah?!"
Seperti biasa. Aku selalu terpancing oleh rencananya itu.

"Namjoon-ah kau tidak apa?" Tanyaku pada Namjoon.

Semua orang membeku. Dan sibuk pada urusannya masing masing.

Namjoon membuka sebelah matanya. Ia melirikku. Namun tiba tiba,tangannya menarik tubuhku hingga aku jatuh ke dalam pelukannya. Aku terkejut. Ya tuhan,ingin sekali aku memukul pria ini. Jika ia bukan kekasihku,pasti aku sudah memukulinya.

"N..namjoon lepaskan" Ucapku sambil membalikkan wajahku agar bisa melihat wajahnya.

"Tidak mau,kau harus lakukan sesuatu dulu" Ucapnya.

"A..apa?" Tanyaku lagi.

"Ayolah,masa kau tidak tau." Tantang Namjoon.

"Aku memang tidak tau" Ucapku lagi.

"Cium aku" Ucapnya.

"Wae?!!tidak!aku tidak akan melakukannya" Ucapku lagi.

"Jinjja?baiklah..aku tidak akan melepaskanmu" Ucapnya lagi.

My Sweet husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang