6. Troye Sivan - for him

898 158 6
                                    

Bagi Junho, akhir pekan adalah hari di mana ia bisa menghabiskan waktu seharian penuh untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya sampai malam datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Junho, akhir pekan adalah hari di mana ia bisa menghabiskan waktu seharian penuh untuk melakukan hal-hal yang diinginkannya sampai malam datang. Ia akan pergi bermain basket, nongkrong dengan teman-teman sekolahnya, atau sekedar pergi melihat-lihat keadaan sekitar yang sama sekali tidak penting baginya.

Tapi akhir pekan ini ia tidak melakukan banyak hal. Siklus hariannya kali ini hanyalah makan dan bersantai seharian. Dan itu tidak lepas dari keinginan kekasih manisnya yang ingin malas-malasan seharian.

Midamnya benar-benar betah bergelung di sofa seharian persis kucing rumahan. Ia hanya akan turun dari sofa untuk mengambil cemilan. Setelahnya? Pemuda manis bermarga Lee itu akan kembali masuk ke dalam dekapan kekasihnya dan kembali menonton televisi.

Dan itu terjadi sampai saat ini.

Sejak jam 8 pagi sampai jam 10 malam.

Midam manisnya benar-benar seperti kucing rumahan.

Bahkan sampai detik ini, Midamnya masih betah berbaring bergelung dalam pelukannya di sofa panjang di ruang duduk, menonton acara-acara televisi yang bahkan dikenalnya pun tidak.

Junho sungguh tidak mengerti.

"Junooo..." Midam yang mulanya tenang dalam dekapan Junho sambil mengunyah sewadah besar keripik kentang akhirnya menoleh menghadap Junho dan melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Junho.

Junho tersenyum saat Midam terus mendusel ke dadanya. "Hyung ingin apa, hm?" tanyanya telaten. Ia terkekeh saat Midam mengangkat wajah dan menatapnya. Tatapannya benar-benar mirip seekor anak kucing.

"Aku lapar. Aku ingin makan..." katanya merengek.

"Kalau begitu, ayo makan malam." Junho meniup-niup poni kekasihnya, membuat Midam memejamkan mata. "Kita belum makan malam."

Midam tampak berpikir-pikir sebentar, kemudian menyahut, "Masakkan untukku, ya?"

Junho terkekeh. "Tentu saja, sayang. Apa yang tidak untuk kekasih manisku?"

Midam merona setelahnya. Setelah cukup lama menjadi sepasang kekasih yang sampai detik ini masih mabuk asmara, Junho benar-benar tidak mengerti mengapa Midamnya selalu merona tiap ia berusaha menggoda lelaki manis itu. Rona di wajahnya benar-benar manis, ditambah dengan perilaku malu-malunya yang tampak seperti anak remaja jatuh cinta.

Sungguh, ketika bersama Midam, Junho merasa sempurna, seolah semua yang perlu ia miliki, telah ia miliki saat Midam di sisinya. Senyum Midam yang tampak manis meski jarang, tatapan Midam yang teduh, suaranya yang manis, tingkah lakunya yang lembut, Junho sungguh merasa diberkati memiliki Midam di sisinya. Bahkan ketia Midam berubah menjadi sangat manja padanya, ia tidak pernah merasa keberatan untuk itu.

Jump starting your car 'cause this city's a bore
Buying e-cigarettes at the convenience store
Making new clichés on our own little tour
Let's ride

"Kau memasak apa?" Midam melongokkan kepalanya dari balik punggung lebar Junho, berusaha mengetahui apa yang kekasihnya tengah siapkan untuk makan malam - menjelang tengah malam - mereka. "Jangan pakai banyak sayur, aku tidak suka."

Junho menggeleng. "Percaya saja padaku. Aku pandai memasak, hyung."

Midam mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Junho. "Wangi sekali..."

"Apanya yang wangi, sweetie?"

Midam mengusakkan ujung hidung bangirnya ke bahu Junho. "Junho wangi sekali, padahal belum mandi sore tadi."

Junho terkekeh mendengarnya. Sebuah pernyataan klise baru saja diungkapkan kekasihnya yang manis. "Aku tidak mandi karena hyung menahanku, jadi aku tidak bisa turun dari sofa."

"Aku ingin dipeluk."

Junho menarik napas panjang, dan mengembuskannya perlahan. Ia mengecilkan api kompor, kemudian berbalik, sehingga kini ia dapat menatap mata kelam Midam yang berbinar penuh kasih. "Setiap hari kita berpelukan," katanya gamblang.

Midam mencebik, berniat melepaskan pelukannya, namun justru Junholah yang menarik pinggangnya dan membuatnya makin merapat. "Bb-b-bukan begitu. Aku hanya... aku pikir..."

"Hyung, kau mencintaiku, kan?"

Midam tampak tertegun. Ia membalas tatapan Junho tidak mengerti. "Kenapa bertanya begitu?"

"Kau mencintaiku, kan?"

You don't have to say I love you to say I love you
Forget all the shooting stars and all the silver moons

Entah apa yang ada di kepala Junho, namun Midam justru terlihat makin salah tingkah. "Kenapa terus bertanya begitu."

Junho mengusap pelipis Midam, menyingkirkan sutra kelam halus yang menutupi pelipis kekasih manisnya. "Aku hanya ingin tahu. Kau mencintaiku, kan, sayang?"

Midam melotot dan mencubit pinggang Junho. "Aku heran kenapa kau masih perlu bertanya. Aku yakin kau tahu jawabannya."

"Aku hanya ingin memastikan." Junho terkekeh. Ia senang menggoda Midam dengan pertanyaan serius karena Midamnya tidak akan berpikir mengenai jawabannya, namun tentang alasan ia bertanya. "Aku bisa melihat itu di matamu, sayang. Kau mencintaiku. Seperti aku mencintaimu."

Midam menunduk, berusaha menghindari tatapan Junho. "Aku hanya tidak bisa mengatakannya. Aku malu..."

Junho menangkup kedua sisi wajah Midam. "Tidak perlu mengatakannya. Aku bisa melihat itu. Kesimpulan sederhananya adalah kau mencintaiku, dan aku mencintaimu."

"Dan kita menjalani kenyataan ini bersama selama masa-masa kita bersama."

Junho mengerling. "Selamanya?"

Midam menempelkan keningnya dengan kening Junho. "Selama yang telah ditakdirkan."

Dan beberapa detik kemudian, dua insan yang mulanya kelaparan ini harus makan malam dengan makanan gosong.

We've been making shades of purple out of red and blue
Sickeningly sweet like honey, don't need money
All I need is you
All I need is you, you

We've been making shades of purple out of red and blueSickeningly sweet like honey, don't need moneyAll I need is youAll I need is you, you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enigma Fraction (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang