2 bulan kemudian,
Gerbang, 06.25 AM
"SHILLAAA!!!" teriak selvi, "Brisik lo tuh!" decak shilla, selvi cengengesan.
"eh, liat mading ayo! kira-kira gue sekelas ngga ya sama lu?" ajak selvi, shilla mengangguk.
dan didepan mading sana sudah ramai banyak siswa/i yang mencari kelas mereka lewat absen kelas.
termasuk shilla dan selvi.
selvi mencari namanya, dan– "ketemu!!!" ujar selvi, "tapi, la–kok gaada nama lu disini. berarti–GAK SEKELAS DONG?" lanjut selvi,
shilla mulai gerak mencari namanya–dan benar! namanya berada dikelas IPA-2, sedangkan selvi di IPA-4.
shilla mengangguk, "gue sendirian. lu semua tetep bareng" jawab shilla,
selvi menghela nafas, "yah, gabisa nyontek lo dong gue!" sesal nya.
Tak!
"lo tuh anak ipa kok malesan sih, motivasi lu masuk ipa tuh apa sih?" tanya shilla sambil memukul jidat selvi,
shilla cengengesan, "biar ada temen aja sih" jawabnya.
"yeu, udah ah. gue ke kelas duluan" saut shilla pergi meninggalkan selvi.
"NANTI GUE SAMA YANG LAIN SUSUL KESANA YA, LA!!!" teriak selvi, shilla hanya mengacungkan jempolnya, menandakan 'oke'.
kini shilla sudah sampai diambang pintu kelas barunya, kaki kanan shilla melangkah maju lebih dulu,
dan terlihat suasana kelas. disana barisan wanita sudah terisi penuh, dan shilla mengambil langkah menuju meja kosong dibarisan ketiga dari depan.
pikir shilla mungkin nanti bakalan ada siswi yang duduk disebelah shilla.
"la? lo masuk kelas ini?" tanya sonya, shilla mengangguk.
"temen-temen lo–?"
"temen-temen gue di IPA-4" jawab shilla. sonya ngangguk-ngangguk aja.
bel masih akan berbunyi 25 menit lagi, dan shilla memutuskan untung mendengarkan musik dan menaruh kepalanya diatas meja.
10 menit,
terdengar suara tarikan kursi disebelah shilla. namun shilla enggan melihatnya.
ia masih berkutat dengan nada yang ia dengar lewat earphone.
kring~ kring~
bel berbunyi. dan shilla bangun dan melepas earphone nya sambil menatap ponselnya dibawah.
ia melihat ada kaki seorang laki-laki, shilla bingung. ini siapa?
shilla mendongak, dan shilla melotot. ia tidak percaya yang ia lihat kali ini.
aish! kok arkan duduk disini elah. gawat
iya, arkan yang ia lihat dan duduk disampingnya.
"arkan?" panggil shilla, arkan menoleh kepada shilla dengan tatapan seolah-olah berkata kenapa?
"k-kok, duduk disini?" tanya shilla gugup, "oh, yang lain penuh. disini doang yang kosong" jawab arkan seadanya.
dan ya, memang penuh.
shilla mengulum bibirnya dan mengangguk kikuk.
"kenapa, la? gasuka ya gue duduk disini? yaudah, kalau gitu gu–"
"engga. udah lo duduk aja, gue gapapa" potong shilla, arkan mengangguk.
haduh, kalau mira tau gimana..
🍒
bel istirahat berbunyi,
"la, mau kantin bareng?" saut sonya mengagetkan shilla, shilla tersadar.
"ah–gausah. gue nunggu temen-temen gue aja" jawab shilla, sonya mengangguk.
"mau bareng, la?" ajak arkan, shilla kaget lagi. dan sontak menggeleng,
"gausah! hehe. duluan aja" tolak shilla, dan arkan hanya mengangguk dan pergi dari hadapan shilla.
"SHILLAAA!!!" teriak mira, shilla menghela nafas.
"lo duduk sam–INI KAN TAS NYA ARKAN, LA?" saut mira kaget, shilla mengangguk.
"sori nih, la. gue gatau arkan duduk disini, jadi–gitu" seru shilla,
"gapapa deh, lo jadi bisa kasih tau gue arkan gimana-gimana, yakan la?" seru mira, shilla melotot dan mengangguk saja.
mati gue, sabar la sabar.
🍒
🍒
bandung, 26 mei 2019
©Sei, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] SESAK RAHARJA
Fanfiction❝Mungkin kata Tere Liye benar, cinta dalam diam hanya berkutat pada spekulasi sendiri.❞ Starting with, Lee Jeno & Park Xiyeon. © Sarasloka, 2019.