CHAPTER 3

59.7K 4.1K 200
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Lili dan melly bersiap keluar dari kediaman lili tanpa diketahui penjaga kerajaan.

"Tuan putri, kau yakin ingin ke lembah api?" tanya melly ragu dan khawatir.

"Lembah api?"

"Ya, lembah api tempat dimana orang-orang yang mengincar burung phoenix tapi tidak ada yg pernah mendapatkannya. Karena saat melawan phoenix mereka selalu terbakar hangus dan katanya phoenix ini berkekuatan api. Maka dari itu banyak petinggi dan bangsawan disini yang mencoba tapi tidak pernah bisa mendapatkannya. Ku dengar mereka memberi julukan phoenix api iblis" penjelasan panjang lebar melly makin membuat lili penasaran. Menurutnya dia sekarang sedang berada didalam game saja. Yah lili dikehidupan sebelumnya maniak game, pasti dia bisa menyelesaikan ini.

"Wahh wahhhh.. Menantang bangett. Apa burung itu boleh dimakan?" tanya lili yang sangat menantikan phoenix yang akan menjadi peliharannya nanti.

***

"Ini tempatnya, tuan putri"
Melly dan lili berhenti di depan lembah api, yang menurut lili biasa saja. Malahan seperti tempat untuk latihan karena hutannya sangat bersih dan rerumputan juga masih sangat hijau.

"Ya. Aku masuk"

"Hah, tuan putri saya ikut"

Lili dengan senang hati memasuki lembah tersebut yang diikuti melly dibelakangnya. Melly kali ini sangat takut dan khawatir, perasaannya campur aduk membuatnya tak tenang.

BRAAK

kayu berapi terlempar kencang kearah melly dan lili. Melly yang melihat hal itu berusaha melindungi lili dan sayangnya mereka tak dapat mengelak karena kayu besar itu mengenai kepala dan punggung melly secara bersamaan

Lili yang melihat melly berdarah dan tidak berdaya itu ingin menangis. Walaupun dia adalah seorang pembunuh tapi dia adalah gadis yang memiliki hati.
Lili lebih terkejut lagi saat melihat burung besar berapi yang cantik sedang menatap Dirinya.

lili ternganga melihat burung didepannya dan menantikan peperangan besar yang mungkin akan terjadi antara dirinya dan burung ini.

"Mau apa kau manusia?"

"Heh burung bodoh kau itu yang mau apa! Apa maksudmu melempar kayu berapi yang besar seperti itu hah?!" lili berteriak kesal ke arah phoenix itu.

"Puas kau?!.. Melly pingsang gara-gara kau! Punya mata kah?"
Lili mengoceh panjang lebar memarahi burung phoenix itu seperti ibu dan anak yang sedang bertengkar.

Lili lari mendekati burung itu. Phoenix tersebut merasa terancam karena lili yang tiba-tiba mendekatinya, karena disaat manusia datang ke tempat nya mereka hanya ingin memburu dan melukai phoenix itu. Hal itu membuat dirinya kurang percaya terhadap manusia.

Saat ingin mengeluarkan apinya, lili yang sigap itu langsung melompat seraya mengeluarkan tali tambangnya.
Melilit dan mengikat leher burung tersebut lalu berdiri tepat diatas kepalanya.

"Jangan bergerak, bergerak sedikit saja leher mu akan patah"
Ancam lili

"Aku tidak akan melukai mu, aku hanya ingin kau menjadi milikku dan akan ku jaga kau dengan baik. Aku tidak berniat menyakiti hanya saja aku butuh dirimu. Aku kira bakal terjadi peperangan hebat rupanya kau tak seburuk yang mereka ceritakan" sambungnya lalu tersenyum ke arah burung itu dan menatap maniknya dalam-dalam.

"Diam dan tenanglah" lili menaiki burung besar itu dengan lihai dan berdiri tepat dikepala phoenix itu. Burung itu hanya tenang dan diam ditempat, lili dengan cepat menggigit jarinya dan meneteskan darah dikepala burung yang akan menjadi miliknya.

"Hari ini, kau milikku. Aku bersumpah akan menjaga mu dengan baik dan sumpah yang aku ucapkan akan sama dengan sumpah mu untukku. Kau harus menjaga dan membantu ku." cahaya bertandakan nama pemilik di atas kepala burung itu keluar menyinari lili.

"Mulai hari ini, namamu adalah axe." lili mengelus kepalanya dengan lembut dan tersadar akan melly yang pingsan dibawah sana.

"Master"

" apaan master- master? Liat tuh melly sampai pingsan gara-gara siapa?" lili menjitak kepala axe dengan kuat membuat nya meringis kesakitan. Lili melompat kebawah dan menghampiri melly.

Luka melly semakin terbuka membuat lili makin sedih. Jika berjalan kaki ke istana akan memakan waktu yang lama. Sekarang juga sudah pukul 10 pagi, jika dia membawa axe keistana akan heboh besar nantinya.

"Eh.. Kan emang tujuanku tuh buat heboh. Axe antar aku pulang." axe menunduk dan dengan cepat lili menggendong melly lalu melompat keatas kepala axe.

Burung besar cantik berapi itu terbang mengantarkan masternya, walaupun lili belum terbiasa dengan suhu axe yang agak panas.

***

Lili melewati kota kerajaan membuat para penduduk terkejut dan kagum melihat phoenix tertinggi dan terkuat itu terbang melewati mereka.
Hal tersebut juga dengan cepat menyebar ke raja dinasti wu atau ayahnya lili. Membuat mereka semakin terkejut karena burung tersebut mengarah ke istana.

Tepat dihalaman istana, dimana orang-orang istana yang membenci lili terkejut. Lili dibenci di istana karena lemah, kecuali ayahnya dan permaisuri istana yang menyayanginya. Saat mereka tidak ada, lili selalu disiksa oleh saudara- saudaranya membuat lili semakin menyerah untuk hidup. Hingga lilia datang ke kehidupan lili.

"Turun di halaman istana" lili memerintahkan axe. Dan saat mereka turun ke halaman semua orang terkejut. Raja tak percaya akan apa yang ada dihadapannya dan hampir menitikkan air mata, melihat putrinya.

"Axe, kau diam disini dulu. Jika ada yang menyentuhmu tatap dia dengan tatapan membunuh!" ucap lili tajam yang langsung melompat ke bawah.

"Oh bila perlu kau bunuh saja".
Sambung lili lalu pergi membawa melly ke arah tabib

"Tolong rawat dia, jangan memandang rendah melly karena dia adalah temanku" lili berbisik kearah tabib istana dengan mata tajamnya membuat nyali tabib itu menciut. Tabib dan pelayan istana menghantarkan melly ke ruang rawat dan segera diobati.

"Lili.. Benar putriku lili." raja chun wu itu memeluk erat lili dengan tulus membuat lili merasakan nyaman dan kehangatan. Di kehidupan sebelumnya ia tak pernah merasakan pelukan dan kehangatan dari orang tuanya karena saat masih kecil ia dimasukkan kepanti asuhan.

Lili melepaskan pelukannya dan tersenyum kearah ayahnya.

Chaca dan xixi saudara perempuannya yang sering menyiksa lili itu ketakutan saat menatap mata tajam lili dan burung phoenix didepan matanya menatap tajam.

Yak, phoenix yang dibawa oleh lili adalah hewan spirit yang memiliki peringkat bintang 9. Bintang 9 adalah peringkat yang hampir mencapai tingkatan awal hewan dewa, sehingga hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan hewan spirit tingkat 9.

Lili yang melihat saudarinya gemetar itu tersenyum meremehkan dan menatap tajam mereka. Sedangkan saudara laki-lakinya mendekati axe dan tak percaya. Burung besar dihadapannya ini milik adiknya.

Lili yang melihat daniel wu itu memberikan kode kepada axe.
Melihat tatapan mata lili, axe mengeluarkan aura membunuh dan menatap tajam kearah daniel membuat putra mahkota atau lelaki terkuat di dinasti wu itu hampir pingsan.

"Wah wahh, kak kau takut? Halah ini yang namanya lelaki terkuat? Weleh kelaminnya perlu dipertanyakan." lili tertawa mengejek kearah daniel dengan tatapan tak suka. Daniel hanya meneguk ludahnya karena takut dengan lili, adiknya sendiri yang sering dia siksa dan memaki lili saat melihat lili didepan matanya.sekarang malah lili yang mempermalukannya didepan umum.

Vote and coment yak.. Biar semangat akuutuuu.

Lop yu muah muah:)
Awowkwok

GIRL AGAINT'S THE WORLD [PINDAH KE NOVELTOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang