The Bad Day Ify

1.3K 80 63
                                    

Via benar-benar menarik ketiga sahabatnya ke kantin setelah jam class meeting berakhir. Dan apa yang bisa dilakukan Agni, Ify dan Shilla selain menurut? Toh mereka juga sedang kelaparan, lebih cepat kekantin mungkin mereka akan mendapatkan meja dengan mudah.

Dan benar saja, kantin belum seramai biasanya, mungkin mereka bisa memilih meja untuk makan dengan leluasa. "nah sekarang kalian pesen dulu." ujar gadis berlesung pipi itu masih dengan senyum merekahnya.

Yang ada ketiga gadis lainnya menggrenyit aneh! Tak biasanya Via berprilaku seperti hari ini.... Tapi mereka menuruti saja perkataannya, tanpa membantah.

"nah vi, sekarang jelasin kekita, sebenernya ada apa?." tanya Ify tak sabaran. Bukan hanya Ifya, tapi Shilla dan Agni juga begitu.

Via menengok kanan dan kiri dulu sebelum menjawab. Setelah ia rasa aman ia baru membisikan sesuatu di lingkaran yang mereka berempat buat. Bisikan Via barusan, membuat ketiga nya kaget, malahan hampir saja Shilla berteriak histeris, kalau saja tidak segera dibungkam oleh Ify yang ada di kanan nya.

"Serius?."

"iya lah gue serius, emang gue pernah bohongin kalian? Yang ada kalian yang selalu bohongin gue semisalnya ada hal rahasia!."

"elah, kita nggak ngasih tau lo, karena takut mulut lo bocor kali! Kan lo kadang lupa." sunggut Shilla.

"back to topic, jadi kak Alvin beneran nembak lo?." Agni memelan kan suaranya saat menyebut nama Alvin. Dan Via lagi-lagi hanya mengangguk.

"gimana ceritanya?."

Dan mereka berempat mulai hanyut dengan cerita yang terus mengalir di dalam perbincangan mereka. Via menceritakan semuanya detail, dan dapat dilihat, gadis itu sangat bahagia.

"cepet amat lo melepas masa jomblo." gumam Shilla.

"bentar lagi, paling lo teken sama kak Gabriel." celetuk Agni tiba-tiba.

"oh iya, sekarang giliran lo, kenapa lo bisa bareng kak Iel tadi." seru Ify.

Shilla mendelik, ketiga sahabatnya ini sangat penasaran rupanya. "supir gue tadi, nganter mama sama papa gue. Tadinya gue mau naik taksi, tapi nggak ada. Nyari angkot, bajaj, ojek juga nggak ada."

"dan nggak tau kebetulan atau apa, kak Iel lewat gerbang belakang perumahan, terus barengin gue. Sumpah gue takut banget kalo semisalnya dihukum gara-gara telat." jelas Shilla.

Ketiga gadis yang sedari tadi menyimak cerita Shilla, mengerutkan dahi bingung. "lah kak Iel kenapa bisa lewat perumahan lo?." Ify lah yang mewakili kebingungan Agni dan Via.

"ternyata dia satu komplek sama gue, cuman nomornya jauh."

"masa sih? Gue kok nggak pernah liat." ungkap Agni.

"entah, itu juga yang gue bingungin."

"terus kok tadi lo bisa bebas hukuman telat?." Kini Via yang bertanya.

Shilla tersenyum sesaat, kejadiaan beberapa jam lalu sangat menggetarkan hatinya. "tadi kak Iel, ngomong ke salah satu anak osis yang di tugasin buat nahan anak-anak yang telat buat ngebebasin gue...."

"dia ngasih alasan, kalo gue telat gara-gara dia. Astaga gue melayang!." celetuk Shilla sembari meneggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangan nya.

"cieee... Shilla baper nich." goda Ify.

"ahay... apa gue bilang, bentaran jadi ceweknya lo Shil." gumam Agni dengan kekehan nya.

Shilla menekuk wajahnya kesal, karena terus digoda "apaan sih, gue nggak mau cari masalah sama anak-anak satu sekolahan."

We and They ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang