Great Day

454 49 53
                                    

.


.


.

"Udah buka grup angkatan belum? Kok rame? Biasanya enggak." Shilla bertanya kepada Agni dan Via, mereka bertiga tak sengaja bertemu di lorong saat bel istirahat pertama berbunyi.

"Karena rame, makanya gue males buka," sahut Via.

Shilla mendengus, menatap jumlah angka chat yang terus bertambah seiring berjalannya waktu, "Ada gosip baru ya? Sumpah! Ini nggak ada jedanya mereka ngetik," ucap Shilla takjub, memandang ponselnya.

"Ya, lo buka aja napa? Gue juga nggak tau apa-apa," balas Agni santai. Matanya mencoba mencari satu sahabatnya lagi, ya! Ify. Gadis itu belum juga muncul, padahal mereka sudah duduk di kantin sekitar 15 menit.

Tiba-tiba Via menggeram kesal, menatap ponselnya yang terus berkedip, "Sumpah! Ini bocah-bocah pada aktif semua ya? Hp gue nge-hang tau! Apa sih yang dibahas! Penting amat emang?!!" Gadis itu sepertinya sedang mencoba me-nonaktifkan notifikasi grup yang ia maksud.

"Gila!! Kayaknya masalah yang lagi dibahas anak-anak bakal trending guys! Udah sampai 9999+ loh ini, kayaknya bakalan sampai seratus ribu." Shilla bergumam dengan gelengan kepala, kembali dengan nada takjub.

"Buka aja kali, kalau penasaran, daripada lo berisik di sini," celetuk Agni, yang dibalas dengan lirikan tajam Shilla.

Gadis cantik itu meletakkan ponselnya yang terus bergetar tanpa henti. "Sayang Ag, kalau gue buka, notif gue bakal berkurang. Lumayan, angkanya bagus kalau dilihat dari luar."

Via dan Agni menatap Shilla heran, tak menyangka kalau sahabatnya benar-benar memprioritaskan angka pada aplikasi itu. "Perlu banget! Hp lo aja Vi."

"Hp gue nge-hang Ag, ini aja mau gue matiin."

Agni menghela nafas, dan meraih ponselnya yang juga penuh notifikasi. Walau memang sejak tadi ia silence. Benar kata Shilla, angka notifikasinya sudah tak bisa terhitung lagi. Setelah membukannya, mata Agni hanya bisa hanyut dalam proses scroll pada room chat tersebut.

Dan matanya berhenti pada satu gelembung chat yang menjadi awal dari keramaian di media sosial ini.


Tdi gue liat kak Rio nembak ank kls 1. Ify-ify itu loh.


Lalu keramaian pun mulai muncul, dan jika dilihat-lihat, hal itu dimulai dari pukul 07.18 AM, hingga sekarang pukul 10.15 AM.

"Gue ngerti sih masalahnya, emang mengejutkan," gumam Agni meletakkan ponsel, dan menatap balik dua sahabatnya yang sejak tadi menunggu. "Kenapa Ag?"

"Most Wanted Boys tinggal dua, makannya heboh."

Shilla dan Via melotot, dan hampir ingin meraih ponsel Agni untuk mencari kebenarannya. Tapi si pemilik ponsel melarang. "Eh! Nggak boleh. Tebak dulu dong siapa yang ilang," ledek Agni dengan senyum menggoda ke arah Shilla.

Via menumpu dagunya pada punggung tangan, "Yang pasti bukan Kak Alvin."

"Ya pastilah, gue juga tau kali." Shilla mendorong pelan kepala Via. Dan gadis berlesung pipi dalam itu hanya meringis dengan senyum manis.

"Hahaha, Shilla ketar-ketir takut kak Gabriel punya pacar guys!" seru Agni dengan kekehan, bahkan gadis itu sampai menepuk meja kantin beberapa kali.

"Ih! Nggak kok. Cepet deh yang bener siapa Ag," kesal Shilla.

"Kak Cakka ya?" tanya Via langsung. Dan mendapat gelengan pasti dari Agni.

We and They ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang