Seorang wanita bernama Aleta Kiran Pratista. Bangun tidur, dia berjalan ke arah dapur sambil menyisir rambutnya. Didapur, dia mendengarkan siaran berita di radio, sambil menikmati segelas kopi harum yang baru siap di seduh.
Selesai bersiap- siap, dia berjalan ke arah stasiun kereta. Kemudian saat kereta datang, dia masuk ke dalamnya. Dan disana dia bertemu dengan Angga Bagaswari seorang pria kenalannya, dan si Pria dengan baik langsung berdiri dan memberikan tempat duduk untuk dirinya.
"Keadaan mu belum membaik. Jaga dirimu dan pakailah lebih banyak baju hangat. Ini air dan obat. Jangan minum kopi dengan perut yang kosong. Lihatlah dirimu. Ada lingkaran hitam di bawah mata mu. Apakah kamu bergadang sampai larut malam lagi?" tanya si Pria dengan penuh perhatian kepadanya. Dan dia hanya tersenyum menanggapi itu, tanpa menjawab.
Sebuah pesan teks masuk ke hape Aleta. Seorang teman nya menanyakan apa Aleta sudah mendengar kabar tentang kematian Kenzo, saat berfoto di Jalan Tea- Horse, Kenzo tertinggal di gunung bersalju dan meninggal karena suhu yang dingin.
Membaca pesan itu Aleta memejam kan matanya dengan erat. Dia tampak sangat sedih.
Dirumah Kenzo. Aleta melihat sekumpulan foto yang diambil oleh Kenzo di berbagai tempat. Lalu Ibu Kenzo datang dan memberitahu kepadanya bahwa ada sesuatu yang ingin di berikan oleh Kenzo secara pribadi kepada Aleta, tapi pada akhirnya Kenzo tidak bisa memberikan itu sendiri.
Saat melihat foto Kenzo, dengan sedih Aleta memeluk foto tersebut dengan erat. Lalu Ibu Kenzo mendekatinya, dan dia memberikan sebuah kotak tua kepada Aleta.
"Dia menulis surat- surat ini untuk mu dalam waktu 10 tahun ini," kata Ibu Kenzo sambil menangis, lalu dia pergi meninggalkan Aleta.
Aleta berjalan di tengah jalan dengan pandangan kosong, tanpa memperhatikan mobil yang melewatinya. Dia mengingat isi surat dari Kenzo untuknya.
"Aleta, salju turun di sini. Apakah disana daun maple berubah menjadi merah? Aku bertanya pada diri sendiri beberapa kali. Apakah aku seorang pria pemberani? Aku telah mendaki gunung tertinggi, dan melintasi gua terbesar. Namun ketika aku keluar dari kereta setelah 15 jam perjalanan. Aku hanya memesan semangkuk mie saja, di dekat perusahaanmu. Aku mendengar tentang kekasih mu. Seseorang yang pasti menjaga mu. Itu bagus untukmu."
Aleta sampai di stasiun kereta. Dan ketika kereta datang, dia masuk ke dalamnya, lalu lanjut membaca satu persatu surat untuknya itu. Sambil membaca surat itu, dia terus menangis dengan keras, sehingga setiap orang di kereta memandanginnya dengan heran.
"Apakah kamu ingat saat Matahari terbenam di atap, 19 tahun yang lalu. Kamu mengatakan bahwa kamu akan berkeliling dunia. Sudahkah kamu berangkat? Aku telah menghabiskan 5 musim dingin untuk bepergian, tapi aku tidak pernah bertemu denganmu dimanapun. Dan aku... Aku sangat merindukan mu, Aleta Kiran Pratista."
Didalam kamarnya, Aleta menulis surat balasan untuk Kenzo yang telah tidak ada di dunia ini. Dia menulis surat itu sambil meneteskan air mata.
"Kenzo Pradipa, apa kabar mu disana? Apakah sedang turun salju? Daun maple berubah merah di sini. Sepuluh tahun yang lalu kita saling mengenal. Dan Delapan tahun kita tidak saling bertemu."
Semua surat yang ditulis kan oleh Kenzo telah selesai Aleta baca.
"Dalam ingatanku, kamu adalah laki2 yang hanya mengutak- atik kamera, dan selalu berpakaian keren. Jika aku berani. Akankah ingatanku berubah? Kamu orang yang sangat mempesona, aku tidak memiliki cukup keberanian untuk menegaskan perasaan mu kepadaku. Aku selalu berkata pada diri sendiri, pertemuan denganmu lebih baik daripada tidak pernah bertemu sama sekali. Aku lupa bahwa ada tiga hal di dunia ini yang tidak dapat disembunyikan, yaitu kesakitan, kemiskinan, dan mencintai mu. Sepuluh tahun, ini sudah terlambat, dan kita dipisahkan oleh kematian. Tapi Kenzo. Aku masih sangat mencintaimu. Mencintaimu."
Selesai menulis surat balasan untuk Kenzo, Aleta memasukan surat itu ke dalam kotak tua dan lalu dia menutup kotak tua tersebut. Kemudian sambil menangis, dia memeluk kotak tua tersebut, dan setetes air matanya jatuh mengenai kotak tua itu.
Kotak tua tersebut tiba- tiba tampak seperti mengeluarkan sinar bewarna biru yang tidak terlalu terang dari dalamnya. Tapi Aleta tidak menyadari hal itu, karena matanya tertutup. Kemudian terdengar suara kecil yang mengatakan 'Aleta'.
Mendengar itu, Aleta membuka matanya, kemudian dia membuka kotak tua tersebut. Dan dia merasa sangat heran, karena surat balasan yang ditulisnya dan dimasukan nya ke dalam kotak tersebut menghilang.
Mengira bahwa kotak tersebut berlubang, maka Aleta mencari surat balasannya di atas tumpukan surat dari Kenzo yang berserakan disekitarnya. Namun karena tidak menemukan nya, maka Aleta pun berbaring dan lalu dia tertidur.
Suara jam alarm berbunyi, dan mendengar itu Aleta pun terbangun. Kemudian secara ajaib sebuah surat tiba2 muncul di hadapannya, dan melihat itu Aleta merasa sangat terkejut. Lalu dia membaca surat tersebut, "Jika kamu yakin dan percaya. Mungkin kah akhirnya akan berbeda? Waktu pukul 23:00, 11 November 2017."
Aleta melihat ke arah jam kecil diatas mejanya yang menunjukan pukul 23:00, 11 November 2017. Lalu dia melihat ke kotak tua yang terbuka disebelahnya. Merasa ada sesuatu yang aneh, Aleta mengambil sebuah kertas kosong dan menuliskan pukul 23:03, 11 November 2017. Kemudian dia memasukan surat itu ke dalam kotak tua tersebut dan menutupnya.
"Menghilang lah. Menghilang," gumam Aleta berharap, lalu dia membuka kotak tua tersebut. Dan benar saja, surat yang dimasukannya ke dalam tadi telah menghilang.
Dengan gugup, Aleta memeluk kotak tua tersebut dan melihat ke arah jam diatas mejanya. Lalu tepat di saat jam menunjukan pukul 23:03. Surat yang ditulisnya barusan muncul secara ajaib dihadapannya.
"Aku bisa mengirim ini," gumam Aleta dengan bersemangat.
Aleta memakai kacamata dan sepatunya dengan terburu- buru, lalu dia juga membawa tas nya. Kemudian sambil memeluk kotak tua tersebut dengan erat, dia berlari keluar dari rumahnya ke tempat yang jauh.
"Apakah ini keinginamu untukku? Atau karena aku sangat merindukanmu? Apa ini hanya ilusi? Atau tak masalahkah jika itu hanya fantasiku? Air mata itu benar adanya. Senyum itu juga benar adanya. Mencintaimu juga sebuah kebenaran. Memikirkan tentang mu dengan seluruh pikiranku. Tapi aku yang masih berusia 19 tahun, tidak pernah berani untuk mengatakan yang sebenarnya. Kali ini aku harus memberitahumu dengan lantang."
'Kenzo, bisakah kamu mendengarku? Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Aku akan selalu menyukai mu!!'
'Siapa nama mu?'
'Bella'
'Bakso'
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Novela JuvenilBercerita tentang kisah cinta Aleta Kiran Pratista dan Kenzo Pradipa yang saling menyukai lebih dari 10 tahun, namun Aleta tidak berani mengungkapkan perasaannya. Aleta tambah sedih ketika Kenzo meninggal dan tidak tahu perasaannya. Namun sebuah box...