KALIAN...

461 43 22
                                    



"Kok semuanya ngira, Shilla sama Kak Iel pacaran?"

Pertanyaan spontan Shilla membuat Gabriel melipat dahinya, manatap Shilla yang sebenarnya benar-benar menatap penuh kekepoan pada Gabriel.

"Pacaran??"

Shilla tidak menyahut sama sekali, dan tetap menunggu penjelasan dari laki-laki di depannya ini. "Semua orang berpikir kita pacaran?"

"Kok bisa?"

Balasan Gabriel membuat Shilla yang tadi menunduk menunggu jawaban, langsung menegakkan tubuh.

'Heh! Jadi kak Gabriel juga nggak tau? Loh ini gue harus nanya siapa coba?' Shilla berucap dalam hati, masih dengan mata yang mengarah pada wajah kakak kelasnya yang juga terlihat bingung.

Beberapa detik kemudian gadis pemilik tubuh semampai itu mengalihkan pandangannya, bergerak menggigit kukunya cemas. Sesekali melirik manis Gabriel yang sepertinya tetap dalam pendirian menatap kecemasannya.

"Kenapa lo berpikir, semua orang ngira kita pacaran?"

"Karena semua orang menatap benci ke gue," gumam Shilla tanpa berpikir, nada bicaranya terdengar kesal.

"Bukannya emang wajar ya, lo jadi sorotan? Karena kasus kemaren sampai berita Internasional, mungkin lo jadi terkenal. Apalagi lo salah satu korban yang menyita perhatian media sosial."

Mata Shilla yang menatap lantai, langsung membulat saat itu juga.

"Jadi menurut gue sih, bukan karena mereka ngira kita pacaran," ucap Gabriel santai, walau laki-laki tinggi itu tau, kini wajah Shilla telah memerah sampai telinga.

Yang bisa Shilla lakukan saat ini hanya menutup mata, dengan kedua tangan mengepal. Dalam hati meruntuki ketiga nama sahabatnya dengan makian, yang ingin terlampiaskan.

Diam-diam ia mulai mengatur nafasnya yang mulai tidak stabil. Tentu saja ia malu! Bahkan ia tak tau lagi bagaimana harus pergi dari situasi ini.

Dan akhirnya cara ter-mainstrem ia pilih sebagai jalan keluar.

"Kak Shilla pergi ke kelas dulu."

Yah! Cara ampuh dan cepat, walau beresiko untuk dipermalukan.

KABUR!

Shilla mengucapkan satu kalimat dan ia berbalik pergi begitu saja, meninggalkan Gabriel yang dalam hati tersenyum geli. Mungkin Ekspresi Shilla kali ini harus ia abadikan di memori otaknya sebagai kenang-kenangan.

***

Sampai di kelas, yang ia lakukan hanyalah diam dengan wajah terendam di lipatan kedua tangannya. Tak peduli dengan celetukan-celetukan yang terdengar menyebalkan di dalam ruang belajar itu.

Dalam batinnya ia benar-benar akan meluapkan emosinya pada para sahabatnya itu. Mereka tidak tau betapa malunya dia di depan Gabriel.

"Ish.... gue kan jadi terkesan ngarep di mata kak Gabriel."

"Aduh gimana dong! Gue garus gimana kalau ketemu kak Gabriel."

Dengan sedikit mengesampingkan rasa kesalnya, gadis itu meraih ponsel dan membuka salah satu grup chat. Lebih tepatnya grup chat yang berisi ia dan ketiga sahabatnya.

Mahluk-Mahluk Astral

Shilla

LO PADA NGERJAIN GUE KAN!!!!

MAKSUD LO BERTIGA APAAN HAH!

MANA ADA RUMOR TENTANG GUE SAMA KAK GABRIEL PACARAN

We and They ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang