kemarin, shilla ada denger isu kalau arkan sama rania jadian. tapi shilla juga gatau itu bener apa engga, soalnya dia denger spontan pas lewat koridor.
shilla kepo, pengen mastiin itu bener apa ngga, tapi gimana? shilla juga bukan siapa-siapa nya arkan, kalau ditanya langsung ketauan banget shilla naksir arkan nantinya.
shilla pusing, bukan soal arkan tapi emang kepala dia pusing. semalem makan telat, tadi ngga sarapan. kebiasaan.
padahal kakaknya udah nyuruh shilla sarapan dulu, tapi ngeyel. akhirnya ga sarapan.
padahal pagi ini kelas nya ada olahraga.
shilla udah ganti baju olahraga, dan hari ini shilla ditemenin sonya, khusus hari ini. soalnya sonya ngeliat shilla pucet aja gitu, jadi sonya beraniin temenin shilla.
"la, sakit? muka lo pucet banget," tanya sonya, shilla senyum tipis aja sebagai jawaban.
"tunggu bentar deh, la" kata sonya, akhirnya shilla nunggu di pinggir lapangan, sonya jalan nemuin guru olahraga, keliatannya sih ngobrol gitu tapi gatau ngobrolin apa.
"lo sakit, ya?" pertanyaan itu lagi, tapi kali ini shilla balesnya pake gelengan kepala.
canggung. keadaan shilla sama arkan sekarang.
"ayo la, ke UKS aja. gue udah ijin ke gurunya tadi," ajak sonya,
"shilla–sakit?" tanya arkan.
"ya lo liat aja sih, mukanya pucet gitu," jawab sonya kesel juga akhirnya gatau kenapa.
"biar gue yang anter shilla" saut arkan,
"gausah, sonya aja" kata shilla menarik tangan sonya agar menjauh,
"la–"
duk!
"SHILLA!!!" teriak sonya, pas shilla pingsan.
"gue aja yang ang–"
"arkan! ayo," tarik rania, "apasih, gue mau bantuin shilla dulu"
"kamu apa-apaan sih! udah ayo," tarik rania agar arkan tidak jadi membopong shilla ke UKS.
"lu apaan sih, ra. gue bukan pacar lo, yang seenaknya lo cegah sana-sini"
"oh, janji tetep janji, kan."
arkan diem aja, nahan emosi sih sebenernya.
🍒
ceklek
sret
"ngapain, lo?"
"nengok shilla? ngapain? masih ada rasa peduli, lo?" tanya mira bertubi-tubi.
arkan yang dibanjiri pertanyaan, bingung. hani sama mira ini kenapa?
"hah–maksudnya?"
"udah lo sana aja, shilla juga gabutuh lo disini" ucap hani dengan menekan kata 'gabutuh'.
arkan meneguk ludah nya susah. gara-gara omongan hani sama mira yang buat arkan jadi gugup sendiri.
"lo tuh sebenernya tau gasih? shilla naksir lo, dan lo? udah buat shilla sakit hati dengan isu lo pacaran sama rania,"
untuk kedua kalinya arkan meneguk ludahnya gugup. sedikit kaget sama apa yang diomongin hani.
"gue gak pacaran sama rania"
"terus? gue percaya gitu?" saut hani, "beneran han, gue sama dia gaada apa-apa. just friend"
"just friend? kayak lo sama shilla gitu?"
arkan menghela nafas kecil, "ngga–"
"kalian–ngapain?"
"LA! AKHIRNYA LO BANGUN JUGA, LO GAPAPA KAN? GAADA YANG CEDERA???" tanya mira bertubi-tubi sambil memeluk shilla khawatir,
"gue gapapa ra–pengep!" saut shilla, akhirnya mira melepaskan pelukannya.
"masih pusing ga, la?" shilla menggeleng, "yuk, gue temenin makan" saut mira menggandeng tangan shilla menuju keluar.
arkan masih mematung disini.
pas shilla, hani sama mira keluar UKS–
tringgg
bel masuk bunyi.
"yah, udah bel. gabisa nemenin lo makan, la. gue ada guru" saut hani, shilla senyum.
"gapapa, kalian belajar aja. gue ke kantin sendi–"
"gue temenin"
mereka bertiga nengok ke sumber suara, arkan.
"kenapa lo lagi, sih?" tanya hani menatap arkan,
hani menghela nafas, "ck, yaudah! lo temenin shilla makan, ga lebih. temenin sampe selesai selebihnya lo gausah deket-deket sama shilla lagi" final hani.
"han," ucap shilla sambil tersenyum. "udah sana lo makan, yang banyak! jangan sampe pingsan lagi, awas!" saut hani layaknya ibu kedua bagi shilla.
"makasih, hani!!!" saut shilla sambil memeluk hani, "gue ngga dipeluk juga, nih?" ucap mira gamau kalah.
akhirnya pelukan bertiga, kayak teletubbies.
arkan senyum ngeliatnya.
"apa lo senyam-senyum?! sana temenin shilla" saut hani menatap tajam arkan, "iya han, bawel banget dah"
"karena gaada waktu lagi buat marah-marah, jadi marahnya segini dulu nanti dilanjut lagi. dah shilla–makan ya lo!" saut hani pergi bersama mira
"sekarang, la?" shilla mengangguk dan pergi dahulu meninggalkan arkan,
"lo mau makan apa? biar gue yang pesenin" shilla menggeleng, "gausah, gue bisa sendiri"
"gapapa, gue aja. mau apa?"
"yaudah, nasi goreng aja satu. sama susu coklat nya satu"
"tumben susu coklat? ngga susu stroberi?" tanya arkan, "ih udah pesenin aja! bawel banget,"
arkan terkekeh dan mengangguk dan pergi memesan makanan.
"nih la, makan"
shilla mengangguk, "makasih"
🍒
bandung, 11 juli 2019
©Sei, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] SESAK RAHARJA
Fanfiction❝Mungkin kata Tere Liye benar, cinta dalam diam hanya berkutat pada spekulasi sendiri.❞ Starting with, Lee Jeno & Park Xiyeon. © Sarasloka, 2019.