2

247 5 0
                                    

"Stop panggil gue dengan nama itu" Kata Arsya dengan penuh tekanan disetiap kalimat.

Temannya pun terdiam.

Mungkin temannya takut kepada Arsya karena wajah Arsya begitu datar tetapi tatapan matanya menatap dengan penuh kebencian.

Entahlah sejak kejadian 'itu' dia sangat membenci dirinya.

Sebenarnya dia adalah gadis yang sangat ceria dan ramah. Tapi disuatu hari itu yang sangat membuatnya berubah drastis menjadi pendiam, wajah datar, jawab seadanya, tidak pernah tertawa, ya pokonya dia sangat amat dingin dengan semua orang termasuk keluarga nya.


SKIP~

"Sya lo pulang bareng abang lo?" Tanya Oline kepada Arsya dengan nada bicara yang sangat kecil atau disebut berbisik.

Arsya hanya menggelengkan kepala nya saja.

"Lo knp si Sya ko gamau bgt ketauan sm satu sekolah kalo lo adek nya kak Bagas?"

"Gue gamau nyusahin orang lg cukup bang Varo aja yg gue bikin susah dan akhirnya gue kehilangan orang yg gue sayang"

"Loh nyusahin gimana?jelas" kan kejadian 'itu' bukan kesalahan lo Sya. Lo harus jelasin dong ke bokap lo. Jgn diem aja!" Oline sudah kesal dengan Arsya karena Oline tau cerita kejadian 'itu' .

"Percuma lin gabakal ada yang percaya sm gue. Meskipun gue udah ngejelasin kejadian sebenarnya."
"Udah ya jgn bahas itu lg. Gue duluan" Lanjutnya dan langsung pulang ke rumahnya.

eits ralat dia tidak ke rumah nya dulu karena dia sedang rindu dengan seseorang dan dia ingin menemui nya.














Disinilah tempat yang dia datangi ketika dia sedang dalam keadaan susah atau sedang rindu dengan orang ini.

"Disini tuh sepi, tenang Aca suka tempat ini. Kenapa si perginya ga ngajak Aca"

Kini air mata yang sudah sedari tadi dia tahan keluar dengan deras.

"Kan Aca pengennya sm abang terus. Pengen berduaan sm abang, makan bareng, main bareng, ngusilin mamah bareng, recokin bang bagas bareng, Aca tuh pengen bgt keluarga kita lengkap sampai Aca mati. Tapi, tapi abang malah pergi duluan dan ga ngajak Aca. Abang udah ga sayang lagi ya sm Aca?makanya Abang ga ngajak Aca pergi? Apa abang benci sm Aca? Karena Aca usil dan bawel? Iya?Jawab bang hiks." Arsya nangis sejadi jadinya didepan batu nisan tersebut yang tertulis 'ALVARO MALDINE'

Arsya ingat jelas apa saja yang dilakukan saat dulu.

Kini hidup nya sangat sepi. Tidak ada lagi kebahagiaan yang dia dapati bersama abang nya itu.

Dia memang punya satu abang lagi tetapi abangnya itu seperti ayah nya selalu saja menyalahkan Arsya atas kepergian Alvaro.

Arsya masih menangis ditempat itu hingga dia tidak sadar karena matahari kini sudah mulai terbenam dan langit pun sudah berubah menjadi gelap.





























Sepasang mata kini sedang menyaksikan kesedihan Arsya. Dia diam diam mengawasi Arsya. Sejak kejadian Alvaro pergi kini dia diawasi dari kejauhan. Tidak diluar saja. Tetapi dikawasan rumah nya maupun disekolah.



































-------------------------------------------------

Hayooo?penasaran kan orang itu siapa. Makanya vote and add akun aku.

Selamat menikmati kelanjutan ceritanya

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang