Ketika orang lain bertanya mengapa Cha Junho yang hangat dan murah senyum bisa jatuh hati kepada Lee Midam yang dingin dan jarang tersenyum, dengan sangat bodohnya Junho akan menjawab bahwa ia tidak tahu. Ia tidak tahu bagaimana detailnya, ia hanya merasa bahwa ja jatuh cinta dan jatuh seutuhnya pada pesona seorang Lee Midam.
Bahkan hingga saat ini, alasan-alasan logis mengapa ia bisa menjatuhkan hatinya pada sosok Midam tetaplah menjadi teka-teki besar baginya. Ia tidak ingat bagaimana detailnya. Ia tidak ingat bagaimana mulanya. Hal terakhir yang ia temui adalah ia jatuh cinta.
Sesederhana itu kepada Lee Midam.
Cinta adalah hal yang tidak pernah bisa kau pikirkan dengan logis bagaimana kronologinya dan kau kalkukasi satuan waktunya, setidaknya begitulah yang dikatakan Song Yuvin ketika di suatu malam Junho bertanya alasan pria tinggi itu bisa setergila-gila itu pada Kim Yohan.
Ada mereka yang sudah bertahun-tahun bersama, namun tidak pernah saling jatuh cinta. Namun ada mereka yang terjebak dalam pertemuan singkat, mereka saling jatuh cinta, dan itulah jawaban yang diberikan Kim Yohan, menyambung jawaban kekasihnya.
Dan Junho memutuskan untuk tidak lagi mencari alasan mengapa ia jatuh cinta pada Lee Midam. Tidak ada gunanya. Karena ia tidak pernah bisa menemukan jawaban pastinya.
Hal yang paling pasti adalah ia selalu tersenyum ketika melihat Midamnya tersenyum.
Maka jika alam semesta yang ditinggalinya memiliki matahari sebagai pusat, Junho memiliki Midam sebagai pusat dari semesta kecilnya.
Sesederhana itu.
And darling I will be loving you 'til we're 70
And baby my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Oh me I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I amJunho selalu menyukai apa yang dilakukan dan apa yang dipakai Midam. Baginya, Midam mengagumkan dengan caranya sendiri. Selalu seperti itu. Bahkan ketika Midam muncul di depannya dengan wajah bangun tidur dan beanie hitamnya, bagi Junho itu adalah sesuatu hal yang sangat menggemaskan. Midamnya selalu menakjubkan di matanya.
Kadang-kadang ketika Midam berada di dekatnya - seperti malam ini saat keduanya duduk di taman tengah malam dengan sewadah besar es krim coklat - Junho masih beberapa kali berpikir tentang apa yang membuatnya sejatuh cinta ini pada Lee Midam? Walaupun pada akhirnya ia sama sekali tidak pernah menemukan jawabannya.
"Junho-yaa, lebih suka mana es krim atau kopi?" Midam berhenti memakan es krimnya dan menoleh menatap Junho, dengan lelehan es krim di kedua sudut bibirnya.
"Hyung yakin usia hyung lebih tua 5 tahun dariku?" Midam hanya mengerjap bingung saat Junho tidak menjawabnya, namun balik bertanya.
"Hyung benar-benar seperti anak kecil. Apapun yang hyung lakukan, semuanya terlihat menggemaskan di mataku."Midam terkekeh dan merona saat Junho mengusap kedua sudut bibirnya bergantian. "Aku senang hari itu aku memutuskan untuk bergabung dengan program ini, sehingga takdir mempertemukanku denganmu."
Junho tersenyum dan meraih tangan mungil Midam, menggenggamnya penuh perasaan. "Sampai sekarang aku tidak mengerti dan sama sekali tidak mengetahui, bagaimana bisa aku jatuh cinta pada hyung," ungkapnya.
Midam mengangguk. "Kurasa aku sama. Ketika aku bertanya pada diriku sendiri tentang alasan mengapa aku bisa jatuh cinta pada anak kecil sepertimu, aku tidak menemukan jawaban yang tepat."
"Aku selalu suka cara hyung tersenyum, walaupun jarang."
Junho mengusap bibir Midam perlahan, menikmati lembutnya bilah bibir pemuda Lee yang selalu tampak manis untuknya, bahkan jika tidak sedang tersenyum sekalipun.
"Aku selalu suka cara hyung memandang sesuatu, khususnya saat memandangku."
Junho menatap tepat ke dalam mata bulat Midam dan tersenyum ketika ia menemukan pantulan dirinya dalam netra indah kekasihnya.
"Aku selalu suka semua yang hyung lakukan. Semuanya tampak sangat alami, tapi sangat memikat."
Junho mengusap kepala Midam perlahan, kemudian usapan itu turun ke pipi lembut Midam.
Dan Midam, ia menikmati tiap sentuhan lembut yang Junho berikan padanya tanpa rasa keberatan sedikitpun.
"Walaupun begitu, aku tidak bisa menemukan alasan pasti mengapa aku bisa jatuh hati pada hyung. Atau mungkin karena..."
So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we areJunho meraih satu tangan Midam yang bebas dan menempatkannya di dadanya, tepat di atas jantungnya yang berdetak. "Karena hyung adalah Lee Midam."
Midam menatap telapak tangannya di dada Junho, kemudian ia menatap tepat ke mata Junho. "Junho-yaa..."
"Aku tidak akan meminta hyung untuk tidak berubah, selama hyung masih mencintaiku dan menginginkanku tetap di sini, aku akan selalu di sini untuk hyung, untuk Lee Midamku."
Midam tersenyum dan memeluk Junho, mengabaikan es krimnya yang jatuh ke tanah. "Aku sudah tahu rumah ke mana aku harus pulang."
Junho mengecup puncak kepala Midam. "Kau tahu, hyung, jika suatu saat nanti kita tidak bersama lagi..."
Midam menggeleng. Ia melepaskan pelukannya dan menghentikan perkataan Junho dengan menempelkan jemarinya di bibir Junho. "Aku tidak mau mendengarnya. Aku hanya ingin menjalani waktuku denganmu, tanpa harus berpikir tentang perpisahan. Selama kau bersamaku, aku akan menghargai tiap menitku."
Junho menggenggam kedua tangan Midam lebih erat dan menatap ke dalam mata Midam. "Kau tahu hyung, sekarang aku tidak membutuhkan alasan mengapa aku bisa mencintaimu karena..."
Ketika Junho menggantung kalimatnya, Midam sudah benar-benar merona seperti biasanya.
"Karena hyung adalah Lee Midam. Aku mencintai Lee Midam tanpa alasan yang pasti, tapi dapat kupastikan bahwa aku mencintai hyung."
Junho mendekat. Seperti malam-malam sebelumnya yang penuh perasaan dan kehangatan, ia mencium Midam di bawah ribuan bintang yang bersukarela menjadi saksi atas adanya Cha Junho dan Lee Midam di alam semesta.
"Walaupun hyung tidak sempurna, hyung sempurna untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Fraction (FINISH)
Fanfictionenig·ma /énigma/ n teka-teki; tidak jelas (tentang ucapan); misterius: pernyataannya menimbulkan -- bagi masyarakat Ketika Cha Junho yang hangat, bertemu Lee Midam yang dingin. Teka-teki terjadi. Teka-teki mengenai pertemuan. Teka-teki mengenai pera...