Saat di jalan mereka diam tidak bicara sekali pun.
Gerald yang geram dengan suasana hening saat ini gerald memutuskan berbicara.
"Sya jgn ngurung diri trs ya kan skrg ada gerald yg nemenin Arsya. Kan Arsya punya teman perempuan knp ga main sm dia?"
"Arsya gamau main kalo ga ada bang varo"
"Sya,kamu hrs bisa main tanpa bang varo. Asal kamu bisa jaga diri kamu saat main tanpa bang varo."
"Kata bang varo ga boleh main kalo ga sama abang Arsya hrs sm bang varo terus katanya. Jadi Arsya hrs turuti bang varo"
"Yauda kalo gitu skrg kamu main sm aku aja ya kan aku jg bisa kaya bang varo"
"Jgn nanti Arsya sedih kalo kamu kaya bang varo. Pokonya ga boleh ada yg gantiin bang varo." Tegas bocah kecil itu.
"Yauda yauda skrg main kerumah gerald ya. Kita main PS mau?"
"Main PS?ayuk Arsya mau main tinju tinjuan." Jawabnya antusias.
Gerald senang melihat Arsya senang tapi ada satu hal yang tidak bisa dia ungkapi kepada Arsya.
Dia akan pindah ke Australia dan tinggal disana untuk beberapa tahun.
Ya dia akan pindah dan meninggalkan Arsya yang masih butuh seseorang.
Dan itu akan membuatnya menjadi lebih sedih.Seminggu kemudian-
Arsya menghampiri bundanya yg sedang masak didapur.
"Bun Gerald ko ga pernah samper Arsya lagi ya?"
"Mungkin dia lg sibuk belajar. Kan gerald dikit lg ujian sekolah. Kamu lupa kalo gerald mau SMP?" Tanya bunda diakhiri dengan senyuman.
"Oh iya Arsya lupa hehe" arsya terkekeh.
"Kamu ini gmn si"
"Yauda Arsya mau ke atas lg"
Arsya pun berjalan kearah tangga.
Baru mau menaiki tangga kesatu
"Eit jgn ke kamar lg dong. Kita dikit lagi mkn mlm loh" kata bundanya.
Arsya berfikir sejenak.
"Gausa deh bun Arsya ga mau ayah ngomel lg dan berakhir ga makan masakan bunda" katanya sambil tersenyum miris.
Bundanya pun tak bisa berbuat apa apa.
Bunda nya hanya tersenyum miris kearah Arsya yang sedang melanjuti jalannya ke kamarnya itu.
Ya memang Ayahnya masih membenci Arsya.
Bagas pun sama dengan ayah nya masih membencinya.Dikamar-
Arsya hanya memandangi langit dari balkon kamarnya itu.
Dia masih berfikir apa yang dilakukan oleh kakak laki laki nya itu.
Apakah kakak nya sudah makan?apakah kakak nya sedang bersenang senang?Sungguh miris kali ini kamu sya.
3 tahun kemudian
"Woy brandal ngapain lo sekolah?mending lo nyopet sono!"kata salah satu anak yg sedang kumpul dengan genk nya.
"Hahaha" tawa para genk nya.
Arsya tidak menghiraukan perkataan siswa siswi sekolah ini.
Dia tetap berjalan di koridor menuju kelas nya.
Perkataan itu sudah menjadi santapan disetiap harinya tapi yg namanya Arsya tidak akan pernah mendengar seolah olah dia itu tuli saat mendengar perkataan itu.
"ARSYA!!" kata pak joni selaku guru disekolah arsya.
Arsya yang sedang tertidur kini bangun karena kaget saat mendengar namanya disebut.
"KAMU INI BENER BENER YA! TIDAK MENGHARGAI SAYA SEBAGAI GURU! KAMU ITU NIAT SEKOLAH ATAU TIDAK! KALO KAMU MAU TIDUR MENDING KAMU TIDUR DIRUMAH! SEKARANG KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA!!"
Semua murid menatap ke arah Arsya.
Arsya menjadi tontonan kelas nya, itu pun sudah biasa dirinya begitu."Yaelah gitu aja lebay bgt" arsya pun bangkit dari tmpt duduknya dan keluar dari kelasnya itu.
Ya sekarang Arsya menjadi lebih buruk setelah tidak ada yang menjaga dirinya.
Orang tua nya sibuk pekerjaan masing masing,
Bagas pun tidak akan mau menjaga Arsya atau sekedar menyapa nya saat disekolah. Benar benar bagas acuhkan seakan akan tidak pernah kenal atau mempunyai hubungan darah.
Gerald yang menghilang 3 tahun lalu hingga kini pun belum ada tanda tanda pemuda itu balik dan menjaga Arsya.-------------------------------------------------
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen FictionBiarkan orang lain menjauhkan ku dan silahkan orang lain membenciku. tapi, kembalikan dia karena hanya dia lah sumber kebahagiaan ku.